
Yang namanya mitos, pasti akan selalu menjadi warna tersendiri bagi seseorang atau masyarakat ketika tengah menghadapi atau melakukan sesuatu.
Mitos atau yang sering di sebut takhayul dalam ilmu filsafat di sebut juga sebagai logical fallacies, yang artinya kesalahan dalam memandang sesuatu hal alias pola pikir yang salah. Atau boleh bisa di katakan mitos merupakan pola pikir yang salah kaprah, karena kerap menghubung-hubungan sesuatu kejadian dengan hal lainnya, padahal bisa jadi itu hanyalah sebuah masalah kebiasaan atau kebetulan saja.
Tetapi yang namanya mitos juga ternyata bisa di temukan pada permainan sepak bola yang jelas-jelas bahwa kemenangan atau kekalahan team itu tergantung dari upaya dan usaha setiap team. Namun anehnya beberapa pemain bola kerap melakukan beberapa kebiasaan yang katanya bisa membantu team mereka untuk menang. Padahal menurut saya pribadi, kalau ada team bola yang kalah bertanding ya baiknya intropeksi diri dan berbenah mengapa bisa mengalami kekalahan bukan malah mempercayai hal-hal yang berbau takhayul atau mitos tersebut.
Nah, berikut adalah beberapa mitos yang saya temukan ketika menjadi salah satu official salah satu club ISL musim lalu.
1. Mengoyang-goyangkan jaring gawang.
Saya rasa para penggemar bola tentu sudah tidak asing dengan sikap seperti ini, entah di persepakbolaan tanah air atau manca negara. Setiap hendak bertanding biasanya kipper atau pemain agak mengoyang-goyangkan jaring gawangnya.
Usut punya usut katanya hal tersebut dilakukan untuk membuat jimat atau sejenisnya yang di tempel agar jatuh sehingga pada saat pertandingan gawang tidak kebobolan.
Bahkan ada yang lebih sekedar dari menggoyangkan jaring gawang, salah seorang kiper salah satu club ISL, malah kerap mencium tiang gawangnya.
Nah, masalahnya kalau yang ditenggarai punya jimat itu wasit atau komentator pertandingan, masa iya wasit atau komentatornya yang di goyang-goyang terus di ciumin?
2 Menyentuh lapangan dan rumput saat hendak masuk lapangan.
Nah kalau hal ini yang sering melakukannya adalah Yus Arfandi, yang saat ini menjadi punggawa Persisam. Biasanya saat hendak masuk kelapangan bola, dirinya akan memegang rumput atau tanah lapangan kemudian menyapukannya keseluruh badan. Mungkin..ini mungkin menurut saya..hal tersebut dilakukan agar yang bersangkutan mendapat dukungan dari penunggu lapangan atau jin lapangannya, agar bisa mengejar bola atau mengumpan bola dengan baik ke gawang lawan.
3 Wanita dilarang satu bis dengan team
Ini kejadian yang pernah membuat saya illfeel, karena ketika team menelan kekalahan dalam satu pertandingan. Tiba-tiba sang kiper nyletuk begini “Nanti lagi kamu ga usah ikut di bis menuju stadion, itu bikin sial”.
Terus saya tanya kenapa seorang wanita di larang ikut bis team saat hendak bertanding, katanya hal tersebut adalah pantangan saat hendak bertanding.
Ehmm..padahal menurut saya, apa hubungannya seorang wanita dan bis yang di pergunakan team menuju lapangan hijau.
Atau jangan-jangan semua bis yang dipergunakan team bola penunggunya adalah hantu atau jin wanita, sehingga saat ada seorang wanita dalam bis team maka hal tersebut membuat mereka cemburu dan akhirnya team menelan kekalahan.
4 Menaburi garam atau mengencingi gawang
Nah ini lebih aneh lagi. Ketika sebuah team bermain tandang pada satu daerah yang terkenal dengan budayanya yang kental, maka akan muncul berbagai macam spekulasi yang tidak masuk akal.
Tapi boleh percaya atau tidak, hal seperti ini pernah menjadi sebuah sorotan pada kejadian Liga Indonesia tahun 2011, dimana sempat terjadi kerusuhan antara supporter dan tim tamu hanya karena ada salah seorang supporter yang nekat turun ke lapangan untuk mengencingi gawang.
Selain kencing mengencingi gawang, menabur garam di sekitar gawang juga katanya ampuh untuk merontokan jimat atau mantra yang di pasang di gawang tersebut.
5 Jika bola menyentuh tiang gawang maka akan pasti kalah
“Yahh, kena gawang..bertanda ga baik dech” itulah yang sering saya dengar ketika bola membentur tiang gawang.
Ketika saya bertanya “emang ada hubungannya bentur tiang dengan kekalahan” lagi-lagi yang saya dapatkan adalah jawaban “ini sudah mitosnya, kalau bola nyentuh tiang pasti pesimis menang”
Padahal membentur tiang atau tidak, jika sebuah team bola bermain dengan rapi dan cepat bisa pasti mereka akan meraih kemenangan. Kalaupun harus kalah ya bukan saja karena bolanya membentur tiang.
Itulah beberapa hal yang ingin saya bagikan ketika mengikuti salah satu club ISL bertanding musim lalu.
Menurut saya pribadi, sebuah kemenangan bukan hanya berbicara tentang hasil akhir yang diperoleh walau sebenarnya itulah yang dijadikan tolak ukur, namun lebih pada bagaimana sebuah team mampu mengelola bola dengan semangat tinggi dan tentunya dengan kecerdasan emosi.
pemaparan yang menarik, mbak Novie..
eh tapi dulu, waktu saya masih suka sepak bola, aku juga sering melakukan seseuatu setiap kali main… dan memang, itu memicu tanggapan aneh dari lawan. padahal saya sendiri ga kepikiran dengan apa yang saya lakukan itu apakah ada hubungannya dengan hasil atau tidak.. saya biasa mencium ujung garis di bagian depan di 12 pas.. 🙂
salam
Selamat Pagi NK..
Hahahaha aneh-aneh aja ya gaya setiap pemain bola, tidak habis pikir saya jadinya
Mikir hutang saja bingung apalagi harus mikirin mitos-mitos seperti ini
*ehh ups
🙂
Salam
Selamat Datang di KK mbak

Artikel perdana yang menarik
terima kasih admin..
hehehe..
Kalau sudah berkecimpung dalam dunia sepak bola motos mitos itu malah terasa tidak aneh lagi Mbak Novie, karena sudah tersimpan di alam bawah sadar, apalagi hal ini ad hubungannya dengan magic yang sudah biasa dalam dunia sepak bola hehehe
Waduh, saya baru melihat kunjungan Pak Kate,
Segala sesuatu yang kerap dilakukan berulang-ulang maka hal tersebut akan menjadi biasa saja rasanya 🙂
Jadi ingat Tibo yg tiap kali mau sepak pojok, pasti dia masuk ke gawang lawan, dan menggoyang2kan jaringnya.
Kadang2 berhasil tuh… jadi gol..