Salah Ya?

Salah Ya?

Di jalan raya mudah sekali kita menemukan para pengendara yang semaunya melanggar rambu lalu lintas. Ada yang memang karena tidak tahu aturan ada yang memang sengaja melanggarnya dengan berbagai alasan. Bisa juga karena kebiasaan.

Seperti hari ini ketika saya hendak memutar balik dari tempat yang sudah sesuai petunjuk. Tapi agak tersendat, dua mobil yang berada di depan kesulitan mengambil posisi. Terhadang dua sepeda motor. Seharusnya motor mengambil putaran di depannya lagi. Tapi mungkin mau enaknya atau tidak memperhatikan rambu ya main memutar arah yang paling dekat saja.

Baca juga :  What you get is what you prepare!

Ketika itu mungkin diingatkan anaknya yang duduk di belakang, saya mendengar si ibu berkata,”Salah ya?” Dari raut wajahnya ada tanda merasa tak enak hati. Sementara yang satu lagi di belakang tampak cuek dengan keadaan terjadi saat itu.

Beruntung rasanya bisa menjadi orang yang mau menyadari kesalahan, sehingga ada kesempatan untuk mengubahnya. Bagaimana dengan yang sudah salah saja tapi tak mau tahu? Masih ada kesempatan memang untuk menyadari. Masalahnya kalau masih ada waktu. Coba kalau waktu kontraknya habis sebagai manusia. Apa gunanya penyesalan? Wah, jadi merinding!

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *