Seekor Kucing yang Takut dengan Tikus-tikus
“Aku punya kucing
Berwarna belang
Ia lucu sekali
Pandai bermain
Ekornya sangat panjang
Berliku-liku
Kucing, kucing, lucu sekali,”
Kadang bersenandung dalam hati, lagu itu menjadi salah satu yang hadir. Lagu seorang kawan yang dikembangkan dari puisi seorang anak yang aktif di kelompok anak merdeka tahun 80-an. Lagu yang melengkapi koleksi lagu anak/rakyat merdeka.
Saat kedua anakku masih balita, lagu ini juga menjadi salah satu yang sering kami ajarkan, bersama dengan lagu-lagu anak merdeka lainnya. Pun, ketika mereka tumbuh menjadi remaja, sesekali masih terdengar mereka bersenandung lagu itu.
Tiba-tiba saja, memang aku teringat lagu itu, tatkkala ada seekor kucing dengan santai masuk ke dalam rumah, melewati diriku yang tengah asyik di meja. Biasanya aku akan mengusir dengan membuat suara yang keras agar ia terkejut dan lari. Tapi kali ini, aku biarkan saja ia lewat. Bahkan ada dorongan untuk bangkit mengikuti apa yang hendak ia lakukan di dalam rumah ini.
Sekarang biarlah aku jujur saja. Niat membiarkan ia lewat, lantaran spontan dalam kepala ada maksud terselubung. Aku dan istriku tengah jengkel luar biasa dengan kehadiran tikus-tikus di rumah ini. Tikus-tikus yang berbeda dengan tikus-tikus yang kuketahui pada masa-masa lalu. Tikus-tikus yang pemberani. Pastilah sangat menjengkelkan bukan?
Nah, kucing, sebagaimana kita ketahui adalah ”sang pengejar” istilah yang sengaja kugunakan agar tidak terlihat kejam bila menggunakan istilah ”sang pemangsa”. Maka kuamati saja tingkah laku kucing itu, yang mengendus-endus, henti sejenak memandang tajam, seakan mengerahkan insting terbaiknya untuk mengetahui di mana mangsa berada. Semoga begitu.
Terdengar suara ribut, barang-barang terjatuh. Ah, tentulah sang tikus mulai ketakutan tengah diintai kehidupannya. Sepi. Sang kucing menatap barang-barang bekas yang bertumpuk tidak karuan. Dan, tiba-tiba sang kucing berlari cepat, bukan mendekat, tapi berlari sampai menabrak kakiku, bergegas ke luar. Kulihat, kepala dua ekor tikus mengintip dari balik kardus.
Ah, kucing jaman sekarang, malah takut dengan tikus… he.h.eh.e.he….
Yogya, 2 Pebruari 2014
Manstaf 🙂
Nuwun, Pak!