Berjumpa dengan Fey Down -analis scammer- di Sidney. Berbincang seputaran aksi-aksi scammer dunia, scammer lokal dan scammer pedesaan. Korban-korban berjatuhan setelah menerima ‘surel’. Website berjejeran, blog berseliweran, semua atas nama penipuan. Yang terasa memilukan sebab para netter yang rata-rata melek huruf, terbuka mata untuk soal pendidikan, informasi dan komunikasi. Kok justru mereka yang terseret tipuan. Ini pasti ada yang tak beres. Begitu ucapku kepada Fey Down yang diamini Tutut, seorang pengamat scammer muda di sebuah negara kaya raya.
Keduanya kesal level 900 terhadap ulah para penipu alias scammer. Berkas-berkas sebagai alat bukti akan sepak terjang scammer di dunia maya, pun di perlihatkan padaku. “Amatilah Mas Armand, pelakunya orang Afrika dan orang Indonesia”. Kudiam saja atas vonisnya kepada warga negara legam itu, dan juga orang kita sendiri. Yang berani-berani mencatut nama dan foto Ary Bastian. Kedua orang ini, jengkel se jengkelnya, kepada scammer dan turunannya serta spesiesnya.
Mengapa geram kepada scammer? Mengapa tak geram kepada gadis-gadis kita, yang kelewat rapuh, memuja-muja mobil mewah, menyanjung-nyanjung jabatan tinggi seorang perwira? Mengapa kita tak menampar mereka akan kesilauannya terhadap hedonisme? Mengapa tak dijewer kupingnya yang kebangetan yang ingin enak-enakan tanpa berusaha keras? Adiklah Tuhan jika yang bekerja keras, lalu tak dapat hidup enak-enak nantinya?
Sungguh scammer tahu persis peta kejiwaan gadis-gadis kita saat ini. Scammer hafal karakter lemah wanita-wanita kita, zaman ini. Terlunta-lunta dengan angan dan mimpi-mimpi fatamorgananya. Siapakah sebetulnya gadis-gadis kita, haruskah kita sekadar menyuruh mereka berhati-hati, sedang hati-hati itu sudah tak ada dalam kamus sehari-harinya. Yang ada hanyalah bagaimana caraku kaya raya, bersuamikan orang berpangkat, pacaran dengan eksekutif muda, ganteng dan mumpuni.
Bukankah ini ironi bahwa gadis sekarang terlalu mudah menukar martabatnya dengan rayuan dunia, harta, ferrari, apartemen, villa dan kartu kredit? Mengapa? Mengapa? Tolong Anda berdua jawab atas kegetiran ini…! Ucapanku telah tumpah seperti ari bah. Dan kedua sahabatku itu hanya meneteskan air mata. Air mata keibuan dan keperempuanannya^^^
Manstaf 🙂
oukeeeeeeeeeeeeeeh Om 😀
bukannya korbannya justru wanita kaya ya Bang?? Lha kan diminta duit? Kalo wanita miskin gimana mau transfer ke scammer…??? duit dr mana?
hahaha
soal impian, kaya atau miskin sama aja mbak