Mesti Menciptakan Secara Terbaring
Puisi : Edy Priyatna
Bekerja penuh anugerah itu
gelegarkan dada
gentarkan raga
ranggaskan jiwa
setelah menjelma
ketika langkah sehari-hari
Kepada amal ibadah
menjalani relung hati
peluang ruang diri
susah hati gulana
sangsi lemas
menekuni dekat diri sejati
Gelisah itupun menggigit
ketika dalam rendahnya
benar-benar membara gejolak jiwa
batin nan nyata
pijarkan api cinta
membekam rasa dengarnya
Ungkap mata lihatnya
gemilang pikir akalnya
menyelang rindu hatinya
seandainya saja engkau tahu
sungguh pikiran tak akan diam
bukan ingin tak pernah dingin
Membunyikan cengkram dalam benak
berdasarkan rangkaian
bundar tekad menjadi tegak
di hadapan nazar lepas bertindak
berjalan dalam kehendak
mesti menciptakan secara terbaring
(Pondok Petir, 13 September 2013)
Manstaf 🙂