Pesta demokrasi dalam memilih pemimpin sejatinya menjadi kegembiraan rakyat. Bersuka cita dan menggapai harapan akan lahirnya pemimpin baru. Tetapi apa yang terjadi kini?
Entah apa yang dicari. Kini orang betapa mudahnya menyebar fitnah. Bagaikan membuang ludah saja. Perbuatan fitnah yang sangat kejam dan menyakitkan hati yang terdalam bak menjadi mainan. Menyebarkan fitnah masih bisa dengan tawa dan bangga. Fitnah bertebaran di mana – mana yang bisa membuat celaka. Tetapi itu justru menjadi tujuan.
Beginilah dunia, orang – orang tak takut lagi melakukan kesalahan. Karena hanya membela orang yang belum tentu akan membela dirinya berani menebar fitnah. Ketidaksukaan bisa menutup mata hati, sehingga terperdaya fitnah. Demi kemenangan sesaat fitnah menjadi senjata yang dengan sadar dilakukan.
Hari – hari ini fitnah sudah menjadi menu keseharian. Orang begitu bernafsu membagikan fitnah untuk meracuni mereka yang tidak tahu apa – apa hanya demi mendapat suara. Bahkan ayat – ayat suci dikumandangkan untuk meyakinkan fitnah sebagai kebenaran.
Ada yang tidak sadar terjerumus menjadi bagian dari penyebar fitnah. Berteriak ke mana – mana seakan sedang menyebarkan kebenaran dan kebaikan dengan membawa – bawa agama dan Tuhan.
Pesta demokrasi kini juga menjadi ajang saling menjelekkan calon pemimpin yang akan datang. Serang – menyerang dan saling membongkar kejelekkan semakin menjadi dominan, sehingga banyak energi yang terbuang. Kesesatan pikiran merasuki. Kita menjadi bukan diri kita lagi demi ambisi yang bahkan kita tak mengerti.
Beragama tanpa memahami ajarannya dan tanpa bisa menumbuhkan cinta kasih di dasar hati hanyalah kepalsuan. Tak heran kalau sampai ada yang mengatasnamakan agama dan Tuhan untuk menyebarkan fitnah dan kejelekkan. Mengerikan. Pesta demokrasi berubah menjadi pesta fitnah dan menyebarkan kejelekkan calon pemimpin.
Apakah kita yang masih waras dan masih tersisa sedikit nurani mau mengambil bagian demi memenuhi keinginan ego yang sedang mengintai? Semoga kesadaran masih memayungi kita, agar terhindar menjadi bagian dari pesta fitnah.
ilustrasi gambar : jihadtegakislam.blogspot.com
daripada tebar fitnah kan mendingan tebar pesona yaaa… mungkin karena pesonanya udah ngga laku jadinya fitnah yang ditebar hehehe…
Soalnya tebar paku juga sama bahayanya, banyak ban kempes dan risiko ketangkep lebih besar, tapi tebar fitnah banyak temannya siapa tahu lebih aman Bung Kate…..