Fiksi  

Theater Impian

mimpi3
www.anshumusing.co.in

 

Untuk kamu, yang selalu saja kujadikan kenyataan, walau pada dasarnya kau sudah berubah menjadi semu, sejak perpisahan yang tidak pernah kita tahu kapan tepatnya terjadi.

Untuk kamu, yang kerap membangunkanku kala terlelap, lalu kemudian membuatku jatuh terhuyung-huyung dengan luka  mengangga, berdarah-darah  hingga aku kerepotan untuk menekannya, menghentikan pendarahan yang tercipta.

Ya, kamu..demi kamu, aku lacurkan diri merasakan kerontang yang gemarau, serasa terselubung padang gurun tandus.

Bersetubuh dengan cerarau anyir burung padang gurun, mengabaikan indahnya lenggang burung enggang.

Baca juga :  Desember Terakhir

Kamu, yang telah berhasil menyekapku pada sebuah peran mencintai tanpa logika, terjebak pada dialog-dialog tanpa epilog.

Hanya kamu, sosok yang bisa renggut seluruh asaku, hingga untuk membahagiakanmu, haruslah aku yang melakukannya. Karena tanpa ku, dirimu takkan bahagia.

Bahkan ketika tengah berdoa, aku haturkan doa dengan permohonan yang sama, agar Tuhan tidak ada punya pilihan lain selain mengabulkan inginku, bersamamu.

Kamu, yang bukan hanya menjadi inginku menikmati hidup, tetapi sudah menjadi bagian dari inginku mati.

Demi mencintaimu, aku relakan memilih pintu neraka, dan abaikan surga.

Baca juga :  Aku Penyakitmu

 

Responses (11)

  1. waaw….Novie.

    *ngeri dengan quote terakhir ==Demi mencintaimu, aku relakan memilih pintu neraka, dan abaikan surga==

    :mewek2

  2. Uti Enggar dan Bunda Yetty,

    Lidah seseorang yang tengah bersyair, terkadang mampu menjadi lidah yang tak “waras”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *