Nilai Lebih dari Sikap Sopan

Dalam perjalanan menyusul istri ke Lampung sekalian menjenguk mertua baru-baru ini saya menemukan tiga kejadian yang mengesankan berhubungan dengan sikap yang baik dan sopan.

Pertama, saat sampai terminal untuk menunggu bis jurusan ke Merak. Saya bertanya jadwal keberangkatan kepada seorang petugas di pos. Kebetulan di dekat situ ada seorang pengamen yang kebetulan dengan sopan membantu menjelaskan dan mempersilahkan saya duduk untuk menunggu.

Baru saja duduk bis yang saya tunggu sudah hadir, segera saya naik dan ternyata pengamennya juga ikut naik. Karena sikapnya begitu sopan, setelah mengamen saya memberikan dua ribu rupiah. Nilai yang cukup besar buat saya dan saya catat itu adalah nilai terbesar yang pernah saya berikan untuk seorang pengamen he he he . . . Biasanya paling lima ratus perak atau cuma angkat tangan saja.

Baca juga :  Ya Ampun, Apesnya! Tapi Tetap Untung

Kedua, waktu di atas kapal penyeberangan menuju Bakauheni, Lampung. Ada seorang pedagang koran/majalah di ruang ber-AC yang begitu sopan mempersilahkan para penumpang untuk duduk. Ada yang sengaja diantar ke bagian bangku yang kosong. Setelah itu ia menawarkan dagangannya. Salah satu rombongan kebetulan mendapat tempat di belakang saya. Ketika ditawari majalah yang wanita langsung membeli sebuah majalah.

Yang pria sambil bercanda berkata,”Tumben-tumbenan beli majalah?” lalu dijawab,”Lihat-lihat gambarnya aja. Habis gak enak, kita udah diantar-antar dia buat cari bangku tadi.”

Ketika, sesampai di Bakauheni selanjutnya saya mencari mobil travel menuju ke Tanjung Karang. Seperti biasa, begitu banyak calonnya yang menawarkan jasa. Ada seorang anak muda, sikapnya sopan menawarkan dan mengantar ke mobil travel. Ternyata mobil yang dimaksud menolak karena arahnya tidak ke alamat yang saya inginkan.

Baca juga :  UU No.43/1999: Capres Jokowi Terancam Batal Demi Hukum?

Calo ini mempersilahkan saya duduk dulu di bangku yang ada sambil ia mencari mobil lainnya. Saya menurut saja dan tidak berusaha menerima tawaran dari calo lain. Tidak lama ia datang dengan membawa seorang sopir mobil travel. Setelah saya tanya ongkosnya, ternyata cocok. Tidak ada permaianan harga.

Dari ketiga kejadian di atas semuanya  berawal dari sikap sopan dan melayani dengan baik, sehingga yang dilayani timbul niat untuk menerima dan membalasnya dengan nilai lebih. Apalagi bila kita memberikan dengan nilai yang lebih ketulusan?

Responses (2)

    1. Makanya ini saya harus sopan sama mbak Anita, biar hatinya luluh juga ha ha ha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *