Gaya  

Perjumpaan Tak Disengaja

life
foto: girlsgotsole.com

Berapa kemungkinannya dalam hidup kita selalu berjumpa dengan orang yang sama? Barangkali 5%? Dulu ada film berjudul “SERENDIPITY”. Saya coba mencari terjemahan arti kata ini ternyata sedikit sulit. Entah apakah dimaksudkan sebagai “kebetulan yang jarang terjadi” atau “keberuntungan yang tak dicari”. Pokoknya hal yang serba kebetulan dan menyenangkan saya anggap sebagai “Serendipity.” Cerita dalam film itu sendiri tentang perjumpaan dua orang yang selalu tak disengaja atau tak direncana. Perjumpaan kebetulan yang terus berlangsung semacam ini kemudian dianggap sebagai ‘jodoh.’

Ketika kuliah di Yogya dulu, saya mengambil kursus bahasa Inggris di ELTI. Sejak SMP bahasa Inggris saya nilainya selalu cukup baik. Maka untuk semakin memperdalam saya mengambil kursus tersebut. Di kelas tempat mengikut kursus itu saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang wajahnya ‘menyenangkan.’ Nggak tau ya, definisi wajah ‘menyenangkan’ dan ‘tidak menyenangkan’ itu muncul sendiri dari filter perasaan saya pribadi. Mungkin karena saya takut dengan orang – orang berwajah judes dan lebih memilih orang yang berwajah ‘senyum.’ Tetapi kian dewasa, saya mencoba tidak mendefinisikan orang hanya sekedar dari wajah, judes or non judes? Hehehe…Nanti diprotes, “Lho setelan wajah saya begini, masakan diubah? Malah aneh, … mau senyum nanti kelihatan meringis…” Ada beberapa kali saya salah duga, wajah manis belum tentu hatinya manis dan wajah judes juga belum tentu hatinya judes.

Gadis itu namanya Nita, tapi bukan Anita. Hehehe, …. Nita saja. Usia kami berbeda sekitar lima tahun. Kampungnya dari Manado, saya dari Jawa Tengah. Di Yogya ketika itu saya sedang kuliah ekonomi sementara Nita sudah bekerja. Nita sudah lulus UNSRAT entah pada tahun berapa dan jurusannya tehnik sipil. Pokoknya aneh, kalau ditelusuri, tidak ada satu TITIK TEMU pun yang menyebabkan saya harus berteman dengan NITA ini. Tiba – tiba saja ia muncul dalam kehidupan saya. Hanya karena saya dan dia sama – sama kursus di ELTI Yogya, itu terjadi sekitar tahun 1993. Dari tempat kursus itu kami menjadi berteman baik. Menurut saya Nita itu sahabat wanita yang luar biasa, hatinya baik banget, sangat dermawan. Apalagi ketika itu ia sudah bekerja, sementara saya masih kuliah. Sering banget ia mengajak jalan dan mentraktir saya, jika sedang bosan di tempat kost.

Ini kembali seperti kata – kata, hidup membawamu dari satu pulau ke pulau yang lain. Dari Yogya, saya pindah ke Jakarta. Nita sempat ke Semarang, lalu pulang ke Manado. Lalu balik lagi ke Jakarta. Ketika di Jakarta ia bisa melacak saya dari rumah saya di Jawa Tengah dan menemukan nomor telepon tempat saya bekerja di tahun 1996. Lalu karena Jakarta ini luas, pertemanan sedikit sulit. Tak lama kemudian saya menikah dan Nita juga menikah di tahun berikutnya. Lucunya setelah menikah, masing – masing secara tak sengaja pindah ke wilayah yang sama di pinggiran Jakarta. Hanya beda nama perumahannya. Saya sering menilpun Nita dan mengajaknya berjalan – jalan. Dengan menyesal terpaksa ia menolak berkali – kali. Pasalnya puteranya ada tiga orang dan semuanya lebih kecil dari putri saya. Ketika saya merasa sudah ‘bebas merdeka’ mengurus anak yang mulai remaja. Putera Nita yang bungsu usianya masih lima tahun dan sangat lengket pada ibunya. Jadilah pertemanan ditangguhkan.

Akhir – akhir ini, dalam beberapa tahun terakhir lagi – lagi ‘serendipity’ selalu terjadi. Membuat janji temu dengan Nita sudah sangat tidak mungkin, karena anaknya yang tiga orang harus diasuhnya sendiri. Tidak ada pembantu dan memang tidak ingin memakai jasa pembantu. Anehnya, beberapa kali kami selalu berjumpa tanpa sengaja di berbagai pusat perbelanjaan di wilayah perumahan tempat tinggal kami. Jadi tanpa direncana kami malah selalu ‘kopi darat’ dan ngobrol seru. Saya percaya bahwa pertemanan saya dengan Nita sungguh – sungguh diatur oleh Tuhan. Bagaimana tidak?? Masing – masing muncul dari latar belakang yang tak ada hubungannya, namun sejak tahun 1993 hingga kini pertemanan kami masih saja bertahan. Itu berarti kami berteman hampir dua puluh satu tahun lamanya. Satu keajaiban berikutnya, ayah Nita ternyata adalah guru suami saya semasa di SMA! Lagi – lagi serendipity…

Ada hal – hal yang tidak dapat dilogika dengan akal. Ada kejadian yang tak pernah terbayangkan. Namun pertemanan saya dengan Nita adalah salah satu contoh ‘keajaiban’ bagi saya. Dua orang yang hanya merupakan teman kursus bahasa, kebanyakan takkan bertahan lama sebagai sahabat. Nyatanya kami terus berteman hingga berpuluh tahun lamanya. Bagi saya, Nita termasuk sebagai TOP FIVE teman yang paling saya sukai. Everything about her is wonderful. Orangnya lembut, sifatnya baik, pengalah dan bijaksana. Dibandingkan dengan dirinya saya selalu terburu – buru, sering emosi, mudah jengkel dan sangat tomboy. Dalam banyak hal Nita menjadi seorang kakak perempuan yang tak pernah saya miliki. Dan hari ini, tadi sore saya berjumpa lagi dengannya ‘tanpa sengaja.’ Kami kemudian duduk mengobrol bersama beberapa saat, di tepi kolam berisikan ikan – ikan koi yang berenang riang. Cara Tuhan memberi anugrah kebahagiaan di kehidupan memang luar biasa! Hal – hal kecil dan sederhana harus dihargai, tidak semua bisa dibeli dengan uang, dan itu termasuk cinta serta persahabatan…

Respon (10)

    1. Ohh yaaa…waktu itu aku ke supermall makan bakso Lap-tembak, disebelahku ada koko – koko yang maksa minta dibayarin….jangan – jangann :Peace: …

  1. Nama saya disebut-sebut pun bukan suatu kebetulan kan Jeng Winda? hehehe….ge.er. Memang tidak ada hal yang kebetulan,http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif tetapi semua itu memang penyelenggaraan Illahi.

    1. betull skali mba Anitaaa… terakhir Anita yang saya kenal teman kuliah,..hihi…glad sekarang ada Anita teman Citizen Journalism..http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

  2. Kebetulan juga kah… saya juga suka sama film “Serendipity” Mbak Winda… 🙂

    1. Gita bukannya kamu masih SD waktu itu kok sempat nonton “Serendipity”… :Peace: 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *