Sahabat Dunia Maya

virtual-friends1
foto : allnewsharing.blogspot.com

Hari ini sahabat dunia maya saya, sebut saja Yanti, berulang tahun. Saya menyanyikan “Happy birthday to you, you were born in the zoo..” Dan ia menjawab sigap, “Terima kasih Jowi, sahabat virtualku yang setia bagai Rexonna,..” Jika diceritakan persahabatan saya dengan Yanti sangatlah tak masuk diakal. Sekali saja, saya ketemu Yanti di konser menonton KLA Project. Saya sedang duduk didepan menanti teman – teman kantor yang sudah janjian namun belum tiba. Yanti juga sama, menanti teman – teman kantornya. Ia menyapa saya, “Mbak ini konsernya mulai jam berapa ya?” Dan saya jawab, “Satu jam lagi.” Lalu demikianlah dari saling menyapa kami bertukar nomor telepon dan berteman hingga kini. Saya hanya sekali itu ketemu Yanti di tahun 2012! Sejak itu kami bersahabat, virtual dan maya.

Persahabatan di dunia maya dan dunia nyata buat saya tidak sama. Entah saya yang punya insting ke enam atau bagaimana. Di dunia nyata mudah sekali terdeteksi ketidaktulusan. Dari perilaku didepan mata yang nyata – nyata kadang diajak bicara tidak menoleh. Atau jika ditanya, saya diacuhkan dan dijawab kasar. Pertemanan secara nyata memang terasa sekali bebannya. Kadang terpaksa berteman karena kewajiban sosial, karena sekantor, karena tetangga, karena satu almamater sekolah, karena satu arisan. Jika masing – masing ada masalah, muka mencureng dan mengacuhkan. Lelah dengan problematika kehidupan masing – masing. Entah mengapa bagi saya lebih mudah bersahabat melalui dunia maya. Dan ini sudah terjadi berulang – kali. Dalam alam maya seseorang bebas menuangkan perasaannya tanpa perlu ragu dan malu. Mungkin ini menjadi kunci di alam maya, sebaiknya membekali diri dengan kata – kata bijaksana dan logika. Sehingga ketika bicara yang disuarakan adalah kebenaran, kejujuran dan kelembutan. Dari situ persahabatan ditumbuhkan.

Baca juga :  Cara Membuat Pria Jatuh Cinta Pada Anda Sampai Tergila-gila

Secara virtual, Yanti menemani ketika saya harus menghabiskan hari – hari putus asa dirumah sakit selama ibu sakit. Ketika saya sedih dan hilang harapan, Yanti selalu memberikan semangat. Demikian pula berlaku sebaliknya, ketika Yanti sedih oleh perlakuan management kantornya dan kebosanan kerja menerpa, tak jarang ia curhat kepada saya. Kami berbagi mimpi dan cita – cita. Ia ingin memiliki warung soto yang istimewa. Karena pembantu sepuh kesayangannya pandai meracik soto yang enaknya nggak ketulungan, menurut dia! Dia juga tahu saya punya cita – cita gila menjadi penulis yang merajalela. Saya suka idenya tentang soto dan ia tidak menganggap saya tak waras karena hanya ingin menulis saja setiap detiknya.

Baca juga :  Cuma Ada di Indonesia, Kerupuk Kulit Rasa Jaket

Persahabatan dunia maya, terjalin begitu saja. Dan seperti sungut serangga bertautan, telepatis yang dipancarkan atau bahkan vokalisasi sonar ikan paus di lautan. Seperti itu persahabatan dunia maya terjadi. Jarang bertatap muka namun lebih dalam mengenal dan jujur kala berkomunikasi tukar kata. Karena adanya kecocokan dari gaya bercanda, topik pembicaraan dan nasihat yang saling bersliweran. Ketika bekerja diperkantoran, saya sering merasa bosan. Pembicaraan yang ada beyond imagination buat saya. Entah itu tas baru, sepatu baru, film terbaru atau bahkan pacar baru. Tidak ada yang berbicara tentang cara membuka warung soto atau memberikan tips menulis dengan judul scriptease. Menurut saya seseorang harus terus menggali yang terbaik dari dalam dirinya. Dan seorang sahabat maya yang penuh pengertian akan lebih berharga ketimbang serombongan teman yang hanya berhaha-hihi semata di perkumpulan arisan. Anda punya sahabat maya? *

* dengan catatan Anda sudah cukup dewasa untuk mendeteksi scammer hehe..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *