Saya tersangkut masalah hukum? Apakah saya melakukan tindak kriminal? Ugh,…Anda harus menebak lebih baik lagi. Apakah mungkin saya melakukan tindak kriminal, barangkali kalau saya sudah kehilangan kewarasan. Tapi kali ini ada orang yang justru melakukan hal yang kurang menyenangkan dan merugikan saya. Apa yang harus saya lakukan?
Okay, saya lalu berkonsultasi dengan seorang ahli hukum. Sayangnya pertemuan itu berakhir mengecewakan. Ia tidak fokus pada permasalahan saya, malah justru fokus pada kisah dirinya sendiri. Menceritakan gagasan – gagasannya di bidang hukum dan cita – cita yang mengambil kasus dengan bayaran paling murah dua ratus juta per-kasus. Hehe, sebagai awam yang berkonsultasi. Saya langsung #gubrags#. Hmm,… ini sih bisa jadi saya yang ujung – ujungnya terhukum masuk bui karena merampok bank demi membayar si ahli hukum.
Ketika tersangkut masalah hukum, apalagi hal yang merugikan secara materi. Emosi manusia menjadi gelisah, takut merugi, takut kehilangan segalanya, takut tak punya apa – apa dan sejuta ketakutan lainnya yang benar – benar melarutkan kesadaran manusia akan esensi harta. Bahwa, rejeki itu dari TUHAN. Banyak yang mengatakan, jika memang sudah akan menjadi rejeki seseorang tak akan tertukar dengan rejeki orang lain. Jika belum waktunya ya harus bersabar.
Sesungguhnya masalah ‘hukum’ yang mengganjal saya sudah berjalan setengah tahun. Tapi saya tak tergesa mengambil tindakan ataupun kerasukan emosi kemarahan yang menggila dan mengejar lalu berkonflik terbuka dengan orang yang merugikan saya tersebut. Saya memilih diam dan terus meminta petunjuk Tuhan, apa yang harus saya lakukan?? Karena memang pada awal kejadian yang namanya emosi, marah dan murka itu membumbung tinggi. Langkah yang saya ambil untuk berdiam selama setengah tahun terbukti merupakan salah satu kunci ketenangan yang saya miliki.
Lagi, pemikiran tentang harta, untung dan rugi saya naikkan ke atas. Saya katakan kalau memang Tuhan memberi pasti akan menjadi milik kalaupun tidak pasti ada hal baik yang direncanakan olehNya. Tindakan saya terkait masalah hukum memang lambat dan lemot apalagi ini tersangkut dengan orang yang dekat. Saya tidak mau gegabah mengambil keputusan yang nantinya saya sesali. Walaupun dalam hati ada sifat serakah yang memburu – buru saya untuk segera mengklaim apa yang seharusnya menjadi hak saya. Ada sifat arogan yang membuat saya ingin gebrak meja dan berteriak menuntut keadilan. Nyatanya, saya lelah dengan seluruh perjalanan kehidupan yang ada selama ini. Saya lalu memilih menikmati sambil mendayung dan merasakan belaian angin yang sepoi – sepoi.
Perjumpaan dengan ahli hukum Jakarta yang belum apa – apa sudah meminta ongkos pesawat pulang pergi ke daerah, ongkos penginapan, ongkos makan dan ongkos – ongkos lainnya. Menempatkan saya seolah – olah memiliki kharisma Melinda Dee atau perempuan berdompet tebal lainnya, membuat saya geli. Lha, boleh dikata saya hidup dengan ‘mengamen kata -kata’. Saya ini penulis dan pembuat cerita, bukan konglomerat wanita. Kalau tersangkut masalah hukum lalu membuat saya membabi-buta apa tidak langsung semakin kacau balau hidup saya?
Perlahan benang ruwet yang selama setengah tahun membuat saya mumet mulai tersibak. Satu persatu masukan dan saran datang dari keluarga dan sahabat. Salah satunya bahkan memberikan referensi ahli hukum lokal yang menetap ditempat masalah hukum saya bermula. Sehingga saya merasakan adanya sedikit “pencerahan” atas kejadian dan permasalahan ini. Saya terus berdoa kepada Tuhan agar mata hati saya tidak digelapkan oleh keresahan dan amarah. Agar kebenaran dan keadilan yang menjadi tujuan dalam diri saya sebaik-baiknya dan sebenar – benarnya atas bantuan Tuhan terbuka dimata hukum dan apapun hasilnya saya dapat bersabar menerima.
Duluuu sekali seseorang sering memberi nasihat, “Sedihhhhh??? …namun tidak membawa mati!” Benar juga, merasa sedih wajar, tapi tidak lalu kita merasa sudah ingin mati. Kehidupan adalah hadiah terbaik yang diberikan oleh Tuhan!
Life is a journey, feel it!
J.W
Ketenangan dan tidak cepat2 mengambil keputusan berdasarkan emosi semata tidak banyak yang bisa melakukan, apalagi sampai meminta petunjuk Tuhan. Tapi dalam hal ini kok sama seperti yang saya lakukan ya, Winda? Walaupun bukan masalah hukum hehehe..semoga semua akan berakhir indah pada waktunya
iyaa abis kalo buru buru dan emosi nanti kan nyesel sendiri boss..hehe
indah pada waktunya..
yang dicari yang indah indah..