Seorang teman bertanya “sampai kapan loe mau ngejomblo terus, dan kapan nikah..?” kadang saya jawab hanya dengan senyum aja, atau dengan satu kalimat “secepat nya” padahal jomblo itu bukan berarti gak laku kali ya? cuma sebuah pilihan yang sulit untuk mencari seseorang yang benar-benar kreteria kita yang cocok dengan kita, toch memilih pasangan bukan seperti memilih pakaian di pasar, ketika cocok di beli dan jika tidak kita kembalikan, namun pasangan hidup kalo bisa sekali seumur hidup. saya juga pernah di singgung kapan menikah sama ayah, “udah kamu pulang dan menikah saja..”
lalu saya jawab. “Yah jika ayah selalu menyinggung soal menikah terus saya gak akan pulang malahan” dan itu terjadi pada contrak pertama, dan ternyata saya tidak pulang, padahal ketidak pulangan saya bukan saya memenuhi janji ancaman saya melainkan karena kehabisan tiket pesawat, dan waktu itu kebetulan pas habis contrak adalah idul fitri makanya kehabisan tiket, dan sekarang beliau tidak pernah menyinggung hal tersebut.
***
Pacaran, sepertinya telah dinobatkan oleh remaja saat ini sebagai satu-satunya ekspresi cinta kepada lawan jenis. Otomatis ikatan baku syahwat ini sedikit banyak mempengaruhi jalinan persahabatan cewek-cowok. Makin sulit ditemukan hubungan dekat remaja-remaji yang murni pertemanan. Selaluuu aja ada benih-benih cinta di hati yang tersemai tanpa mereka sadari. Nggak heran kalo banyak remaja yang terprovokasi oleh komplotan Project Pop dan Chrisye dalam hits terbaru mereka, ?burkatâ Buruan deh katakan. Makanya Yovie dan Nuno juga nggak tahan untuk bilang,?inginku tidak hanya jadi temanmu ataupun sekadar sahabat. Pengenya jadi apa dong? ” Pacar.?”
Yup, status pacar yang banyak diburu kaum jomblo sebagai simbol kemenangan dan kebanggaan. Begitu pentingnya status ini hingga dijadikan ?mata pelajaran rutin oleh media massa bagi para pemirsanya. Walhasil, para pelajar berseragam putih biru donker pun menjadikan tempat belajarnya sebagai Sekolah Mencari Pacar (SMP). Parah tenan iki!
Sobat, banyak remaja yang ngerasa kalo jadi pacar atau punya pacar bikin hidup terasa lebih indah. Katanya sih, mereka udah nemuin soulmate alias belahan jiwanya. Seseorang yang memanjakan perasaan cintanya; yang menjaga dan melindunginya; yang begitu perhatian dan peduli padanya; yang menyediakan a shoulder to cry on; yang mengulurkan tangannya saat salah satunya down; hingga rela berkorban untuk memenuhi permintaan sang buah hati. Pokoknya romantis abis!
Banyak rugi di balik pacaran
Kalo diperhatiin sekilas, bisa jadi orang mengganggap pacaran itu nggak ada ruginya. Padahal, banyak juga lho ruginya. Makanya jangan cuma sekilas merhatiinnya. Nggak percaya? Simak deh poin-poin berikut:
1. Rugi waktu
Sobat, coba kamu iseng-iseng nanya ke temen yang pacaran, berapa banyak waktu yang dia berikan untuk pacarnya? A. satu jam B. dua jam C. satu hari D. satu minggu (kayak soal ujian aja pake multiple choice). Jawabannya: nggak ada yang cocok! Sebab ketika ikatan cinta di antara mereka diucapkan, masing-masing kudu terima konsekuensi untuk ngasih perhatian lebih buat sang pacar. Itu berarti, harus stand by alias siap setiap saat jika diperlukan doi (sopir taksi kaleee!). Ini yang bikin repot.
Gimana nggak, waktu yang kita punya nggak cuma buat ngurusin sang pacar. Emang sih teorinya nggak seekstrim itu. Biasanya mereka mencoba saling mengerti kalo kekasihnya juga punya kepentingan lain. Tapi kalo masing-masing minta dimengerti, bisa-bisa muncul sikap egois.
2. Rugi pikiran
Sehebat-hebatnya manusia mengelola alokasi pikiran dan perhatian untuk ngurusin hidupnya, belum tentu dia mampu mengendalikan rasa cintanya. Asli. Ketika kita jatuh cinta, nggak gampang kita mikirin urusan laen. Semua pikiran kita selalu mengerucut pada satu objek: Pacar. Mau ngapain aja selalu teringat padanya. Seperti kata Evi Tamala, ?mau makan teringat padamu¦. mau tidur teringat padamu¦lihat cheetah teringat padamu Ups! Sorry, jangan ngerasa di puji ya. Gubrak!
Nggak heran kalo sitaan pikiran yang begitu besar dalam berpacaran bisa bikin prestasi belajar menurun. Itu juga bagi yang berprestasi. Bagi yang nilainya pas-pasan, bisa-bisa kebakaran tuh nilai rapot. Mereka sulit berkonsentrasi. Meski jasadnya ada dalam kelas belum tentu pikirannya nangkep penjelasan dari guru. Yang ada, pikirannya tengah melanglang buana ke negeri khayalan bersama sang permaisuri pujaan hati. Dan nggak akan sadar sebelum spidol atau penghapus whiteboard mendarat dengan sukses di jidatnya.
3. Terbiasa nggak jujur
Lucu. Kalo kita ngeliat perilaku standar remaja yang lagi kasmaran. Di rumah dia uring-uringan karena sakit perut (tapi bukan diare lho), tapi akibat makan cabe tapi lupa makan goreng bakwannya karena saking asyiknya nonton Dora the Explorer. Sang ibu pun terpaksa telpon ke sekolah untuk minta izin. Menjelang siang, tiba-tiba pacar telpon. Nanyain kabar karena khawatir. Terus dia bilang, ?sayang ya kamu nggak sekolah. Padahal nanti siang aku minta di antar ke toko buku terus hadirin undangan temenku yang ulang tahun di KFC
Tak lama berselang, keajaiban terjadi. Tiba-tiba sakitnya sembuh dan siap nganterin doi. Padahal sebelum ditelpon pacarnya, sang ibu minta tolong dibeliin minyak tanah di warung sebelah rumah, jawabnya: ?nggak kuat jalan Bu. Kan lagi sakit.
Ini baru contoh kecil. Seringkali orang yang pacaran secara otomatis berbohong, agar terlihat baik bin perfect di mata pacar.
4. Tekor materi
Sob, dalam berpacaran, keberadaan materi sangat menentukan mati hidupnya itu hubungan. Meski ngakunya nggak begitu mentingin materi, tetep aja kalo nraktir bakso di kantin sekolah atau nonton hemat di twenty one kudu pake duit.
Yang bikin runyam, kebanyakan dari remaja yang berpacaran perekonomiannya sangat tergantung dengan jatah yang dikasih ortu. Pas lagi ada duit, jatah uang saku sebulan ludes dalam hitungan jam di malam minggu pertama setiap bulan. Kalo lagi nggak punya duit sementara pacar ngajak jalan, bisa nekat mereka. Nilep uang SPP atau terlibat aksi kriminal. Repot kan?
Nah sobat, ternyata pacaran tak selamanya indah. Ada juga ruginya. Banyak malah. Rasanya nggak sebanding dong kalo kita harus kehilangan waktu luang, prestasi belajar, teman sebaya atau kedekatan dengan keluarga, karena waktu, pikiran, tenaga, dan materi yang kita punya, banyak dialokasikan untuk sang pacar. Belum lagi dosa yang kita tabung selama berpacaran. Padahal pacar sendiri belum tentu bisa mengembalikan semua yang kita korbankan ketika kita kena PHK alias Putus Hubungan Kekasih. Apalagi ngasih jaminan kita selamat di akhirat. Nggak ada banget tuh. Rugi kan? Pasti, gitu lho!
Apa lagi yang kerja di luar negri..? wah rugi banget pokok nya, dan selain waktu pikiran keuangan pun amblas, apalagi yang pacaran nya via dumay, tau sendirikan kalo pacaran jarak jauh, bikin jeboooooool pulsa bo, hihihi jadi jangan malu hidup jadi jomblo karena segala sesuatu itu ada masa nya termasuk JODOH.
***
Dan pada Akhir nya Tuhan telah menuliskan saya ketika saya pulang untuk menikah tanpa pacaran, bahkan calon suami saya waktu itu hanya selintas saya lihat, dan setelah pertemuan kami yang pertama dalam jangka waktu sebulan kami pun menikah secara hukum negara dan agama. Jadi buat teman-teman yang masih sendiri jangan takut kalau kamu tidak punya pacar tapi coba perbaiki hidup kamu agar kamu mendapatkan pasangan seperti yang kamu inginkan, karena pasangan kita adalah adalah cerminan dari diri kita, seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an (Qs. an-nur:26)
So single bukan itu bukan tidak cukup baik untuk seseorang, namun terlalu baik untuk orang yang salah,!!
Salam single maju terus pantang mundur untuk mendapatkan yang lebih baik kalau sudah dapat yang menurut mu baik jangan di tunda suapaya berkah dan sempurnakanlah separuh agmamu.. ^_^
kok sama?
kalau gitu ayo ngejomblo rame-rame he he
setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuu hiduppp jomblooooo… JOJOBA…. #Ehhhhh…..
Ga ada kata terlambat dalam hal perjodohan, gpp terlambat asal tepat…. daripada terburu buru tapi cuma seumur jagung…. wkwkwkkwkwkww….. :2thumbup :thumbup