Orang Pintar Mempertunjukkan Kebodohannya

bodohOrang Pintar Mempertunjukkan Kebodohannya

Kadang lucu juga membaca atau mendengar seseorang meneriaki orang lain bodoh, sakit jiwa atau kata kasar lainnya dengan merasa dirinya cerdas dan berjiwa sehat. Ada juga bos yang merasa dirinya pintar dan terhormat tapi dengan enteng  memarahi bawahannya sebagai berotak udang.

Padahal dengan apa yang mereka lakukan, dunia dengan jelas dapat menyaksikan kebodohannya dalam bentuk yang lain. Orang yang mudah mengatakan orang lain bodoh dan sejenisnya menandakan dirinya adalah orang yang sombong dan tak berbudi.

Kesombongan dan tak berbudi pekerti yang mungkin tak disadari tapi terus tumbuh seiring dengan perilakunya. Kesombongan memang seringkali menyembunyikan dirinya dan berbudi pekerti dianggap hal yang tak berarti.

Baca juga :  Refleksi Perjalanan Semusim

Dengan perilakunya itu, bukankah ia sendiri yang sedang sakit jiwa? Karena kesombongan itu sesungguhnya merupakan penyakit jiwa manusia.  Orang yang tak mengerti budi pekerti juga termasuk sedang mengalami sakit jiwanya.

Orang yang mudah menghina dan meremehkan orang lain dengan jelas juga mempertunjukkan kebodohannya sebagai orang yang tak tahu beretika. Berkata-kata kasar membuktikan dirinya masih bodoh dalam sopan santun.

Dalam kehidupan kita pertunjukkan kebodohan bisa kita saksikan dengan jelas dari jalanan sampai di televisi. Para pengguna jalan yang satu meneriaki ‘goblok’ pada pengendara yang lain. Lalu terjadi saling berbalas kata ‘goblok’, sehingga akibat adu mulut menimbulkan kemacetan.

Baca juga :  Penyebab Malasnya Investor Berinvestasi di Indonesia

Di televisi juga ada politisi dan pengacara yang tentu kepintarannya tak diragukan. Tetapi nyatanya masih bisa saling teriak-teriak dan menghujat. Bukankah tampak bodoh jadinya? Tentu mereka tidak akan merasakan. Sebab itu tetap bangga dengan kepandaiannya dalam berkata-kata yang tak berkualitas itu.

Tak apa-apa bila sebagai manusia masih bodoh, tak beretika, sombong, dan tak berbudi. Tetapi masih ada harapan bila mau dan berani menyadari kekurangannya.

Karena manusia akan terus bertumbuh. Yang menyedihkan adalah diri sendiri hidup dalam kebodohan dan menderita sakit jiwa, tetapi masih berbangga diri menertawakan orang lain sebagai bodoh dan sakit jiwa.

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *