Soal curiga-mencurigai memang begitu mudah tumbuh dalam pikiran kita. Seperti seakan terpelihara dalam persepsi, sehingga kita menyamaratakan semua kejadian.
Ada pejabat melakukan hal yang baik, spontan mencurigai sebagai pencitraan. Tidak dipungkiri memang ada yang melakukannya untuk pencitraan. Tapi tentu tidak adil bila menyamaratakan semuanya demikian.
Hari ini Pak Security di pabrik mencari-cari seorang pekerja bagian luar area produksi yag tugasnya bersih, potong rumput, dll. Tapi batang hidungnya tak ketemu juga sampai Pak Security ngos-ngosan.
Lalu langsung jadi pembicaraan dengan rekan yang lain. Ceritanya pekerja ini dicurigai menyembunyikan diri untuk bermalas-malasan. Masalahnya memang pernah ditemukan saat jam kerja malah tidur-tiduran.Kloplah.
Jadilah pekerja ini jadi bahan kecurigaan atau ‘tersangka’, apalagi pak security sudah keliling menemukan fakta di lapangan tak kelihatan batang hidung dan jejak kakinya. Baunya pun tidak. Tidak salah lagi. Kebetulan lagi hari ini atasan pekerja ini tidak masuk. Semakin kuatlah kecurigaan ini.
Kemudian salah satunya menanyakan kepada saya tentang keberadaan pekerja ini. Saya jelaskan apa yang saya ketahui, bahwa kemungkinan orangnya sedang memperbaiki saluran air atau WC di dalam pabrik. Karena beberapa saat lalu saya melihat ia membawa peralatannya ke sana. Itu kemungkinan dan dugaan saya.
Alangkah baiknya memang kita tidak memenuhi otak dengan beban kecurigaan yang tidak perlu sebelum mengetahui yang sebenarnya.
Kecurigaan ibarat kotoran-kotoran yang akan mengurangi kebersihan otak dan hati kita. Baju yang kita pakai saja kalau kena kotoran kita merasa jijik. Mengapa bila otak dan hati kita terkena kotoran tidak merasa jijik?
Ups, tolong juga baca tulisan ini dengan pikiran jernih ya, jangan dicurigai ada maksud terselubung untuk kampanye caleg misalnya. Soalnya kan sedang musim para caleg lagi kampanye. Lagipula tidak nyambung tulisannya, bukan?
setuju! jangan mudah berpikir yg negatif dulu kepada orang lain, belum tentu yg dituduhkan benar, malah akan menyebar fitnah nantinya
Nah, ini kayak Vivi, masih muda udah pintar menyikapi hehehe..bagus deh
:salaman
Manstaf 🙂
Manstaf 🙂
Manstaf banget Kang Edy, :salaman
marah ni yeeeeeeeeeee 😀
Nah, ini contoh kecurgigaan bro hihihi