Jika Anda ditanya, tulisan apa yang Anda sukai?. Lalu Anda menjawab salah satu jenis artikel yang memang Anda gandrungi. Itu sah-sah saja. Itu masihlah wajar di mataku. Akan sangat beda jika ada orang berkata begini: “Saya itu paling tidak suka tulisan berbau luar negeri”. Perkataan ini, tak bijak menurutku. Sebab ia tunjukkan ketidaksukaan pada tulisan orang lain sekaligus penulisnya sendiri.
Jika tak suka, cukuplah dalam hati, sebab itu mengandung kekerasan non-verbal dan verbal kepada seorang penulis. Akan lebih baik jika kita ‘urus’ tulisan kita masing-masing, sesuai passion kita, selera kita, taste kita, kegemaran kita dan kepuasan kita.
Adakah penulis lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain? Saya terkesima saat orang yang kurang respek dengan orang lain namun tetap menaruh hormat. Dan siapalah di antara kita yang tiada pernah khilaf dalam goreskan buah pikiran dan perasaan kita? Menulis itu pendewasaan, proses menuju kematangan diri.
Menulis memanglah perlombaan, perlombaan untuk memoles diri -etika, estetika, wisdom, skill, dll- dalam setiap tempo tulisan. Menulis adalah keterwakilan psikis, kognitif. Artikel yang sesungguhnya berharap akan kebaikan, malah mengundang keburukan dan tak baik untuk penulis. Tak mudah menjadi penulis cerdas. Di KK ini, pun semua masihlah dalam proses permbelajaran, ada ‘kuliah’ di sini, ada wadah saling memberi, saling menerima.
Malah, saya pernah susuri tulisan-tulisan dari penulis populer di negeri ini, toh ada-ada saja titik lemahnya dalam menulis. Saat itu, saya berkesimpulan bahwa menulis pun memiliki masa paceklik, masa-masa susah, dan suram. Saya haqqul yaqien bahwa itu manusiawi. Kesempurnaan penulis karena ketidaksempurnaannya.
Salam K2
Bravo my brother….tulisan yang bermakna dan patut di renungkan…. Dulu saya menulis,karena memang harus menulis, karena materi yang saya seminarkan belum dikenal di Indonesia. Sekarang saya menulis untuk meneegah amnesia… Salam hangat my brother….semoga sukses meraih cita cita hidupnya.salam hangat untuk keluarga saya di Makasar
Bang Tjipta.
Saya jadi terkesima pula
dengan responses Abang.
(kita gunakan kata responses di sini,
bukan komentar..haha).
Oh sangat strategis Abang untuk publikasikan materi
seminar itu.
Saya apresiatif..
Salamku buat Ibu dan seluruh keluarga di Aussie
Bung Armand ini memang gak pernah kehabisan ide untuk menulis, meski singkat namun punya kandungan makna.
Salut bung
Admin
Karena Seertinya Saya Terlahir Untuk Menulis
wkwkwkwkwkwk
membaca juga soal selera, bro. Saya suka baca tulisan parodi di kompas minggu yang sepertinya meniru niru gaya saya hahaha . . . Tapi setelah saya cermati ternyata tata bahasanna kacau juga hehehe. Jadi dalam hal ini ada soal nama juga bro
Mereka sama dengan kita jugalah Bro
Kita pun sama dengan mereka
Nasiblah yang berbeda 😀
mau kasih respons apa ya ……. nice posting 🙂
warga baru salam kenal ya 😀