Prioritas Di Kehidupan

work-life-balance-issues
foto : www.smallbusinessbc.ca

Kemarin saya berjumpa dengan kolega bisnis suami. Kalau disebut ‘kolega bisnis’ kesannya transaksi milyaran ya? Padahal transaksi hanya recehan. Baiklah sebut saja ‘bakul’. Bakul ini seorang pria India yang sangat getol dan rajin mencari duit. Sayangnya lagi bukan Shahrukh Khan, baiklah kita sebut saja Sakur Khan. Pria India biasanya sangat rajin dan bersemangat dalam bisnis, … eh kok jadi rasis sih? Ya sudah, semua orang pada dasarnya getol mencari duit hanya speed atau kecepatannya sampai dimana, berbeda-beda.

Yang saya tahu, Sakur menurut saya cukup tajir juga. Kiosnya banyak, belum butik dan bahkan barang dagangannya seabreg. Tapi ini dia masih mengeluhkan bahwa ia salah berinvestasi. Menurutnya seandainya di masa lalu ia membeli apartment, kini ia akan hidup lebih nyaman dan santai. Tidak perlu pontang – panting berdagang seperti saat ini. Menurut Sakur lagi, ia ingin punya beberapa unit apartment lalu disewakan. Itu sudah akan menjadi motor penggerak kehidupan yang nyaman baginya. Investasi pada property tidak akan menurun nilainya, belum lagi sebagai tuan tanah ia akan memiliki banyak pemasukan dari kontrakan apartment secara reguler. Lalu sisa waktu yang ada akan digunakan untuk jalan – jalan dan berolah – raga. Sampai disini sesuatu mengganggu pemikiran saya.

Kesimpulannya, untuk hidup tenang, santai dan berolah – raga, seseorang harus punya uang yang buaaaanyaaak…? Jadi ada duit dulu baru bisa memelihara kesehatan dan ketenangan bathin? Saya jadi mikir, barangkali diluar sana ada petani yang rajin bekerja dan hidup dari usaha pertanian sederhana serta tiap hari makan sayur – mayur hasil kebunnya, tetapi tetap saja sehat dan bahagia. Mengapa? Pertama dengan tetap bekerja di kebun, sang petani otomatis akan terus beraktivitas mengolah tubuhnya. Yang kedua, makan sayur dan terutama biji – bijian itu adalah kunci kesehatan dan awet muda. Memang tidak enak hanya makan kedelai atau kecambah lainnya, tetapi itu adalah bahan – bahan asupan yang terbaik untuk menjaga mesin – mesin tubuh. Demikian pula sayur – mayur dan buah.

Baca juga :  Dendam Seorang Lelaki Makassar

Hidup di kota besar seperti Jakarta telah mengubah manusia. Makanan cepat saji yang serba modern menjadi hidangan yang ‘enak’ dan ‘cepat’ untuk disantap. Serba goreng dan renyah. Serba gurih dan pedas. Belum lagi gengsinya, makan makanan aneh, difoto dan post dong ke sosial media! Padahal kandungan yang ada didalamnya tidak terlalu jelas juga. Bagaimana dengan minyak gorengnya, apakah ada yang tahu sudah berapa kali digunakan untuk menggoreng? Jadi manusia bekerja keras, berambisi punya uang banyak agar dapat santai makan – makanan yang serba modern dan mahal, yang kadang – kadang tak jelas kandungannya apa. Kemudian jika jatuh sakit karena asupan makanan tak jelas, masih punya pula segepok uang untuk membayar biaya rumah sakitnya?? Sisa waktu yang ada, jika masih sehat. Sempatkan diri untuk jalan – jalan dan berolah – raga! Bingung saya,... He-he,…

Dulu setiap pagi ketika berangkat kerja, saya berjumpa pasangan suami – istri. Sudah sepuh mungkin usia enampuluh – tahunan. Dandanan mereka sederhana saja bukan tipe orang tua berpunya yang pakai celana pendek dan sepatu golf. Setiap pagi saya ketemu pasangan ini dijalan raya sedang jalan kaki bersama – sama, kadang bergandengan. Yang saya tahu mereka berjalan beberapa kilometer jauhnya, karena saya pernah melihat mereka keluar dari sebuah perumahan yang letaknya cukup jauh. Sepasang orang tua ini sangat konsisten, selalu jalan kaki setiap pagi sebelum jam enam dan jarak tempuh sejauh itu luar biasa bagi sepasang orang tua. Yang ada dalam benak saya, “….Ini hidup mewah bagi sepasang orang tua! Hidup seperti itu yang saya inginkan kelak!…” Bukannya berdua rajin keluar masuk rumah – sakit. Yang satu nganter yang lain periksa diabet, yang lain nganter pasangannya lagi periksa darah tinggi dan jantung. Whedeew,…

Responses (2)

  1. Saya pernah baca sebuah tulisan yang mengatakan omong kosong uang dapat memberikan rasa aman, kalau prioritasnya adalah uang maka percayalah seumur hidup rasa aman yang didambakan tak akan kesampaian, gimana mau damai, nafas sudah diujung saja masih memikirkan bisnisnya hehhe

    1. banyak yg kayak gitu hehehe..uang perlu ..tapi kalo belum ada atau belum banyak ngga usah jadi gila laah..kadang ada banyak uang juga ‘malah gila’…bener ngga boss..http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_cool.gif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *