Berdagang, adalah salah satu pekerjaan yang saya geluti sejak masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar. Kehilangan ayah sejak masih kecil, membuat saya harus pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Berbekal sepeda ontel tua peninggalan ayah, saya menempuh jarak 36 kilometer setiap dua hari, berjualan sayuran ke sebuah kota pantai bernama Tanjung Tiram. Padahal waktu itu kaki saya belum cukup panjang untuk mengayuh penuh pedal sepeda yang wujudnya mirip dengan sepeda ontel milik guru saya, Mas Bain Saptaman. Pekerjaan berjualan sayur mayur ini saya tekuni sampai tamat SMA. Selain sayuran, terkadang juga berjualan pisang, ubi, durian, dan hasil bumi lainnya.
Alhamdulillah, saya sekarang telah memiliki perusahaan kecil sendiri yang bergerak di bidang penyewaan perlengkapan pesta, dengan empat karyawan tetap dan dua karyawan tidak tetap.
Sejak lima tahun terakhir, saya menggeluti dunia perdagangan via internet. Produk yang saya tawarkan adalah produk pertanian berupa benih tanaman perkebunan.
Jujur saja, tidak banyak pembeli yang saya dapatkan dari dunia maya, dibandingkan pembeli yang datang langsung atau membeli secara konvensional. Mungkin hanya sekira 10% saja. Karena itu, tidaklah dapat dikatakan bahwa saya sudah sukses berniaga di dunia maya.
Namun, harus diakui bahwa produk yang saya usung kini menjadi jauh lebih luas pangsa pasarnya, setelah dipasarkan melalui internet itu. Pesanan barang yang dulu datangnya hanya dari wilayah pulau Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya, kini sudah merambah hingga ke Kalimantan dan Sulawesi, meskipun masih dalam jumlah kecil.
Hatta belum berhasil baik, saya ingin juga berbagi pengalaman tentang bagaimana menjalankan usaha perniagaan di dunia maya ini.
Adapun kiat-kiat yang saya lakukan dalam hal ini adalah :
1. Jujur.
Jujur di sini adalah modal utama. Jika sekali saja berbuat curang, maka reputasi yang kita bangun bertahun-tahun, akan mudah sekali runtuh seperti runtuhnya istana pasir.
Membangun kepercayaan konsumen di dunia maya itu sungguh bukanlah hal yang mudah. Mungkin seratus kali lebih sulit dibanding membangun kepercayaan di dunia nyata. Di dunia nyata,kita bisa bertemu langsung, berinteraksi dengan segala sisi kemanusiaan, lalu kita bisa menunjukkan barang dagangan kita secara riil, hingga tak sulit untuk meyakinkan calon konsumen yang memang serius ingin membeli. Apalagi pembayaran dilakukan dengan sistim cash and carry. Jika pun ada kesalahan dalam transaksi, kita bisa memperbaikinya dengan mudah, melalui pendekatan face to face, dan membangun komunikasi heart to heart dengan konsumen, sehingga konsumen dapat mengerti.
Namun tetap saja segala masalah harus segera diatasi dengan sebaik-baiknya, sampai konsumen merasa puas dengan penyelesaian yang kita lakukan itu.
Bandingkan dengan di dunia maya. Kita paling cuma bisa mengunggah gambar produk, menerangkan seperlunya, berkomunikasi via telepon, lalu menunggu orang percaya untuk mentransfer uangnya ke rekening bank kita. Kita sendiri tentu tidak berani mengirimkan barang terlebih dahulu, karena bila ada kecurangan dari pihak pembeli, kita tidak punya kekuatan yang cukup untuk menuntut secara hukum. Apalagi, berurusan dengan hukum bisa-bisa biayanya sepuluh atau bahkan dua puluh kali lipat dibanding kerugian yang kita derita. Saya seumur-umur selalu menghindar dari berurusan dengan hukum, meskipun paman (Rifai Zein, S.H) dan adik kandung saya (Dr. Mhd.Abd.Hakim, S.H, M.Pd) berprofesi sebagai advokat.
Jujur di sini juga termasuk mengklasifikasikan barang dagangan kita apa adanya. Jangan pernah memalsukan barang, memalsukan identitas barang, atau melebih-lebihkan propaganda saat berusaha meyakinkan konsumen. Jangan pula mengatakan barang ready stock padahal kenyataannya konsumen mesti indent. Intinya: jangan menipu.
2. Tanggap.
Segeralah kirim barang lewat jasa kurir terpercaya begitu pesanan diterima dan transfer dana telah dilakukan pihak konsumen. Saya sendiri biasanya menggunakan jasa kurir TIKI atau JNE.
3. Kemas barang dengan sebaik-baiknya. Perhitungkan guncangan, tekanan dan rembesan cairan selama masa transportasi. Bila barang yang dikirim bersifat ringan dan rentan terhadap tekanan, maka tulislah di atas kemasan ‘JANGAN DITIMPA DAN DIBANTING’. Sertakan juga alamat penerima dengan lengkap dan jelas. Tuliskan juga nomor HP anda, untuk mengantisipasi bila ada kesulitan pihak kurir.
4. Selalu tawarkan calon pembeli untuk bertemu langsung terlebih dahulu. Berniaga secara konvensional (bertemu lalu bertransaksi) adalah pilihan pertama. Sertakan juga alamat anda yang jelas dan benar. Anda juga bisa minta teman atau saudara calon pembeli yang kebetulan dekat dengan alamat anda untuk datang memverifikasi keberadaan anda.
5. Kondisi barang harus dalam keadaan baik sampai ke tangan konsumen. Bila ada kerusakan karena pengiriman, maka itu adalah urusan anda dengan pihak kurir. Jangan libatkan konsumen. Segera ganti barang setelah konfirmasi aktual tentang barang yang rusak. Atau setelah barang di kirbal (kirim balik) oleh konsumen. Ingat, logikanya adalah tidak ada pembeli yang mau sengaja merusakkan barang yang dibelinya agar dapat pengganti.
6.Jangan berlebihan membujuk calon pembeli. Ini hanya akan membuat calon pembeli curiga.Terangkan saja tentang barang dan sifat penjualan anda seperlunya, dengan bahasa yang baik dan sopan.
7.Gunakanlah nomor rekening atas nama yang sama dengan kartu identitas anda.
8. Buatlah blog khusus yang dapat diakses calon pembeli, hingga calon pembeli mendapatkan informasi yang cukup mengenai anda dan barang/jasa perniagaan yang anda tawarkan. Tak masalah apakah blog itu berbayar atau gratisan, asalkan data lengkap dan alamat penjual jelas, sudah cukup untuk membantu mendapatkan kepercayaan calon pembeli.
9.Tawarkan produk anda melalui iklan sebanyak-banyaknya. Untuk ini, anda bisa memanfaatkan situs iklan gratis yang sekarang jumlahnya sudah ratusan. Tetapi yang lebih efektif adalah dengan menggunakan media sosial semacam facebook, twitter, kaskus, dll. Adanya semacam hubungan bathin tersembunyi diantara sesama kaskuser, misalnya, dapat membantu membangun kepercayaan calon pembeli.
Saya termasuk orang yang menetapkan harga nett untuk setiap barang yang dijual. Tidak ada tawar menawar, dan saya juga mencantumkan bahwa ongkos kirim ditanggung pembeli.
10. Isilah form biodata anda dengan benar. Tampilkan juga foto asli anda. Jangan khawatir, jika anda memang jujur, anda tidak akan mendapatkan masalah di masa depan.
Saya mengupload foto KTP dan SIM saya. Selama kita jujur, maka tak ada yang perlu ditakutkan.
Demikianlah sekelumit cerita saya tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat berniaga di dunia maya.
Semoga bermanfaat.
sumber gambar : trainingtokoonline.com
pas banget ya bang Pilot, barusan saya jualan buku di oxl.co.id heheh terima kasih
Semoga laris manis.
Ssstt.., saya pasang iklan di puluhan situs iklan …. gratis.
Wakakakakaka…., lumayan efektif tuh.