Tinju: Cermin Budaya Tak Cerdas

IMG-20130828-01552

Sempat jua saya renung-renungkan kemarin, saat menuai kemacetan, di pintu II Universitas Hasanuddin. Seorang birokrat marah-marah karena mobil dinesnya tersenggol motor. Lalu, ‘beliau’ turun dan memaki, menunjuk-nunjuk dengan geramnya. Dua hal yang kutanyakan dalam diriku: Pertama, kok macet sudah jadi menu setiap hari, ke mana para ahli tata ruang, ahli transportasi yang bergelar profesor. Kedua, kok jadi bos, pejabat, orang penting itu suka marah-marah.

Ah ada yang gak sinkron dalam kosmos manusia ini, sebab ‘rukunnya’ untuk jadi bos, ya harus cerdas, cerdas ya gak suka marah, cerdas yah senang mencari alternatif. Bukan marah sebagai cara defenitif, bukan pula akhir dari segala teknik dalam memaknai masalah. Lalau, ilmuawan itu tak pikirkan bahwa ini adalah sistemik. Ada macet ada sebab, ada motor ada pembuatnya, ada ilmu, ada tujuan. Ada damai, ada rusuh. Mengapa tak dicoba susuri ‘antrian’ sistemik itu? Apa harus pikirkan yang hanya di hasilnya dan sedang dialami?

Baca juga :  Menjadi Pemberontak atau Pahlawan ?

Kalau seperti itu, maka hidup manusia memang telah menjadi robotik. Berjalan sesuai ‘kehendak sesaat’. Lantas, apa harus direlakan peristiwa demi peristiwa tanpa mengkajinya secara subtantif?. Wuh, mungkin dunia, manusia beserta jagad raya ini harus di-restart. Tujuannya agar manusia kembali belajar dari titik nol.

Dan perkara saling melukai di jagat ini nampak-nampaknya bukan persoalan serius lagi, ia telah terbentuk menjadi sebuah gaya hidup. Gaya hidup yang sesungguhnya yang membelakangi sisi kemanusiaan sebab yang bisa seperti itu hanyalah hewan dengan fasilitas gigi taring nan buas, tanduk yang kokoh-runcing dan instinct membunuh yang kelewatan, dan itu terjadi pada rencana paertarungan Farhat Abbas dan The Ahmad Dani’s family^^^

Responses (4)

  1. Setuju Bro manusia perlu di restar nih agar semua bermula dari nol lagi hehheehttp://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Restart karena belum siap
      So, sudah belajar satu babak
      Mungkin tak perlu ada babak III Bro
      😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *