Gaya  

Periuk Muslim

ilustrasi: epicentrum wp com
ilustrasi: epicentrum wp com

Tahukah Anda bahwa soal agama lebih sensitif dibanding medulla spinalis? Itu loh, piranti utama SSP (Susunan Saraf Pusat). Jutaan ‘kabel kecil’ di SSP siap merespon hawa panas, dingin, cuaca, sedih, gembira, sakit, bahagia. Saraf inilah yang kendalikan dirinya, mengalami langsung dan obyektif.

Itu potret beragama di sekitar kita, sensi-sensi, hobi kesindir-sindiri. Persis peringatan mobil pertamina: mudah menyala. Pekanya dalam urusan yang gak kondusif. Lucu bin unik alias aneh, agama kok bisa nyakitin, bisa olok-olok. Loh apa gak kontra-produktif dengan misi religion itu sendiri.

Katanya agama itu harus baik, wajib baik, hukumnya manusiawi, aksiomanya kudu membawa berkah. Eits, apa yang kita saksikan saat-saat lalu, saat-saat kini. Masih dilanjutkan tradisi saling kurang hormat-menghormati. Wah bukan amalam Pancasila nih kawan. Tadipun, lima mahasiswa, serius bicara perbedaan. Lah, ngapain dibicarakan alot begitu, agama ini memang berbeda, tapi manusianya takkan pernah berbeda bukan?

Baca juga :  Say No to Cigarette, Yuk !

Yang menginspirasi lagi, seorang tetangga dengan penuh antisipasi: “Hei, jangan khawatir. makanlah masakanku, Saya pakai periuk Muslim kok. Satu set untuk tetanggaku yang Muslim”. Wah, sebuah pengertian yang sulit kudefenisikan. Ya mbok, biasa wae-lah. Sebab, tetangga Muslim itu juga paham dan teramat paham apa yang dilakukan tetangga Kristiani-nya saat rayakan Natal. Lalu, Sang Tamu pun tak ketinggalan, tanggapi serius pernyataan mulia dari Tuan Rumah: “Yang terpenting bukan periuk itu. Tapi bagaimana kita ini bertukar wadah, bertukar periuk hablum minan nas”. 

Baca juga :  Burung Pipit Berkicau Acak dan Mengulanginya untuk Membuat Pendengarnya Tetap Mendengarkan

Tuh, keduanya mengungkapkan hal yang abstrak. mengapa kita begitu sensi-sensian. jawabnya, karena iblis di antara kita, dialah yang kompressor permusuhan antara manusia, antar pemeluk agama. Maukah kita terkalahkan terus-menerus oleh si syaitan durjana. Islam bukan musuk Kristiani, Kristiani bukan musuh Islam. Musuh kita hanyalah satu: “Adu Domba yang pelakunya bukan manusia”. Dialah Raja Pemecah Belah^^^

 

 

Respon (3)

  1. Ya ampun, manusia kok mau ya Bro di adu domba, kok gak mikir gitu hihihi…ssstt ngomong2 laptop yang dipakai laptop muslim bukan Bro….

  2. harusnya memang semua agama rukun…bhw diterima ato tidak oleh Tuhan, itu sih rahasia Dia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *