Pernah tidak, Anda membaca nasihat yang berbunyi, “Kamu tidak mendapatkan apa yang kamu minta, tetapi kamu akan mendapatkan apa yang kamu butuhkan.” Kalau mendengar kalimat saja, rasanya kok masih nggak mengerti apa ya maksudnya? Apa bedanya yang kita minta dengan yang kita butuh? Bukannya sama? Kalau kita meminta pastinya kita butuh dong?
Rupanya apa yang kita butuhkan acapkali berbeda dengan apa yang ada dalam pandangan Sang Pengatur Semesta ini. Kita merasa butuh rumah tipe sekian di perumahan anu, mendadak diminta paman untuk menunggui rumahnya yang kosong selama ia bertugas di luar negeri, GRATIS! Ya, kira – kira seperti itu barangkali? Bahwa apa yang kita minta mungkin tidak seratus persen dikabulkan oleh Tuhan, tetapi 99% kita akan dicukupkan olehNya? Percaya nggak? Lebih baik percaya sejak sekarang, daripada Dia berpikir, “Wah ini manusia nggak ada rasa syukur sama sekali. Atau saya CUT saja semua JATAH untuknya?” Waduhhhh,…. Ampun Gusti!
Sejak aktif menulis di sosial media, kadang saya ikut beberapa lomba. Ada lomba yang sangat saya inginkan menang, karena saya ingin mengabadikan kisah ibu saya dalam sebuah buku. Walau hanya berupa cuplikan. Ketika tidak menang, saya kecewa. Karena obsesi, apa yang saya harapkan tidak terkabul. Anehnya, saya menang lomba lain yang saya pikir mustahil untuk menang! Sampai waktu pengumuman saya baca bolak – balik dan kayaknya saya baca pengumumannya saja telat, karena saya suka tidak sadar kapan pengumuman akan keluar. Lalu saya ikut lomba lagi, karena sudah lama ingin menonton pertunjukan musik yang saya idamkan, plus pengen banget nraktir salah satu sahabat ex-kantor dengan modal dengkul alias ‘modal menang lomba’ bwehehe… Lagi – lagi nggak menang! Beberapa hari kemudian mendadak dikirim text, diajak teman lain untuk menonton pertunjukan tersebut, “Tiketnya aku belikan saja dulu ya Win, dapet promo BNI jadi murah, setengah harga.” Wouwww! Jadi juga menonton,…
Kadang saya merinding merasakan betapa tangan Tuhan itu luar biasa ‘memainkan’ dawai kisah manusia. What’s meant to be will always find a way’ yaitu, apa yang seharusnya terjadi pasti akan terjadi. Banyak hal yang dulu selalu menyebabkan saya komplain dan jengkel, karena merasa diperlakukan tidak adil, merasa ditipu, merasa dizholimi, merasa diremehkan dan sejuta perasaan inferior lain. Tertekan oleh pihak lain, tertekan oleh situasi, tertekan oleh keharusan. Kini, saya belajar melepaskan perasaan itu. Dari situ saya belajar, semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita akan menerima. Semakin banyak bersyukur semakin banyak diberikan. Semakin lebar kita merentangkan tangan untuk merangkul, selebar itu pula akan diberikan kehangatan. Sebaliknya jika kita selalu tertutup, muram, berpangku – tangan, acuh, serakah dan sebagainya, semakin jauh nikmat yang kita dapatkan. Tidak usah diminta, akan diberikan olehNya, apa yang kita butuhkan. Karena Ia, maha mengetahui. Maka dari itu bersyukurlah atas segala sesuatu. Dimulai dari hal yang sederhana : bisa jadi penulis di ketikketik, okay? He-he-he,…
Bisa jadi penulis di ketikketik pun sudah saya layak bersyukur, karena berarti Tuhan menyediakan ladangnya baru di KK, Win hehehe…
iyalah dipercaya Mas Doni, kenalan dengan Mba Anita, Fie dll ..seneng donggg dapat teman – teman baru… :peluk
setiap niat itu sudah ibarat benih, masalah hasilnya tidak selalu sesuai dengan keinginan, tetap dalam sikap tawakal semua hasil itu akan menjdai indah
paling hebat,…yang sanggup tawakal hingga nafas terputusss yaaa bwehehehe… #mode:masih belajar#