Rupanya kepopuleran Pak Jokowi, Gubernur Jakarta saat ini semakin bikin gerah, menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengusik rasa iri dari beberapa orang. Salah satunya adalah Ruhut Sitompul, juru bicara Partai Demokrat.
Pak Jokowi yang sudah mau bekerja keras membenahi Jakarta dengan tak hentinya blusukan malah ditantang berdebat. Seperti yang disampaikan ke awak media di Gedung DPR, Senayan pada Selasa, 26 November 2013.
Ya, kalau soal debat Ruhut sebagai pengacara memang jago. Namanya juga pengacara. Kerjanya memang berdebat.
Tentu saja Pak Jokowi tidak serta merta meladeni tantangan Ruhut. Tidak berselang lama saat masih berada di Balai Kota, Pak Jokowi sebaliknya malah mengajak Ruhut cemplung ke kali, cemplung ke pasar atau cebur ke lumpur. Ini tentu maksudnya kerja, kerja, dan kerja. Jangan banyak omong.
Menurut Pak Jokowi, beliau itu termasuk tipe yang tidak suka berdebat. Karena lebih suka bekerja. Jadi pemimpin sejatinya memang harus pandai bekerja bukan suka berdebat seperti kerjanya pengacara.
Sekarang ini ada fenomena untuk mencari-cari kesalahan Pak Jokowi sehubungan dengan popularitasnya. Apapun akan dilakukan untuk menghadang. Apalagi bagi politisi yang pamornya sedang menurun. Khususnya dari Partai Demokrat. Ciri-ciri orang kalap dan iri.
Bukannya belajar dari kelebihan yang dimiliki Pak Jokowi, malahan sibuk untuk mencari kesalahan dan berusaha untuk menjatuhkan. Dalam hal ini, maka masyarakat akan menilai sendiri. Siapa yang layak didukung, siapa yang layak dipentung.
mendekati pemilihan legislatip, semua pada numpang popularitas..
kita perlu pemimpin yang bisa kerja bukan hanya bisa debat