Gaya  

Berjalan Baik Dengan Sendirinya

pathway
foto:stewartdesign.com

Dalam sebuah percakapan, seorang sahabat mengatakan, “Ketika saya muda remaja, saya berpikir dengan lugu. Bahwa hidup akan berjalan baik dengan sendirinya,…” Kata – kata ini menyentakkan kesadaran saya, bahwa saya pun pernah berpikiran sama. Bahwa hidup ini hanya lurus ke depan, dijalani saja. Bahwa jika sudah selesai sekolah, lalu kuliah dan kemudian bekerja. Setelah bekerja, bertemu jodoh lalu berumah-tangga. Setelah berumah-tangga lalu memiliki dan membesarkan anak – anak. Usia terus bergulir dari bilangan 20-an, 30-an, 40-an, 50-an dan seterusnya. Beberapa atau mungkin banyak, tidak sampai pada bilangan dan seterusnya itu. Tapi seharusnya kehidupan akan menjadi baik dengan sendirinya. Lha kita sudah berlaku baik, sesuai pakem. Kenapa bisa salah??

Saya mengenang beberapa teman sekolah dan teman sekerja yang telah tiada. Ada yang bahkan usianya lebih muda daripada saya. Anaknya masih dibawah sepuluh tahun. Beberapa teman lainnya bercerai. Ada yang bahkan menikah setelah saya dan juga tiba – tiba sudah bercerai. Saya dan sahabat saya itu seolah tertampar dengan kenyataan bahwa, “Sesungguhnya hidup tidak akan berjalan baik dengan sendirinya. Hidup hanya akan berjalan, sementara baik dan buruknya manusia harup siap!” Jika hidup dalam keadaan baik, tidak usah terlalu pongah. Karena ketika menjadi tidak baik, kita akan sangat kelelahan dengan bebannya. Ketika hidup juga dalam keadaan yang tidak baik, tidak usah selalu merengek dan mengeluh. Karena beban yang berat akan dirasakan semakin menghimpit.

Baca juga :  Menggali Air Kesejukkan Jiwa

Mengerikan, tapi ini kenyataan yang harus disadari oleh semua orang. Bahwa hidup tidak akan berjalan baik dengan sendirinya. Tetapi manusia bisa memilih untuk terus menjadi baik atau berbelok menjadi jahat. Hidup ini seperti putaran roda kincir raksasa, berputar naik – turun. Kadang diatas dan kadang dibawah. Tidak seperti komidi putar yang berputar disitu – situ saja pada ketinggian yang sama. Ketika kita diatas pemandangan indah dan menakjubkan, segala sesuatu terlihat luas dan mempesona. Ketika kita dibawah, sama seperti komidi putar. Pemandangan jadi terbatas dan tak banyak yang dapat dilihat. Namun sesungguhnya naik – turun roda kehidupan itulah yang membuat adrenalin bergejolak, thrilling. Kalau diam saja, maka akan sangat membosankan. Ketika peselancar kehidupan meliuk – liukkan papan selancarnya dalam gelombang kehidupan, bukankah itu kemahiran yang sesungguhnya?

Baca juga :  Makna Ucapan Terimakasih

Wake – up! Kehidupan tidak akan berjalan baik dengan sendirinya. Tetapi manusia dapat memilih untuk terus menjadi orang baik atau menjadi orang jahat? Seperti kisah sinetron di kehidupan yang saya ceritakan kemarin, orang – orang tersebut memilih untuk tetap menjadi baik. Sekeras apapun didera oleh kejamnya kehidupan, mereka bertahan. Karena kehidupan berjalan terus dengan sendirinya, pilihan yang ada hanyalah bertahan dan memainkan papan selancar di gelombang kehidupan. Pilihan mengakhiri hidup sebenarnya adalah kekalahan, karena hidup itu sendiri anugrah dari Tuhan. Sahabat saya didera oleh masalah perusahaan tempatnya bekerja yang gulung tikar. Sementara perusahaan tempat saya bekerja barangkali masih akan eksis lima-puluh tahun lagi, tetapi saya didera oleh masalah penindasan dan kesewenangan. Jadi maaf saja, bagi rekan – rekan yang masih muda. Hidup itu tidak berjalan baik dengan sendirinya, tetapi harus diperjuangkan. Dan ketika kita sedang berseluncur di papan seluncur andalan kita (sikap kita), keep smiling!..

tulisan terkait : ‘tak ada pilot otomatis di kehidupan.’

Respon (4)

  1. Kok sama ya:) waktu masih muda saya juga berpikir gitu, semua akan baik baik saja, makanya tidak begitu ambisi dengan yang namanya uang. Sekarang baru sadar kalau hidup itu butuh uang

    1. sebetulnya ya uang selalu butuh, tetapi saat kita lebih muda, kita naif — kita pikir asal sekolah, kuliah lalu kerja. hidup baik, diperlakukan adil, pasti dapat uang — lha, setelah dewasa baru sadar ==> nggak sesimple itu: mengais rejeki ada yg pake ngotot tipu sana – sini, cari muka, korupsi, culas, curang, nepotisme dll – gituuu..http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_wacko.gif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *