[Opini] Indonesia Butuh Pemimpin Bukan Penguasa

Sudah silih berganti pemerintahan yang dipimpin oleh presiden. Namun sampai saat ini pencapaian yang ada masih jauh dari harapan.

Cita-cita mulia bangsa untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh anak bangsa belum tercapai. Bahkan ada yang bertolak belakang.

Kemiskinan masih ada di mana-mana, kekayaan alam masih dikuasai asing, korupsi masih merajalela, penegakkan hukum tetap lemah, dan perekonomian masih belum kuat.

Sesungguhnya Indonesia punya sumber alam yang melimpah untuk menghidupi rakyatnya. Kekayaan alam yang dapat memakmurkan seluruh rakyat. Sumber daya manusianya pun tak kalah luar biasa. Tetapi kemampuannya belum sepenuhnya dimaksimalkan.

Karena mereka yang disebut pemimpin negeri lebih mementingkan kekuasaan untuk diri sendiri dan golongannya, sehingga rakyat menjadi urusan ke sekian.

Demi kemajuan dan perkembangan bangsa yang bermasa depan cemerlang, Indonesia butuh sosok pemimpin yang sepenuhnya rela bekerja dan mengabdi pada rakyatnya. Pemimpin yang berkomitmen untuk lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat banyak daripada dirinya sendiri.

Bukan hanya itu, Indonesia pun butuh pemimpin yang benar-benar bisa memimpin, tegas, dan berani mengambil keputusan. Punya visi dan misi masa depan dengan inovasi-inovasi baru serta berani menjadi tidak populer dengan keputusannya.

Pemimpin yang berkarakter dan lebih mementingan kepentingan rakyat daripada kekuasaan memang mendesak untuk memimpin Indonesia.

Karena bila negeri kita tanpa dipimpin oleh pemimpin yang berkarakter kuat dan berani, maka kemajuan yang akan dicapai hanya ada dalam bayang-bayang. Korupsi dan rekayasa hukum akan terus berlangsung.

Adakah pemimpin itu di negeri ini?

Pasti ada! Cuma kesempatan saja yang belum menghadirkan sosok yang menjadi harapan untuk menjadi pemimpin negeri ini masih belum datang.

Tentu sangat janggal sekali, bila di antara 200 juta lebih rakyat tak ada lahir satu pemimpin yang mampu memimpin negeri ini. Karena Tuhan pasti akan mengirimkan buat kita pemimpin itu. Waktunya pasti tiba untuk Indonesia Baru.