Pornografi Merebak dalam Kehidupan. Bikin ada yang senang, ada juga yang berang. Ada yang menganggap sebagai kemajuan jaman. Ada pula yang menganggap sebagai kemunduran jaman dan moralitas.
Asyik-asyik mendengarkan lagu di ponsel, seorang karyawati yang sudah akrab dengan saya dengan enteng berkata,”Buka videonya dong.”
Sebenarnya sedikit banyak saya paham dengan yang dimaksud. Tapi biar tidak salah paham saya bertanya,”Video apa nih? Video porno maksudnya?”
“Iya, stel dong. Pengen lihat,” ia meminta tanpa sungkan sambil melirik ke arah ponsel saya.
Weleh, pede juga nih cewek. “Maaf ya, di HP saya itu gak ada video begituan.”
Ia meragukan,”Masa sih. Coba buka Kalau gak gambar-gambar aja.”
“Wah, gawat kamu. Emang suka nonton-nonton begituan? Gambar juga gak aja. Pokoknya gak ada begituan,” selidik saya dan mencoba menjelaskan.
“Dulu suka sih. Pernah waktu kerja di pabrik roti, saya bareng teman-teman semua pada nonton sampai mesinnya kebakar. Tapi sekarang sih udah insyaf.”
Weleh, pornografi memang sudah hal yang lumrah dalam kehidupan sekarang dengan segala fasilitas yang mudah untuk diakses.
Siapa yang tak pernah nonton video porno? Malah bukan rahasia lagi justru menjadi konsumsi anak-anak yang masih menempuh pendidikan.
Dengan kemajuan teknologi, maka fasilitas yang terdapat dalam sebuah ponsel semakin canggih saja. Fasilitas penyimpanan video sudah merupakan menu yang umum dalam sebuah ponsel.
Seks yang dulu begitu tabuh, sekarang bisa begitu gampang dinikmati hanya dalam genggaman. Orangtua dan para pendidik pun susah untuk memantau. Ajaran agama juga sulit untuk mencegah. Buktinya kasus hubungan terlarang semakin banyak saja terjadi di masyarakat.
Jaman kebebasan ini manusia semakin bebas mengumbar nafsunya. Siapapun bisa terjerumus dalam hal ini.Akhirnya sebuah keperawanan dan keperkajaan menjadi sesuatu yang langka.
Inilah tantangan jaman bagi kita. Jalan mana yang akan dipilih. Kenikmatan dalam nafsu atau nikmat dalam keilahian.
hehehe….susah yaaa…udah jadi virus,…