Aje gile! Orang di mana-mana pada kebanjiran di rumah si Kate malah kagak ada airnya. Ini bukan kalimat pembuka yang didramatisir loh. Ini kenyataan. Karena di gang kediaman si Kate ledengnya mati. Sementara tetangga lain semuanya pakai jetpump bersama. Cuma rumah si Kate yang menggunakan air dari PAM.
Untung selama ini kalau tetangga jetpumpnya mati dikasih air sama si Kate, sekarang si Kate yang minta ke tetangganya.
Tapi ambilnya itu loh, si bini jadi kesal bolak-balik menenteng ember soalnya si Kate kan jarang di rumahnya. Makanya kalau hujan besar, senangnya bini si Kate karena bisa menadah air. Semuanya di keluarkan. Ember, baskom, dan panci besar semua di keluarkan.
Ironi memang ya? Di kampung sebelah orang pada kebanjiran air, si Kate malah kekurangan air. Buat mandi aja susah.
Nah, itu dia, si Kate suka berpesan sama anak dan bininya kalau menggunakan air secukupnya. Jangan dibuang-buang. Begitu juga kalau minum perlu dihabiskan. Jangan sampai menyia-nyiakan air sebagai sumber kehidupan.
Memang hidup ini ironi itu ada di sekitar kita. Ada yang rumahnya di mana-mana sampai cuma ditinggali hantu. Tapi ada yang takpunya rumah sampai harus tidur di bawah jembatan. Ada yang bisa makan berfoya-foya, baru dicicipi sedikit sudah dibuang ke tong sampah. Ada yang sampai harus mengais-ngais di tong sampah supaya dapat makan. Daripada kelaparan.
Makanya si Kate pernah dalam tulisannya mengatakan, hidup yang paling nikmat itu bisa selalu bersyukur dan berterima kasih. Biar menulis pakai HP jadul, tetap dengan semangat empat lima untuk menghasilkan tulisan yang tidak jadul.
Biar orang-orang sudah menenteng HP layar lebar ber-OS android atau iPhone, si Kate tetap setia dan nyaman dengan Nokia yang masih dengan OS Symbian. Tetap pede menggunakannya. Malah bangga bisa memanfaatkan HP jadul untuk menulis sesuatu yang berguna.
Ironi…ironi…di kala orang bingung mencari ide, Bung Kate mampu mengobral ide hehehe…cap jempol Mas