Slogan atau moto hidup yang positif memang indah dipajang di mana – mana, tetapi justru seringkali tindakan kita bertolak belakang. Slogan yang tertulis indah tak seindah kita mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Kita sering mengatakan bahwa perbedaan itu adalah indah dan sebuah keniscayaan. Adanya perbedaan justru membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Berbeda bangsa, suku, agama, ekonomi atau pandangan.
Khususnya dalam berbeda pandangan kita bisa mengatakan bahwa bisa berbeda pandangan itu justru memperkaya wawasan dan tidak perlu mempermasalahkannya. Perbedaan merupakan satu keharusan. Tak bisa dibayangkan kalau semua orang cara berpikirnya sama.
Tetapi soal ini saya pernah menulis status : Jujur, perbedaan itu memang sebuah keniscayaan dan sungguh indah. Namun jujur juga walaupun itu indah tapi sungguh mneyebalkan. Teorinya memang indah, ketika kita menghadapi realitanya menjadi sungguh menyebalkan.
Contohnya dalam hal pilihan politik atau mendukung calon presiden. Keindahan yang dislogankan tentang perbedaan sulit diterima.Yang ada gara – gara berbeda pilihan jadi gontok – gontokan, bermusuhan. Hubungan pertemanan jadi renggang. Bahkan ada yang tak bisa menerima perbedaan itu, sehingga rela memutuskan pertemanan. Siapa takut?!
Ternyata memang hati kita belum rela untuk menerima kenyataan bahwa ada keindahan dalam perbedaan itu. Buktinya perbedaan justru melahirkan ketegangan dan permusuhan. Bahkan yang namanya sudah suami – istri bisa saling cakar – cakaran gara – gara berbeda pandangan. Paling tidak membuat muka berkerut, sulit menghadirkan senyuman ketika terjadi perbedaan pandangan dengan teman atau saudara.
Berbeda adalah keniscayaan, tetapi kenyataannya masih tak sedikit yang hendak memaksakan pandangannya kepada orang lain. Kalau tidak mau menyamakan pandangan, awas! Bila sudah main paksa pasti tidak akan ada yang indah lagi.
Jujur, bahwa memang adanya perbedaan, khususnya dalam soal pandangan hidup merupakan sesuatu hal yang indah dan dinamis. Tetapi sungguh menjadi tidak nyaman ketika perbedaan itu ada menghadirkan perdebatan dan mengklaim bahwa pandangan kita-lah yang paling benar. Ujung – ujungnya kalau saya benar, berarti kamu yang salah dong?!
-Ujung – ujungnya kalau saya benar, berarti kamu yang salah dong?!-
ini pernyataan atau pertanyaan ya? hehe. tapi, apapun itu, sungguh menggelitik.
di dalam politik, perbedaan bukanlah hal yang indah. sebisa mungkin perbedaan itu dijadikan persamaan
Perbedaan adalah keindahan, dari perbedaan itulah kita diminta untuk bertoleransi bukan menjadikan perbedaan sebagai ‘permusuhan’ untuk diperdebatkan. Perbedaan adalah sebuah harmoni untuk saling menghargai
Boss tentang ini saya pernah menulis kalau ngga salah — mengambil sikap untuk hal yang fundamental…menurut saya kalo perbedaan cuma sebatas… situ suka pakai jeans dan saya suka pakai kebaya…itu ya perbedaan penampilan busana saja – masalah sepele… tapi untuk hal yang fundamental –> BUAT SAYA..TDK bisa diganggu – gugat… JANGAN SALAH DIBILANG BENAR demi menyelaraskan PERBEDAAN?? hellooo.. ini FATAL lho…
Bro, saat ini kita mungkin juga banyak yang berbeda, tetapi jangan bilang “Memang kini telah terjadi PERBEDAAN, tetapi apa pun akan saya lakukan untuk membela kebenaran. Namun, perlu diingat PERBEDAAN ini boleh terjadi karena kebenaran lah yang akan membela dan menyelaraskan perbedaan ” Jadi, tak perlu lagi gontok-gontokan dan kebenaran pun tak perlu dibela.