Tadi baru saja saya melakukan senam yoga bersama Master Merry. Pelatih yoga ini rajin sekali mengikuti kursus yoga. Jadi sekalipun telah menjadi guru yoga, mereka tidak berhenti belajar. Para guru yoga selalu rajin menambah ilmu dengan mengikuti workshop, retreat yoga, healing and massage method dan sebagainya. Saya kagum akan filosofi yogis (pengikut yoga) karena itulah yang seharusnya terjadi di tanah air. Para guru, akademisi, tenaga pendidik dan semua yang bergerak di bidang edukasi seharusnya jangan pernah berhenti belajar. Pernah saya baca ucapan seorang akademisi yang pongah, “Saya sudah lama berkecimpung dibidang ini, sehingga apa yang saya kemukakan seharusnya sudah tepat dan menjadi dalil yang tak dapat diperdebatkan.” Sekalipun iya, … bisakah menahan diri agar tidak arogan? Hati – hati,.. hidup ini tidak statis, kita harus selalu siap dengan perubahan!
Karena baru saja mengikuti kursus, Master Merry mengajarkan kepada kami beberapa gerakan baru dengan filosofi aliran yang berbeda. Yoga memiliki cukup banyak aliran atau gaya yoga masing – masing tergantung bagaimana guru atau pimpinan yoga melatih para siswa. Biasanya kami melakukan yoga dengan gerakan hatha yoga. Hatha yoga ini adalah gerakan olah fisik dengan pengaturan nafas dan penyesuaian kekuatan tubuh masing – masing orang. Jadi jika jogging semua orang harus berlari dengan gaya yang sama. Lari yuuuk,… Kadang ada yang krenggossan, ketinggalan di belakang. Ada pula yang ngacir duluan. Pada gerakan yoga, mereka yang tidak mampu karena kelelahan boleh melakukan penyesuaian dengan melakukan pose istirahat. Karena yoga gerakannya diam di tempat/ bergerak hanya diatas matras. Berbeda dengan aerobik atau jogging atau kickboxing yang banyak melakukan gerakan mobile, lari/jalan/berputar dst. Yoga dapat dilakukan oleh anak – anak, remaja, ibu hamil bahkan manula. Bapak-bapak? Bisaaa banget…
Gerakan baru yang diperkenalkan oleh Master Merry adalah Anusara. Menurutnya Anusara lebih kepada kesadaran diri. Semacam kebangkitan spiritual, pikiran yang menyadari dari dalam tubuh. Dalam yoga diajarkan bahwa tubuh itu ‘sangat pintar’. Tubuh banyak memberitahukan kepada sang manusia tentang hal yang dirasakannya. Misalnya perut mules ternyata salah makan. Atau kepala pusing ternyata kurang tidur. Kemudian tubuh gemuk mudah lelah, ternyata tiap hari makan karbohidrat plus ngemil gorengan. Ya, si tubuh ini pintar sekali. Sering memberitahukan, bahwa ia kelelahan atau diperlakukan dengan tidak adil oleh si manusia. Ini yang menyebabkan timbulnya penyakit karena jeritan – jeritan tubuh diabaikan oleh si manusia. Beberapa waktu lalu saya membaca kisah tentang gadis muda yang tewas karena memforsir diri untuk bekerja sekian jam dengan minuman penambah tenaga. Sebenarnya si tubuh pasti sudah mengeluh lelah dan ingin tidur, tetapi si manusia kadang dihasut oleh ambisinya, “Ayoo kita kerja lagi jangan malas,… Jangan mudah menyerah…” Harus dibedakan “malas” dan suara tubuh yang butuh istirahat. Kalau saya sih, sangat memanjakan tubuh, hingga rasanya memang sudah terkategori pemalas! Ha-ha,…
Karena gerakan baru, agak sulit menyesuaikan bingung dan pegal. Maka Master Merry mengingatkan lagi. Inilah Anusara, kita harus mendengar tubuh dan menyesuaikan. Jadi misalkan pose berdiri, kadang orang berdiri dengan ‘ngelendot’. Jika Anda tahu, maksud saya adalah berdiri tidak tegak tetapi tubuhnya sebagaian ‘jatuh’ dan malas. Hal seperti ini merusak postur badan. Yang seharusnya tegap, jadi bahunya turun atau pinggulnya mencong keluar. Kadang duduk dengan bahu ‘nglokro.’ Kalau orang Jawa bilang demikian. Jadi kedua bahu turun dan letoy kebawah. That’s not good! Perbaiki pose tubuh Anda! Pertama dilihat orang, postur tubuh Anda bagus dan tidak kelihatan letoy. Yang kedua Anda menjaga tulang – tulang dan otot – otot Anda sendiri dalam koridor yang tepat sehingga tidak over abuse. Dimanfaatkan dengan tidak seimbang. Teralu banyak duduk nyender ke kiri. Terlalu banyak menyandang tas di bahu kanan (ini gueee bangeeet..). Jadi serba kaku pada satu sisi. Orang yang bisa main musik dan menulis dengan dua tangan (kanan – kiri) itu diyakini mampu memainkan keseimbangan dengan baik alias balance! Coba yuuk,..
Nah, ternyata dalam kehidupan ini ada filosofi tentang anusara. Yaitu mendengar kesadaran tubuh, mendengar petunjuk kehidupan. Semalam baru saja seorang teman bertanya tentang kemungkinannya pindah kerja. Belum apa – apa baru saja interview, ia merasa bahwa kantor baru yang ditaksirnya itu memperlakukannya dengan tidak menyenangkan. Saya balikkan padanya untuk mendengar suara hati. Apakah kamu sungguh ingin pindah? Atau kamu ingin tetap tinggal di kantor lama? Atau kamu ingin melakukan hal lain? Itu harus mendengar suara hati. Dan setiap perubahan, … setiaaaappppp perubahan pasti akan melahirnya zona tidak nyaman! Pikiran dan hati harus dilatih agar bersabar dan menikmati zona tidak nyaman. Lama – kelamaan akan terbentuk pribadi yang kuat, kokoh dan tangguh. Masalahnya yakinkah bahwa itu yang Anda pilih? Yakinkah bahwa Anda bersedia diperlakukan seperti itu? Menyamankan zona nyaman perlu, jika itu selaras dengan niatan hati Anda. Misalkan ingin berlatih Yoga namun harus samadi ke India di puncak gunung, misalnya demikian. Mau dan bersedia karena memang suka dan mendalami yoga. Tetapi janganlah seseorang yang biasa bermain catur dan menjadi Master juara catur, dipaksa semadi latihan yoga di puncak gunung. Kalau orangnya nggak tahan, bisa jadi stresss… Nyamankan zona tak nyaman yang sesuai dengan suara hati Anda. Jadi, jangan tiap hari digebugin orang terus diam saja! Itu mah namanya mati rasa,…
foto: www.yogapod.com, www.zazzle.com
Kalau lagi malas nulis pengen santai2 tapi kemudian dipaksakan nulis eh kok nyaman juga ya…apa itu namanya menyamankan zona tak nyaman ci Jo? hehhe…memang dalam hidup ada kalanya kita memang perlu membiasakan diri untuk menyamankan zona yang tak nyaman itu, kalau ci Jo Yoga, saya harus menyamankan diri dengan meditasi hehehe…setiap menjelang tidur..
baguuuss tuh Ko-Kat… harus rajin meditasi … biar jernih hati dan fikiiraan..woke..