
Entah apakah Anda pernah merasakan sensasi “deja vu” atau peristiwa yang berulang? Saya sendiri kurang faham dengan definisi deja vu. Apakah peristiwa yang sama persis? Ataukah ingatan yang samar? Ataukah perulangan kehidupan dimasa lalu? Seolah dimasa sekarang ini kita hidup sebagai perwujudan reinkarnasi? Tapi buat saya deja vu bisa indah bisa membosankan.
Deja vu indah ketika secara mengejutkan misalnya kita pergi kesebuah tempat memandang puncak gunung dikejauhan dan ada sebuah pohon raksasa besar disisi kanan yang sayup lembut terhembus angin bersama keseluruhan cabang batang dan daun. Lalu bulu kuduk kita merinding. Wouw,..rasanya saya sudah pernah kemari dan mengalami kejadian yang sama persis! Yaitu memandang puncak gunung dikejauhan dan ada sebuah pohon raksasa besar disisi kanan yang sayup lembut terhembus angin bersama keseluruhan cabang batang dan daun. Itu sensasi deja vu yang seolah membisikkan tabir misteri kehidupan bahwa kita pernah hidup dimasa lalu.
Deja vu yang membosankan buat saya adalah peristiwa sehari – hari alias perilaku yang sama persis yang dilakukan oleh orang – orang yang sama, yang sama sekali tak sadar bahwa telah berpuluh atau beratus kali melakukan hal yang sama. Tadi saya menyaksikan pertengkaran dua orang. Dan sungguh, sepertinya deja vu. Karena model pertengkarannya sama persis. Mula – mula si wanita akan mencari masalah, lalu si pria mencemooh, lalu si wanita jengkel, lalu si pria menstimulasi kemarahan dengan mengejek dan memanggilnya dengan nama jelek, lalu si wanita kian marah dan membalas. Pasangan ini terus saja bertengkar didepan umum dengan cara yang sama. Saya, yang melihat seolah deja vu, lha kok sama persis! Nggak ada perubahan?
Peristiwa yang berulang terkait dengan behaviour dan bukannya captured moment menurut saya sangat membosankan. Kalau berulang seolah kita pernah hidup di masa lalu, okey lah. Kesannya agung dan indah. Barangkali saya dulu putri Rapunzel, salah satu dari Anda pernah menjadi pangeran, yang lainnya penyihir jahat. Menarik, ada legenda dan kenangan magical yang diteruskan pada kehidupan masa kini. Tapi bagaimana dengan deja vu menyaksikan perilaku dan keadaan yang sama persis? Anak gadis yang tiap kali memperoleh kekasih kurang pas (tattoo-an, drugs dst), selalu cari pacar yang modelnya sama! Lalu mertua yang mencela menantunya, nggak pinter masak, kasar dan payah, selalu mencela dengan model yang sama! Pekerja yang malas, makan gaji buta dan lempar tanggung jawab, selalu melakukan hal yang sama sekalipun rekan kerjanya sudah berganti! Lalu koruptor yang melakukan hal yg sama pula, sudah korup, main perempuan, munafik dan menyangkal, selalu akan ada lagi koruptor yang sama!
Ugh, mengerikan ya? Jadi sebenarnya dalam kehidupan apakah tidak ada perubahan yang berarti? Hal yang sama bisa jadi akan berulang terus, deja vu? Bapaknya tukang beca, anak – anaknya tukang beca. Bapaknya pemulung, anak – anaknya pasti jadi pemulung. Haruskah takdir atau kepastian dipastikan oleh kita bahkan tanpa sadar? Karena kita terbentuk oleh pola – pola perulangan itu? Apakah Anda akan mengalami deja vu yang sama? Sekolah, nikah, punya anak minimal dua, kerja sampai usia 55, lalu pensiun, mengawinkan anak dan punya cucu. Deja vu! Lagi – lagi deja vu! Hmmm,….bagaimana melawannya? Dengan selalu ‘aware’ atau sadar tentang segala apa yang kita lakukan. Deja vu masa lalu boleh saja, namun janganlah deja vu perilaku yang buruk, di ulang – ulang terus. Yang melihat bosan, yang menasihati lelah, yang mau menolong menyerah! Don’t deja vu…
Apakah berulang-ulang membuka KK ini juga “deja vu”, Jeng Winda? Salam
bisa jadi.. 🙂
kmaren sempet susah dibukaaa mlintir loadingnya..hehe..bukan dejavu..’manyunnnn’ judulnya…
Nah, menurut saya..segala hal boleh berulang dan sama kejadiannya, tapi justru itu merupakan tantangan bagi kita untuk melihat dengan cara dan perasaan berbeda, gunung bukan gunung, sungai bukan sungai, sehingga dari setiap peristiwa walau sama kejadiannya tapi kita selalu mampu untuk melihat dari sisi yang berbeda…
kereeen boss Kate..