SAAT memberi kuliah, mahasiswa dan mahasiswiku kian atraktif memberi respon atas kuliahku. Ini cukup efisienkan energiku untuk berkoar-koar di ruangan kuliah. Sebab, anak didikku itu mengambil porsi atas separuh waktu kuliahku. Dan ini baik untuk kesehatan dan kebugaranku pada kuliah selanjutnya di kelas lain.
Jadilah ibu sejati dengan tak memilih operasi seksio, dan jadilah ayah sejati dengan tak menggunakan kondom. Itu ucapku pada sederetan mahasiswaku itu. Cakep, muda dan cantik-cantik, hemmmmmm selera psikologis yang bagus sebetulnya.
Dan berkembanglah diskusi ke soal-soal agama, pendidikan keluarga, politik dan budaya sosialita. Mahasiswi dengan lantang seolah berorasi: “Bagamana negeri ini tidak hancur kalau penguasa tak se-iya sekata dengan perbuatannya”.
Disahuti oleh kawannya yang lain: “Betul..betul…betulllllll”
Saya bangga memiliki mahasiswa yang idealis, punya karakter dan membubuhkan kata-kata di atas lidahnya yang tak bertulang itu. Dan semakin banggalah aku karena mereka ucapkan di depanku, seolah mereka ingin titipkan ucapannya itu kepada yang tertuju; semisal presiden, menteri, gubernur sampai lurah dan para RW.
Sulit rasanya dan alot katanya, karena pemimpin setia dengan karakter busuk seperti itu. Kata mahasiswaku lagi, kian bergelora mereka memrotes ulah-ulah para praktisi negeri, punggawa-punggawa negara dan penguasa-penguasa kampung.
Dan saya hanya berkata ringan kepada mereka: “Samalah dengan para demonstran itu, yang konon cerdasnya di atas rata-rata kaum awam tapi kelakuannya seperti kuda lumping tak berkaki, jokinya makan beling, mabuk anarkhis”
Ah biar saja mereka bingung akan kuda lumping nan filosofis yang kuwartakan padanya….
Paradok-sial^^^
maksudnya mahasiswa makasar jangan suka anarkis gitu ya bro 🙂
okay Bro 😀
Memang kuda lumping kalau tidak “ditunggangi” gak bisa bergerak, tetapi kalau sudah ditunggangi menjadikan pemainnya mabuk dan liar sampai-sampai berani makan beling. Rupanya filosofi kuda lumping ini memang cocok bagi para mahasiswa di Makasar. Mereka juga menjadi “mabuk” dan “liar” hingga anarkis ketika sudah “ditunggangi” yang punya kepentingan.
hemmmmmmmmmmm
mending ‘tunggangi’ yang empuk deh Mbak Nit 😀
Jadi inget sawung jabo ;
Kuda lumping nasibnya nungging
Mencari makan terpontang panting
Aku juga dianggap sinting
Sebenarnya siapa yang sinting?
Berputar putar dalam lingkaran
Menari tak sadarkan diri
Mata terpejam mengunyah beling
Mempertahankan hidup yang sulit..
hummmmmmmm
SWAMI 😀
ealaaah pada ngumpul disini thooo??? atraksinya kuda lumping??? hehehe..ikutannn yaaa… :alay