Dunia Selebar Daun Kelor, Indeed!

foto:quranic-healing

Ceritanya gini. Dulu pernah kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Belasan tahun kemudian hijrah ke Jakarta. Bekerja, mengadu nasib, berkeluarga dan sebagainya. Di sekolah tempat putriku, otomatis ada perkumpulan beberapa orang tua murid. Ibu – ibu dan bapak – bapak saling berteman dan berkenalan. Menurutku mau tak mau ini perlu, karena anak kami semua bersekolah di sekolah yang sama. Apa salahnya menjalin pertemanan dan membentuk komunitas dengan sesama orang tua murid lainnya.

Teman – teman baru dari komunitas ibu – ibu disekolah otomatis banyak dan berbagai – bagai. Ada yang sepantaran usia, yang lebih muda barangkali ada yang lebih berumur pula. Tapi disini intinya bukan masalah usia, intinya adalah bersama-sama membangun suatu komunitas sesama ortu siswa yang saling mengawasi, mendukung dan mendampingi anak – anak kami semua berkembang bersama menuju kedewasaan. Menilik rentannya dunia masa kini, rasanya kekompakan antara ortu siswa sudah harus dibina oleh para orang tua sendiri. Aku termasuk orang tua siswa yang suka berkenalan dengan ibu – ibu dan bapak lain yang aktif disekolah. Bukannya sok seru, tapi memang seru banyak kawan dari berbagai komunitas!

Baca juga :  Being Marsinah

Lha, dari perkenalan dengan sesama ibu. Ada satu ibu – ibu yang sebenarnya aku kenal dan tahu sudah lama. Namun perkenalan kami ya basa – basi dan asal – asalan saja. Aku tahu dia mamanya si Dina. Tapi nama lengkap, asal – usul, aku nggak terlalu banyak bertanya. Suatu ketika si mamanya Dina ini melihat komentarku pada sebuah web universitas di Yogya. Ia lalu mulai bertanya – tanya padaku apakah aku kuliah disitu. Ketika kujawab ya, dengan bersemangat ia lalu menjelaskan bahwa ia juga bersekolah dalam satu group yang sama denganku. Kampus kami malah berhadap – hadapan! Olala,…

Ketika percakapan berlanjut intens, akhirnya kami juga menemukan bahwa kami itu bertempat tinggal atau kost bersebelahan!! Bahkan kami mengenal dan mengingat beberapa teman dari pergaulan kampus dan kost yang sama! Mulailah kami membicarakan teman – teman masa lalu. Kaget dan haru, ternyata dunia ini memang selebar daun kelor! Bagaimana mungkin dua orang yang kost bersebelahan, dulu tak saling mengenal, kuliah di kampus yang berhadapan dan barangkali dulu juga berselisih jalan di lorong kampus, puluhan tahun kemudian berjumpa kembali di suatu sekolah karena putri kami sama – sama bersekolah disitu. Walaupun mama Dina beberapa tahun lebih tua dariku, aku yakin kami pernah berjumpa ketika di lingkungan kampus. Setidaknya saat ia tahun terakhir, aku baru masuk tahun pertama kuliah.

Baca juga :  Perempuan Ini Bayar Rp. 164 Juta Untuk Sekali Makan Malam !

Hidup ini jika dijalani bagaikan sebuah kisah film yang panjang dan to be continued. Perjumpaanku kembali dengan Mama Dina membuatku semakin menghargai kehidupan dan kepandaian Tuhan yang menggariskan kisah pada masing – masih tokoh. Ada tokoh baik protagonis, ada tokoh jahat antagonis, ada tokoh yang terus selamat, ada tokoh yang kurang beruntung. Tapi memang jika dijalani hidup ini berjejalan di atas daun kelor, saling bertumbukan dan bertabrakan. Karakter manusia yang muncul di hari ini, kadang mengingatkan kita pada beberapa orang yang kita kenal di masa lalu. Maka dari itu jika bertumbukan di atas daun kelor; sebaiknya kita menjaga keseimbangan, belajar dari masa lalu dan semoga bijak menanggapi masa kini. …Ugh, makin sempit saja dunia!

Responses (2)

  1. Wah, sama dengan pengalamanku. Aku bertemu Dyahrina di blog sebelah yang error mulu itu. Ternyata dia kakak tingkatku waktu kuliah dulu, satu fakultas pulak! Dan ternyata punya hobby yang sama, berfiksiria http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_mail.gif

    1. iyoo ternyata..belasan – puluhan tahun bisa jumpa dengan teman – teman yang pernah bersenggolan di masa lalu yoo..hihi ajaib!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *