Dalam hidup ini selalu ada hal – hal yang tak menyenangkan yang kita hadapi. Banyak kali dalam perjalanan kehidupan, jika menengok kebelakang, saya teringat pagi -pagi yang melelahkan yang harus saya jalani ketika bersekolah sekian belas tahun lamanya. Harus bangun pagi, harus membuat PR, harus membuat skripsi, harus maju ke papan tulis mengerjakan soal, harus maju dalam sidang dan seribu satu ‘keharusan’ seorang pelajar. Ternyata pagi-pagi itu sekarang sudah menjadi kenangan dan bahkan ada kalanya rindu masa – masa menjadi pelajar sekolah.
Ketika bekerja banyak kali terjepit masalah yang mengharuskan kita menghadapi orang, menjawab tanya atau maju mengajukan suatu gagasan dan kemudian dicemooh banyak orang. Tuntutan tanggung-jawab juga rasanya kian mengerikan dan seringkali tak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Butuh strategi, kecermatan dan langkah-langkah taktis. Belum lagi bersinergi dengan teman sekerja alias membentuk teamwork dan team bonding. Yang kadang melelahkan, karena itu terpaksa dilakukan demi pekerjaan bukan pertemanan. Hal – hal demikian sangat menjepit dan melelahkan, menimbulkan ketakutan dan enggan. Namun lambat laun dan dengan berlalunya waktu ternyata semuanya dapat terlampaui.
Setelah menikah pun berulang kali masalah timbul, dari yang masalah keuangan, hasutan keluarga, cemoohan sanak famili dan segala hal yang tampaknya tidak dapat diindikasikan sebagai titik terang dalam perjalanan pernikahan. Yang ada hanya rasa terpojok dan ingin segera menemukan jalan keluar. Namun dengan kesabaran dan seijin Tuhan, selalu ada jalan keluar. Selalu ada pencerahan dan penyelamatan. Caranya bagaimana dan kisahnya terasa mustahil, namun ternyata semua berlalu dengan baik. Pernikahan terus berjalan baik bagi mereka yang percaya tentang komitmen dan kerjasama bukan sekedar dongeng peri. Lagi-lagi segala hal yang menakutkan selalu terlewati dengan baik.
Hidup ini jika saya lihat, seperti mengemudikan pesawat canggih ‘enterprise’ dengan banyak panel, banyak tombol, level kecepatan dan beratnya beban. Semua membutuhkan pilot yang canggih dan mampu mengoperasikan segalanya dengan pertimbangan matang, cermat dan tanggung-jawab penuh. Selalu ada tersendat dalam perjalanan, ada kasus bahan bakar, ada guncangan melampaui awan – awan, ada pemandangan yang muram dan sebagainya. Namun selalu ada pilihan, untuk mengoperasikannya dengan baik. Selalu ada jalan, untuk melalui semua tantangan dengan baik pula. Sayang, dalam hidup ini hanya tidak ada “pilot otomatis” seperti dalam pesawat. Semua harus dikerjakan dengan manual, harus mengerahkan segala akal, budi pekerti. Perjalanan hanya akan berakhir jika kita semua sudah sampai di ‘tujuan.’
hahahahahahaha
Itu dibutuhkan kejelian ya Mbak Win
yupppp….mekanisme…segala panel..