Pernah tidak, mengirimkan email atau pertanyaan kepada seorang teman lalu lama tidak dibalas. Ketika bertemu muka dan ditanyakan, “Lho, kok emailku engga kamu balas?” Terus dijawab, “Aku masih sibuk” atau “Aku bingung menjawabnya.” Apa pikiran Anda tentang orang tersebut? Jujur saja kalau saya berpikir, beliau itu “kurang smart.” Dan saya pribadi akan menambahkan, “melakukan perbuatan yang kurang menyenangkan karena mengabaikan orang lain.”
Ketika seseorang melakukan korespondensi, melakukan surat-menyurat atau kirim-mengirim email pribadi pasti yang diharapkan terjadi adalah dialog dan bukannya monolog. Dialog itu apa? Dialog adalah komunikasi antara dua pihak atau dua orang. Dialog gunanya apa? Gunanya membentuk suatu percakapan yang mengarah pada satu pengertian dan berakhir pada kesepakatan atau justru ketidaksepakatan. Tapi janganlah dialog berhenti dan menggantung di tengah-tengah. Itu aneh! Itu cari ‘aman’!
Misalkan yang satu bertanya, “apakah Anda dapat membuat kue?” yang lain harus menjawab, “Ya atau tidak”. Jika dijawab “Ya” biasanya akan muncul pertanyaan lanjutan seperti dapatkah Anda memberitahukan cara membuat kue bolu? Bahan-bahannya apa? Membeli bahan dimana? Peralatan masaknya apa? Cara memasaknya bagaimana? Lalu apakah ada cara menjual atau memasarkan? Dari sini muncul percakapan yang saling memperkaya. Yang ditanya menjadi kaya karena beramal dengan pengetahuannya dan yang bertanya menjadi pintar karena bertanya atau berguru pada orang lain.
Ketika sebuah awalan untuk memulai dialog dikirimkan dan pertanyaan yang diberikan ternyata cukup sulit, apakah lalu kita harus berdiam diri hingga sebulan atau lebih atau setahun sambil mencari-cari wangsit guna menjawab pertanyaan tersebut? Saya rasa tidak. Menurut saya, jika seseorang sedang berada ditempat, artinya tidak sedang sakit atau tidak sedang bepergian atau gadget/line sambungan tidak sedang rusak, selayaknya email/korespondensi dijawab maksimal dalam waktu 2x 24 jam. Ini pendapat saya pribadi saja, menyesuaikan dengan ‘Tamu RT harap lapor dalam 2×24 jam!’ hehehe…
Pertanyaan yang sulit, tidak dapat terjawab atau dibutuhkan kehati-hatian dalam menjawab selayaknya tetap dijawab dengan sopan. Seperti “Sejujurnya saya tak dapat menjawab pertanyaan Anda, mungkin bisa Anda tanyakan kepada ahlinya? si A atau si B?” atau bisa jadi, “Boleh saya minta waktu untuk menjawab pertanyaan ini? Karena sekarang saya sedang sibuk atau sedang tak mampu untuk menjawabnya.” Ketika sebuah email, SMS, atau pesan dengan niatan korespondensi tidak dijawab sama sekali, bagi saya ada yang salah dengan cara berkomunikasi orang tersebut. Tentunya dalam hal ini orang yang kita anggap telah dewasa. Bisa jadi ia sangat pelupa (membaca email lalu diabaikan saja), bisa jadi ia sangat penakut (takut salah ngomong atau bicara) dan maaf saja bisa jadi kurang smart (karena menjawab sopan dan standar saja tidak bisa).
Sekali lagi, ini opini saya pribadi saja. Boleh ada yang setuju dan boleh ada yang tidak. Boleh ada yang berpendapat lain silahkan saja asal mampu mengemukakan dengan santun. Saya sendiri selalu berusaha dengan cepat merespon semua pertanyaan dan email yang ditujukan secara pribadi. Jikapun ada yang terlupa atau terliwat bisa jadi memang lupa dan terliwat baca, tapi tidak pernah ada niatan saya mengabaikan jalur komunikasi yang terbuka dan membiarkannya menggantung di tengah – tengah! He-he,….
Life is a journey, feel it!
J.W.
aku kirim e-mail ke travel agent di gajah putih sana, gak dijawab-jawab, hiks
udah hampir 1 bulan lamanya. padahal aku udah kirim 2 kali dengan jarak 1 minggu dari e-mail pertama. mau kirim yg ketiga kalinya jadi ragu, apakah nanti akan dibalas? itu jadinya knp ya kak joseph? :confused:
wuahhh Vi, artinya harus ganti travel agent tuhhh SE-GE-RA…hehehe sekarang jaman gadget…harus cepat, responsif dan bersasaran baik..halah…bahasa belibet amat yakk..