Akhir pekan tak jarang kita gunakan untuk berkunjung ke mall, entah untuk berbelanja atau sekadar window shopping. Biasanya tanpa terasa waktu akan cepat berlalu dan tinggallah rasa lapar yang tersisa. Setelah berjam-jam keliling tujuan terakhir pasti pilihan rumah makan atau restoran. Restoran cepat saji tak jarang menjadi pilihan terakhir setelah melirik sana-sini tak menemukan pilihan. Begitu memasuki restoran sapaan dan ucapan selamat datang dari pramusaji. “Selamat datang, makan di sini atau di bawa pulang?” “Makan di sini, Mbak”, Saat itu akan muncul pertanyaan berikut, “Paket barunya boleh dicoba Bu, sudah komplit nanti akan gratis ice cream bisa diambil setelah selesai makan.” Tentu masih ada lagi tawaran menarik lainnya jika kita memilih menu paket. Tak jarang demi sebuah penghematan seorang ibu akan memilih menu paket. Memang risikonya kita akan menerima semua jenis makanan atau minuman yang masuk dalam kategori paket tadi suka atau tidak suka. Termasuk rasa makanan atau minuman yang mungkin kurang enak karena tidak sesuai dengan selera kita. Namun, itulah konsekuensi menerima sebuah paket.
Tak jarang kita juga mendengar bahwa pejabat sekarang sudah tidak boleh lagi menerina paket lebaran. Atau mungkin juga kita akan berteriak girang ketika petugas kantor pos datang dan memanggil, “Bu ada Paket!” Walau mungkin kita juga pernah membaca di media masa bahwa sebuah kantor heboh karena adanya kiriman paket yang mencurigakan. Nah, jadi pengertian paket itu apa?
Paket, adalah sejumlah barang yang dibungkus menjadi satu kemudian dikirimkan atau dijual secara keseluruhan sebagai satu satuan. Namun, kalau kita ke restoran biasanya paket dimaksudkan adalah sejumlah makanan yang digabung menjadi satu kesatuan harga. Memang biasanya kalau kita makan dengan memesan menu paket harganya akan lebih murah daripada ketika kita memesan menu satuan.
Ternyata dalam hidup kita ini pun Tuhan telah menawarkan paket. Seperti halnya pesanan makanan di restoran cepat saji, tawaran paket dari Tuhan juga harus kita terima semua. Dalam hidup kita ada suka-duka, sehat-sakit, dll telah menjadi satu kesatuan atau satu paket. Paket dari Tuhan ini justru tidak bisa dipisah-pisah menjadi satuan yang kita suka saja yang kita ambil. Namun, kita justru harus menerima semuanya tanpa bisa memilih. Kita tidak bisa memilih menu yang kita suka saja seperti haslnya ketika memasuki restoran cepat saji. Akan tetapi kita harus menerima semuanya, kita wajib menerima dengan ikhlas dan ‘legowo”. Tak jarang kita masih menawar dengan apa yang sudah kita terima. Kita kadang masih berpikir seperti pengunjung restoran yang hanya akan memilih menu yang enak dan menyenangkan. Bagaimana sikap hati kita untuk menerima paket ini? Keterbukaan hati adalah hal terpenting dalam hidup kita untuk menerima paket dari Tuhan. Salam-AST 30042014
Suka duka, sakit sehat, senang susah, bahagia dan menderita adalah paket kehidupan, menolaknya berarti tak bersyukur hehhe
Mari kita nikmati paket kita masing-masing….hehehe,,,,selamat berkarya