I don’t think you get to good writing unless you expose yourself and your feelings. Deep songs don’t come from the surface; they come from the deep down. The poetry and the songs that you are supposed to write, I believe are in your heart. — Judy Collins
Benar apa yang diungkapkan oleh Judy Collins, dalam penulisan, khususnya penulisan puisi memang pasti situasi kejujuran hati terlibat di dalamnya. Pada umumnya penulisan puisi pasti ungkapan keresahan perasaan penulisnya sesuai dengan tema puisi yang ia tulis.
Puisi cinta biasanya terlahir dari penulis yang sedang mengalami jatuh cinta dan kerinduan yang mendalam terhadap orang yang dicintainya. Jika tidak, minimal ia biasa bergaul dengan kalangan orang muda yang sedang dalam taraf mencari pasangan hidupnya. Pilihan-pilihan diksi yang indah akan mengalir dengan lancar karena semuanya sedang mewarnai suasana hatinya . Cermati penggalan puisi berikut ini.
kucelupkan pena asmara dalam tinta nurani
kutuliskankan kangen sua dalam puisi hati
walau waktu merayap bak siput
yakin jua hasrat kita bersambut lembut
Kegundahan hati juga bisa melahirkan puisi tentang kegundahan, nuansa kegundahan sangat terasa dalam penggalan puisi ini.
kukatakan jingga engkau tak percaya
kuceritakan ungu engkaupun meragu
kuungkapkan putih engkau anggap hanya dalih
kunyatakan hitam engkau menjadi geram
kusiratkan kuning engkau anggap aku sinting
kuucapkan biru engkau anggap aku palsu
kusampaikan merah engkau marah
Untuk mengungkapkan keprihatinan terhadap situasi sekelilingnya seorang penulis puisi dapat mengungkapkannya dalam puisi yang sarat dengan ungkapan jujur apa yang ada di hatinya, seperti dalam penggalan puisi ini .
kami sungguh tak habis pikir
di tempat ini kami lahir
kehidupan telah bertahun kami ukir
sekarang kami sadis diusir
salahkah kami berbeda pemikiran
tentang memaknai Tuhan
mengapa kami disingkirkan
sedang Dia selau memberi kebebasan
Seperti itulah sedikit contoh sederhana yang biasanya muncul dalam puisi. Ungkapan kejujuran yang mengalir dengan jernih. Dalam memaknai puisi juga diperlukan kejujuran hati, tak boleh dengan kemarahan. Seperti di era pemerintahan negara ini dimasa lalu. Banyak penulis maupun penyair kritis yang dipenjarakan hanya karena menulis keprihatinan yang terjadi di masyarakat secara kritis, pemerintah tersinggung. Bukankah pemikiran mestinya dibalas dengan pemikiran; tulisan dibalas dengan tulisan. Bukan dengan kekerasan. Beruntung generasi masa kini sudah mengalami kebebasan dalam berekspresi. Maka sebaiknya gunakan media penulisan untuk menyampaikan ungkapan kejujuran hati.
Sering terungkap mereka yang belum mulai mencoba menulis puisi mengatakan bahwa mereka menyukai puisi dan ingin menulis puisi takut puisinya jelek. Sesungguhnya tidak ada puisi yang jelek. Semuanya tergantung yang memaknainya. Kunci utamanya adalah seperti yang diungkapkan oleh Judy Collins – kejujuran hati. Ungkapkan apa adanya yang ada dalam hati dalam karya puisi.
Demikianlah ini sekedar berbagi pengalaman dalam proses kreatif penulisan puisi. Selamat berkarya.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 28 November 2013
Suko Waspodo
tttoooooosssssss…nice post, mas Suko.
salam…