TELAH terjadi keseragaman infromasi dunia via mesin raksasa informasi, dialah internet. Rutin memburu berita, pengumuman dan publikasi-pubilkasi. Lalu, ia daur ulang. Sangat terkesan cerdas, wawasan luas (jika tak mau disebut wawasan bebas. red).
Perang informasi di sana sini. Wuh, gempa informasi telah melanda dunia, entah siapa lagi yang tak pintar di zaman ini? Semua sudah terperosok dalam lembah informasi, berbangga-bangga dan sesungguhnya ini pembodohan dan kelahiran neo-jahiliyah.
Hanya dengan mengandalkan mesin pencari, dan di detik itu telah tersemai bibit-bibir hipokrit, seolah itu adalah ‘primary opinion’ dan hanya dia yang paham bahwa ia telah berdusta atas pengakuan terselubung akan kepintaran dan wawasan. Bukankah ada detektor pembaca, pendengar, penyimak bahwa ini sebetulnya bukanlah kecerdasan, itu masuk dalam ranah keterampilan meng-kopi ulang, redesign wawasan dunia.
Inilah yang sebetulnya sedang dihadapi manusia dengan peradaban informasi, demografi dan kosmos berpikir mutlak menjadi tantangan atas segala fenomena sosial budaya dunia. Dunia telah menjadi satu, tiada demarkasi geografis lagi soal informasi.
Berlomba memberi informasi adalah ciri manusia semoderen ini, walau itu hanyalah parade kutip-kutip, pesta akal-akalan dan nuansa palsu-palsuan. Reproduksi serupa ini persis pelipatgandaan yang semu (pseudo). Dan sesungguhnya jika Anda tersadar sedikit, maka Anda akan bertanya: “Beginikah caraku?”
Selanjutnya, opini-opini primer telah mulai ditinggalkan, analisa-analisa tajam juga kian kabur, orang bermain pada bagaimana meneruskan (forward) informasi ke seluruh dunia, hingga terjadi perkumpulan informasi yang seragam. Aku baru saja diperingatkan sangat kerasnya oleh guruku: “Maksimalkan otak-perasaanmu! Bukan habiskan energimu untuk menjadikan otakmu laksana terumbu karang. Indah tapi kaku”.
Otakmu ini, otak search engine. demi Era Kecerdasan, Katanya………….hemmmmmm
Waduh bro, saya jarang banget tuh pakai mesin pencari untuk cari bahan tulisan hehhe…pakai mengkhayal aja kan enak hihihi
hemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm gak papah juga sih bro
Maksudku: penulis yang suka ammbil berita kemudian menenmpelkannya di artikelnya, itu kusebut keterampilan..
Dan penulis orisinil jarang lakukan itu… dan keduanya kusebut kecerdasan