Kulihat mentari sudah memancar terang saat kumasih terlena dengan perasaanku yang bergulir sedikit demi sedikit merambah sanubari yang terusik
Sangat menyesakan dadaku , tak kusangka semua terpampang jelas dalam kilatan bayang yang nyata ada di hadapanku
Kemiskinan yang dekat dengan diri kita masih saja terlihat di sisi hingar bingarnya pembangunan kota
Tapi mereka tak sedikitpun tersentuh …..
Lintasan yang terekam dalam benakku menyisir lembut saat kulihat anak-anak belum tersentuh pendidikan
Tanah kering di sana sebagai saksi bisu , tanah yang tak mungkin memberikan sedikit pengharapan bagi penduduknya
Hanya tumpukan sampah yang merona dan memberikan bau yang busuk , terlintas paru-paru mereka ada dalam balutan nuansa hitam kelam.
Tapi mereka tetap hidup…..
Ini semua menyesakan dadaku saat aku harus bertemu dengan orang-orang yang merayap dalam lingkungan kotor
Tak berpendidikan hanya berbalut rumah tak berjendela, dimanakah mereka harus mencari bahu yang membuat mereka sadar
Waktu bergulir terus tapi selaksa harapan tak pernah terwujud , terkukung dalam pikiran yang rendah dan kemiskinan
Yang akan selalu menemani mereka ….
Sungguh potert desa yang terpinggirkan dengan pesatnya kota yang menghimpit mereka yang akan tersisih secara perlahan
Sampai hatikah kita melihat aura yang dipancarkan desa yang untuk majupun tak punya daya dan harus mati secara perlahan
Miskin adalah teman mereka, adakah terlintas dari benak pemerintah untuk membuat mereka mampu berjuang untuk hidup mereka???
Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang????? Mungkin dia tahu jawabannya!!!!!
Cirebon, 11 Juli 2014
Setelah melihat desa miskin di tepi kota besar
di tepi kota besar?? berarti ada disekitar kita :'(
Ya kemiskinan selalu ada,dan luar biasa masih bisa hadir keprihatinan