Saya terinspirasi tulisan Neng Vivi, yang banyak membahas tema cinta. It was like ancient history, seperti jaman purbakala rasanya bagi saya membahas masalah cinta. Tapi memang hidup ini sepi tanpa cinta ya? Bukankah demikian wahai para pujangga? Apalagi di ketikketik ini kan isinya para pujangga alias penulis yang pandai mengutarakan perasaan hatinya, aheeem…. Tanpa cinta hidup tak bermakna dan hitam-putih saja adanya. Mungkin kalau menuliskan tema cinta seharusnya dituliskan tebal atau berseri seperti Harry Potter. Soalnya masing – masing orang saja, saya rasa kisah cintanya pasti lebih dari satu. Bagaimana jika cinta itu dibahas secara keseluruhan. Jatuh cinta pada siapa? Mengapa? Kok Bisa? Asal – muasalnya apa? Proses kimiawinya bagaimana? Kadang – kadang sedikit sarkatis ada yang bertanya juga, … otaknya dimana?
Duduk manis ya,… Long – long time ago, saya ngefans banget pada almarhum Ryan Hidayat. Bagi yang kurang jelas siapakah Ryan Hidayat itu, tolong dibrows saja. Siapakah beliau itu? Singkatnya pemeran film Lupus. Serial karangan Hilman Hariwidjaja yang ‘jaman itu’ cukup kondang dan diangkat ke layar lebar. Saya punya bukunya nyaris komplit. Film-nya tentu juga saya sempatkan menonton dengan semangat ’45. Kalau Lupus juga nggak tahu, ya dibrows lagi deh ya! Maap nih, nenek ceritanya jadoel pisan… Wah, pokoknya ngefans Ryan Hidayat itu sejak jaman bahuela. Ketika dia masih SD, saya juga. Lalu semakin dewasa Ryan ini (bukan Ryan Mintaraga…jauh! Hsyuuuuh…), juga menjadi aktor yang kian dikenali dan berperan dalam film Lupus. Pokoknya serasa paling ngganteng sejagad. Jangan tanya alasannya kenapa, … kok bisa? Jaman itu alasan jatuh cinta adalah : super nggak jelas!
Nah, disekolah ada teman cowok yang wajahnya mirip dengan Ryan Hidayat ini sebut saja Romi. Menurut saya juga sudah paling ngganteng satu sekolah itu. Omaigat, jangan nanya alasan lagi. Parameter paling ngganteng satu sekolah darimana? Jawabannya sama : super nggak jelas! Ya pokoknya karena Ryan Hidayat nggak ada di sekolah saya, jadi masalah mengidolakan saya alihkan pada si Romi. Aduh, … jaman sekolah penampilan saya abstrak. Mungkin mirip Deni manusia ikan, mirip Barney si dinosaurus atau mirip burung kecil Tweety di film Tom and Jerry. Ya pokoknya, malulah kalo saya sampai ngaku naksir si Romi ini. Kayaknya nggak sebanding. Kaya ember sama guci emas. Kayak beling sama berlian. Kayak keset sama karpet. Mungkin perbandingannya gitu. Pokoknya amit – amit jangan sampai ketahuan khalayak ramai bahwa saya suka Romi. Okay pathetic,..’bak pungguk merindukan bulan.
Urusan ngefans atau ‘cinta pertama’ itu repot banget. Mau memandang si dia terus nanti dikira mau menghipnotis? Atau dikira gila? Belum jika orang lain ‘mengendus’ lalu menggosipkan saya dan menjadi bulan – bulanan lelucon tujuh turunan. Ogah! Gengsi yaaa… Tapi saya selalu ingin tahu tentang si Romi ini. Saya tahu dia punya adik di TK, tiap pagi ia datang dari pintu gerbang TK bersama ibu dan adiknya. Ibunya menurut saya cantik seperti Ratu Hemas dari Yogya. Adiknya berwajah tajam dan separuh indo seperti Natalie Portman. Kacau kan imajinasinya? Ya pokoknya dibelain tiap pagi duduk disuatu sudut, agar melihat ia datang ke sekolah. Memandangnya berjalan liwat dan puas walau hanya melihat punggungnya saja. Tsk-tsk-tsk…melas yoo, aku rapopo..
Sekolah saya dulu cukup besar, dengan satu angkatan ada empat kelas paralel. Saya tidak sekelas dengan Romi ini, tetapi kelasnya persis disebelah kelas saya. Jadi jika waktu istirahat tiba, saya akan duduk didepan kelas dan pura – pura ngapain. Pokoknya H2C alias harap – harap cemas melihat Romi muncul dan keluar dari kelasnya. Melihat ia berteriak seru pada kawan – kawannya, bercanda, pura – pura berkelahi dan kejar – kejaran dengan kawan – kawannya itu. Si Romi ini jaman sekolah seperti pimpinan gank. Kemana – mana selalu ada dua cowok lain yang ‘mengawal’nya. Jadi nyaris nggak pernah jalan sendirian. Selalu berkelompok. Teman – teman lelakinya juga banyak dan semua menurut pada Romi. Menganggap ia bijaksana. Hadewh, … kisahnya cliche lagi ya…persis film bioskop anu-lah pokoknya. Ketua kelas – pemimpin gank – kapten football – kapten futsal… name it!
Saya paling suka ketika kelasnya pelajaran olah raga, sehingga saya mudah mengamati Romi berlarian di lapangan sekolah. Atau ketika pertandingan antar kelas dan antar sekolah. Leluasa bagi saya mengamati Romi beraktivitas. Ia terkenal jago volley. Tipikal olah-ragawan. Repot, karena untuk tahu tentang Romi saya harus bertanya sana dan sini. Lalu memaksa teman – teman yang saya tanyai harus tutup mulut. Semua berita tentang Romi, saya ingin tahu. Aktivitasnya apa, dimarahi guru atau tidak, pertandingan olah raga ia menang atau kalah? Ekskulnya apa? Sedang dekat dengan siapa? Jadian dengan siapa? Saya termasuk wanita yang cukup loyal karena saya ngefans Romi ini sejak kelas 6 SD hingga kelas 3 SMA. Wouw,…jungkir balik sambil koprol!
Nanti dulu, ceritanya belum selesai! Saya hanya satu sekolah dengan Romi ketika masa SD, itupun tidak sekelas. Masa SMP dan SMA kami berbeda sekolah. Tetapi saya ngotot tetap ingin tahu tentang kabarnya. Ingin mendengar beritanya. Kalau ada mailing list-nya pasti saya ikutan. Semua fase mengidolakan dan ngefans Romi TOTAL dibangun atas dasar imajinasi. Lha, kenal saja tidak! Berita tentangnya dan aneka pembahasan hanya didapat dari simpang – siur kabar angin. Orangnya sendiri terlalu banyak yang menyukai. Sehingga jika saya tunjuk jari dan menambahkan diri pada daftar itu hanya akan mendapat nomor bontot dan tentu saja – mempermalukan diri hingga 7 turunan lagi. Tsk tsk tsk, … kasihannya cerita cinta pertama. It’s my first love, … what I’m dreaming of. When I go to bed, when I lay my head upon my pillow,.. Don’t know what to do…. Nikka Costa mengiringi perasaan saya ketika itu dengan nyanyiannya.
OWH! Sekarang kembali ke hari ini. Dua dekade lebih setelah Nikka Costa mengoyakkan perasaaan saya dengan lagu magis-nya. Horeeee,….Romi sudah ada di list pertemanan saya. Kadang saya chat dengannya. Pernah sekali SMS dan lain sebagainya. Wuah, pokoknya akrab menjalin pertemanan berdasarkan masa SD itu saja. Lalu Anda akan berpikir, Bu ini kisah CLBK ya? Cinta Lama Bersemi Kembali? Nanti dulu,…. ceritanya masih belum selesai. Saya tidak tahu apakah Romi sadar atau tidak, bahwa saya menyukainya selama itu, kelas 6 SD hingga 3 SMA. Dan bagi saya itu tidak lagi penting. Kemungkinan perpisahan orang tua – membuat saya harus seolah – olah ‘memiliki’ orang lain dalam kehidupan untuk saya curahi perhatian. Nah, mungkin si Romi ini orangnya. Karena segala alasan jatuh cinta itu sungguh hoccus – poccus tak jelas. Hanya karena ia mirip almarhum Ryan Hidayat? C’monnnn…
Dimasa sekarang ini,…
Yang awalnya saya sempat kagum dan gembira karena jumpa lagi dengan Romi idola masa remajaku, lambat laun jadi partai gurem. Apa yang saya perbincangkan dengan dia tidak nyambung sama sekali. Dia tidak ngerti musik, buku, film atau apapun juga. Yang diomongkan tak jelas. Pekerjaannya apa, saya juga kurang tahu. Standar pergaulan sosial dan caranya membawa diri juga tidak klop dengan gaya saya. Who the h*ll is he? Kok dulu bisa crazy head over heels gitu sih sama dia? Apanya? Saya langsung merasa bosan dan hanya berusaha sopan jika kebetulan berkesempatan bercakap dengannya #evilgreen#. Puncaknya yang membuat saya benar – benar gubraaaaaags,.. adalah ketika ia menawarkan saya untuk ‘berbisnis dan membentuk jaringan’ bersama dengannya. Bentuk jaringan? Apaan nih? Teroris? Ogah akh, nanti saya masuk bui! Olala, …ternyata ngajak saya masuk MLM dan menjadi downline-nya! Hyuuuup, … cukup sudah. Sampai disini kandaslah kisah cinta pertamaku. Yang mau tertawa guling – guling, silahkan… Moral cerita, bagi mereka yang masih bisa jatuh cinta head over heels. Nikmatilah! Karena ketika kenyataan menampar nanti, Anda bagai dijatuhkan dari lantai 20 sebuah gedung bertingkat. So, .. its my first lovee…anddd….CUT! arghhh,…
foto: xsefoto.blogspot.com
kak Winda, seru juga cinta pertamanya
wah, nggak nyangka puisi-puisi saya yg kebanyakan temanya cinta bisa menginspirasi tulisan kakak
pastiiii dongggg …jadi teringat masa laluuuuu Vivi ketika seusia dirimu…
Kalau saya sih jatuh cinta pertamanya sama Nike Ardilla, hiks..sampai fotonya diciumi segala…
#hening cipta buat Nike Ardilla#…kalo Nafa Urbach ngefans ngga? Kan miripppp..
Kalau sama Nafa malah gak tuh hehhe
Ini apa ini kok nama saya dibawa-bawa?
nanti dikasi honorrr yaaa…tenang aja..honornya dollar … tapi palsu :Peace:
Tadi katanya ada yang ulang tahun siapa ya Mbak? :bingung:
asyiiikkk ada yg mau kasi kado…boss IT yaaa…Macintosh yaa satu set.. #ngarep.com#