Ketika aku melakukan penelitian seminggu yang lalu di sebuah dusun kecil di kawasan lereng Gunung Kawi yaitu dusun Kenongo, di situ lah aku mulai mengerti tentang masyarakat yang sebenarnya. Ketika mereka disuguhin pertanyaan yang berisi tentang tingkat pendidikan, pendapatan, kekayaan maka mereka cenderung mengatakan yang tidak sebenarnya, hal inilah yang kemudian membuat data-data yang kami peroleh dari hasil penelitian menjadi tidak valid, mungkin sebagai masyarakat awam mereka tidak mengerti apa dampak yang akan terjadi jika mereka tidak mengatakan keadaan sebenarnya kondisi mereka.
Apabila data hasil penelitian yang kami peroleh tidak valid, kemudian pemerintah mengambil data kami sebagai acuan pembangunan desa tersebut maka yang terjadi adalah solusi pembangunan yang diberikan oleh pemerintah akan tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat tersebut.
Seperti contoh masyarakat kita selama ini sering menanyakan kinerja pemerintah yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Pemerintah hanya mengambil data dari berbagai hasil penelitian dan data hasil penelitian tersebut di warnai oleh ketidak jujuran para respondennya, maka hal inilah yang kemudian menjadi permasalahan. Ketika responden kita di tanyai mengenai jumlah pendapatan mereka perbulannya, maka mereka terkesan gengsi untuk menjawab kondisi yang sebenarnya, dari beberapa responden kami temukan mereka melebih-lebihkan jumlah pendapatan mereka dari pada jumlah pendapatan yang sebenarnya. Lalu apa dampak jangka panjangnya ? ketika data sudah terkumpul dan hasilnya kemiskinan di dusun tersebut menunjukkan angka kemiskinannya rendah, sedangkan pada kenyataannya angka kemiskinan di dusun tersebut tinggi, maka ketika pemerintah memberikan sumbangan untuk pembangunan desa tersebut, hasil sumbangan yang di perolehpun lebih sedikit karena pada data yang didapat pemerintah memang angka kemiskinan di dusun tersebut rendah, hal ini bertolak belakang dengan realita yang ada.
Seperti contoh lain misalnya, ketika ada pendataan dalam bidang pertanian, banyak petani yang mengurangi jumlah lahan yang mereka miliki pada saat dilakukan pendataan. Mereka tidak mengatakan yang sebenarnya berapa jumlah lahan mereka, misalkan bapak A mempunyai lahan 5 Ha tetapi waktu pendataan dia mengatakan lahan yang dia miliki hanya 2 Ha, hal ini apabila dilakukan oleh 100 orang maka yang terjadi banyak lahan yang tidak terdata, misalkan jumlah lahan di desa A sejumlah 1000 Ha, tetapi yang masuk dalam pendataan hanya 500 Ha, hal ini akan baru terasa dampaknya ketika pemerintah memberi pupuk subsidi hanya untuk 500 Ha lahan hal ini sesuai dengan data yang diperoleh, tetapi pada kenyataannya jumlah lahan di desa A tersebut sebanyak 1000 Ha, maka sisa 500 Ha lahan lainnya inilah yang nantinya tidak akan mendapatkan jatah pupuk. Karena lahan yang 500 Ha ini tadi tidak terdata dalam sensus pertanian.
Hal inilah yang kemudian tidak disadari oleh masyarakat kita, ketidak jujuran mereka lah yang nantinya justru akan membuat mereka semakin tidak maju.
Sebenarnya yang dilakukan pemerintah sudah sesuai dengan data yang diperoleh tetapi ketidak validan data yang akhirnya membuat pemerintah terkesan mempersulit masyarakatnya dalam memperoleh kesejahteraan.
Penulis : Syifaur Rohmah