Selamat Jalan Jojon Jayakarta

Membaca petikan tulisan Bang Armand, saya sedikit terkejut. “Haji Jojon telah meninggal dunia!” Bahkan ketika saya kabarkan berita ini kepada putri saya yang menginjak usia belasan tahun, ia mengomentari “Haaa? … Meninggal? Yang kumisnya ditengah itu kaaan?” Hebat ya? Haji Jojon masih dikenal dikalangan ABG masa kini! Saking tertinggalnya, saya tidak update dengan aneka berita dan acara televisi, baru hari ini saya tahu Haji Jojon telah tiada.

jojon1
foto:id.celebrity.yahoo

Semasa kecil saya selalu menonton group lawaknya Jojon, Jayakarta group. Sedih! Usia Jojon kurang lebih sepantaran dengan usia almarhum ibu saya. Sehingga ketika saya duduk di bangku SD dan SMP itu, saya sering ikut – ikutan ibu menonton Jayakarta Group ditelevisi. Jaman dahulu hanya ada TVRI, seingat saya TV swasta pertama adalah RCTI, setelah itu banyak sekali bermunculan stasiun lainnya. Pada jamannya, lawak Jayakarta Group sangat iconic. Sehingga ketika sore hari diberitakan tajuk acara : ‘Nanti malam aneka ria Safari pukul sekian – penyanyi Camelia Malik, dst. Kemudian lawak : Jayakarta Group, Jojon dan kawan – kawan.’ Maka ibu akan berkata, ‘Nonton akh, … nanti malam jam setengah delapan!’ Lalu saya pun ikut – ikutan ngantri didepan pesawat televisi.

Baca juga :  Sepasang Sendal Jepit Merah (sehati-sejiwa)
jojon2
foto:lagu80an.blogspot

Lawakan Jayakarta memang masih format klasik – lawakan fisik. Ya, para pria berdandan ala wanita lalu membuat celotehan atau drama – drama lucu seputar pacaran, cemburu, marahan dan sebagainya. Tetapi entah karena memang pada jamannya hanya ada mereka, atau memang saat itu lawakan seperti itu masih terasa lucu – segar, penonton sangat terhibur. Biasanya Cahyono muncul lalu menjadi pria yang naksir Esther (Suprapto). Tetapi Esther jatuh cinta pada Jojon. Ternyata Esther juga sudah punya suami, si Uuk (Hasanuddin). Ketika semua terbongkar, ramailah mereka saling lempar canda. Model lawakan dengan format cerita demikian. Sederhana, tetapi kekonyolan mereka terpadu manis. Cahyono dengan gaya pria sejati – sedikit flamboyan, Jojon dengan wajah konyol – pasrah sedikit menahan jengkel. Esther dengan wajah sok cantik imut dan Uuk kadangkala melawak sambil mati – matian menahan diri untuk tidak tertawa. Jayakarta kompak dan mega-star pada jamannya! Itu kesan saya tentang Jojon dan rekan – rekannya, Cahyono, Esther dan Uuk.

Baca juga :  Banner Jokowi Di Makassar
jojon3
foto: www.tribunnews.com

Menurut saya banyak sekali tokoh pelawak masa lalu yang seharusnya dibuat biografinya secara lengkap. Siapa mereka, bagaimana mereka memulai karirnya. Bagaimana mereka menjadi populer dan apa saja yang terjadi pada mereka hingga nafas terakhirnya. Ada Bagio, Ateng, Iskak, Bing Slamet (dulu banget), Eddy Sud, Basuki, Benyamin S., dst. Karena sumbangsih mereka dalam ‘menyegarkan’ rakyat Indonesia dengan humor – humornya sangatlah luar biasa. Ketika kehidupan ini banyak permasalahan, menonton lawak pada satu – satunya stasiun televisi yang ada di Indonesia (TVRI) bagaikan mata-air pelepas dahaga yang dinantikan.

Jojon yang bernama asli Djuhri Masdjan, lahir di Karawang, 5 Juni 1947 dan meninggal di Jakarta Timur pada 6 Maret 2014. Jojon dikabarkan sesak nafas dan sakit jantung. Film – film yang dibintanginya antara lain adalah Tiga Dara Mencari Cinta (1980),  Doa Yang Mengancam (2008) dan Badai di Ujung Negeri (2011). Sementara acara televisi yang didukung oleh Jojon antara lain adalah Opera Van Java (OVJ). Jojon aktif berkarya sebagai pelawak/komedian hingga usia 66 tahun dan sekarang anggota Jayakarta group yang masih hidup hanyalah Cahyono. Hicks,… Selamat jalan Jojon Jayakarta!

jojon4
foto: manado.tribunnews.com

Responses (2)

  1. Masak sih, Ci Jo? Kalau gak baca tulisan ini malah gak tahu…turut berduka cita, semoga yang terbaik selalu mengiringi tuk Jojon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *