Nelwan Suami Yang Terlupakan

Seperti biasa, cerita kehidupan yang saya dengar selalu bergulir dari satu mulut ke mulut yang lain. Kisah tetap saya tuliskan dengan harapan akan selalu ada moral cerita atau manfaat yang bisa dipetik. Alkisah, Minerva dan Nelwan adalah sepasang kekasih yang akhirnya menikah. Berumah-tangga dan dikaruniai beberapa anak. Cinta yang tadinya indah lama – lama menjadi kusam. Minerva yang tadinya macan – manis dan cantik menjadi toge – tua, ompong dan gemuk. Dulu tampang Minerva bak cover girl; kini bagaikan figuran emak – emak di sinetron kampung betawi. Rumah – tangga berjalan terseok dan mulai diwarnai cek-cok yang terus menerus. Lama – lama tentu saja perpisahan terasa sebagai mata air yang didambakan.

Minerva merasa sudah luar biasa membanting tulang untuk membantu jalannya biduk rumah tangga. Nelwan pas-pasan saja kontribusinya menjadi suami siaga dengan sepeda motor dan rumah kontrakan ala kadarnya. Minerva bekerja memberdayakan tangan jadi kaki dan kaki menjadi tangan. Nelwan bekerja semampunya dan menghabiskan waktu dengan merokok serta ngopi sepanjang masa. Tentu saja menu olah raga sudah terlupakan oleh sepasang remaja yang kini kian menua. Cari duit! Mana inget sok – sok-an olah tubuh segala? Serangan stroke mulai datang mengunjungi Nelwan.

Baca juga :  Prosedur Umum Jika Ingin Menikah Dengan Bule

Pada serangan pertama ia sanggup bertahan. Pada serangan kedua, Nelwan telah berpisah dari Minerva. Masing – masing tinggal dirumah yang berbeda. Minerva dengan anak – anak dan Nelwan sendiri saja dengan motor butut dan kontrakan sederhana. Ketika lama tak berkabar. Orang – orang mulai curiga. Lalu satpam di lingkungan Nelwan menemukan motor yang terus terparkir dan lampu yang menyala terang dirumah Nelwan. Ketika didobrak, Nelwan ditemukan terkena serangan stroke kedua. Satpam yang menemukannya tak berani berbuat apa – apa. Kata lain dari orang yang tak mau repot dengan biaya jika langsung menghubungi ambulance. Maka satpam memanggil Polisi. Ketika tiba dan memeriksa Nelwan, lagi – lagi polisi tak berani berbuat apa – apa. Akhirnya diberitakan pada kerabatnya yang memohon agar dipanggilkan dokter.

Till-Death-Do-Us-PartKetika dokter tiba, Nelwan sudah dalam keadaan yang tak terkendali. Kesadarannya terus menurun dan koma hingga beberapa minggu dirumah sakit. Ketika akhirnya Nelwan tersadar, Minerva yang kala itu kembali datang menemani dan mengunjunginya, justru sadar bahwa tak ada sesuatu apapun yang dapat dilakukan. Perawatan Nelwan membengkak makan biaya dan akhirnya diputuskan bahwa Nelwan harus segera pulang ke rumah orang-tuanya yang kini masuk usia jompo. Kepada kedua bekas mertuanya Minerva mengatakan bahwa sekarang Nelwan sudah seperti mayat hidup. Serangan telah menyerang ke batang otak sehingga tak ada sesuatu apapun yang dapat dilakukan. Sebagai suami dan ayah, dulu Nelwan merepotkan, kini sama sekali tak ada gunanya. Maka Minerva memohon agar kedua orang tua jompo itu kembali merawat anak mereka. Sementara Minerva konsentrasi bekerja dan mengurus anak – anak.

Baca juga :  Belajar Dari Semut Dan Secangkir Kopi

Tidak jelas siapa yang benar dan siapa yang salah. Yang pasti Juliet telah menyingkirkan Romeo dari kehidupannya untuk selamanya. Semudah itu cinta masa remaja bersemi, anak – anak lahir dan dibesarkan dengan baik, lalu semudah itu pula dipisahkan oleh kekecewaan atas harapan yang tak terkabul. Minerva mengklaim bahwa ia yang melakukan semua tugas dengan gagah – perkasa. Nelwan hanyalah lelaki pelengkap penderita. Anak – anak yang kini sukses dan makin bersinar pamornya ada dalam dekapan Minerva. Sementara Nelwan menjalani masa kehidupan yang tinggal sejengkal sebagai mayat hidup dengan membebani kedua orang tuanya yang sudah sangat sepuh. Tanpa Nelwan, … apakah Minerva akan pernah menjadi Juliet? Menjadi istri dan ibu dari anak – anak yang luar biasa? Renungkan!

foto: funny-quotes.picphotos.net

Responses (2)

  1. Kalau kata cak Lontong , mikiiiiiiiiiirrr. kalau dibilang habis manis sepah dibuang kurang pas juga ya? Kata2 sehidup semati ketika pacaran sudah terbang dibawa angin hehehe

    1. kalo toleh “kanan – kiri” kasus kayak gini rasanya selalu ada ya…, mirisss…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *