![Photo2806[1]](http://ketikketik.com/wp-content/uploads/2013/12/Photo280612-300x225.jpg)
Pendekatan hati:
Saya mencoba berbicara dari hati ke hati. Ternyata wanita ini menyimpan dendam dan kebencian terhadap sahabat baiknya,yang telah ditolongnya ketika dalam kesulitan,tetapi ternyata kemudian menghianatinya. Ketika berbicara,matanya berapi api .menunjukkan rasa dendam yang menyala nyala dalam jiwanya. “Coba bapak bayangkan,dia datang memohon mohon untuk meminjam uang,karena rumahnya mau disita oleh Bank. Karena sahabat baik,maka saya tidak tega menolak permohonannya. Saya pinjamkan Sertifikat Tanah,yang saya beli dengan susah payah. Dengan catatan,ia akan mengembalikannya segera setelah tanah perkebunannya terjual”
Tetapi sejak hari itu ia tidak pernah datang lagi. Saya datangi rumahnya. Jawabannya:” Maaf,tanah perkebunannya belum ada yang mau beli”Sungguh saya sangat sakit hati…Sejak saat itu saya mulai sakit sakitan dan kemudian sering pingsan. Bapak bisa bayangkan…sakitnya di hianati… Bagaimana mungkin saya bisa memaafkan orang seperti itu?!” Orang yang tidak pernah merasakan,bagaimana sakitnya dihianati,memang sangat mudah mengatakan untuk memaaafkan pak.” katanya ,masih dengan nada yang penuh kebencian.
Saya membiarkan bu Yanti mengeluarkan semua unek unek yang ada di hatinya,hingga ia puas dan kemudian berdiam diri.Baru saya mulai berbicara.
“Saya sudah dengar cerita ibu. Sekarang boleh saya bicara?”
“ Ya bolehlah pak “ Kata bu Yanti.
Saya ceritakan sepotong kisah hidup saya,betapa berkali kali saya dihianati:
Pengalaman saya pertama ,merasakan bagaimana sakitnya dihianati ,adalah oleh sahabat saya di Singapura. Yang sudah seperti keluarga. Bahkan selalu mengatakan :” Efffendi,you are my best friend. You are my brother..believe me..trust me. I dont running with your money…ternyata kemudian “menyimpan “ uang saya untuk selama lamanya.(Nilai dari 65 ton barang)
Pengalaman kedua adalah anak angkat kami,yang sudah kami didik bertahun tahun dan diberikan kepercayaan penuh,untuk memegang kunci gudang barang barang yang akan kami ekspor. Ternyata ketika kami keluar negeri.125 ton barang lenyap dari gudang dan tidak pernah kembali lagi bersama orangnya.
Pengalaman ketiga : seorang tukang beca ,yang saya didik dan saya modali agar bisa menjadi pengusaha.ternyata modal yang saya pinjami (tanpa bunga ,tanpa bagi hasil),dibawa kabur.
Pengalaman keempat : seorang anak yang sejak dari kelas 4 SD kami didik,hingga kemudian menikah. Kami pinjamkan uang untuk membeli 3 buah truk pengangkut pasir.,ternyata juga hilang tak tentu rimbanya.
Pengalaman kelima: seorang sahabat baik saya, memfitnah saya,sehingga saya masuk tahanan dan menderita lahir batin, Dipermalukan dan di shooting oleh salah satu TV nasional. Wajah saya ditayangkan sebagai :”tersangka” pelaku kejahatan…..
Bu Yanti ,mengerti bagaimana perasaan saya ,ketika wajah saya ditayangkan oleh stasiun TV sebagai tersangka kasus kejahatan? Saya sudah menjalani semuanya bu..
Kata kata yang mampu mengubah hati
Bu Yanti terdiam.matanya berkaca kaca dan kemudian menangis sejadi jadinya
Setelah ia mulai tenang,saya tanyakan : “Menurut bu Yanti,apakah penderitaaan saya kurang cukup?”
Si ibu tidak menjawab,hanya menangis sejadi jadinya.
“Mereka semua sudah saya maafkan bu Yanti.. Dan ternyata semua penghianatan itu,tidak mampu menghadang hidup kami. Bahkan rejeki kami bisa datang dari mana mana saja..
Kalau boleh saya sarankan:” Maafkanlah mereka yang menyakiti dan menghianati kita bu Yanti. Percayalah bila bu Yanti mau memaafkan,maka bu Yanti akan sembuh”
Kita diciptakan bukan untuk membenci…..
Kami berpisah….namun mata bu Yanti yang tadinya penuh dengan dendam kesumat,sekarang sudah berubah teduh…Saya berdoa semoga ini menjadi obat yang akan menyembuhkannya.
Terima S.M.S.
Seperti biasa,bila sedang berada di tanah air,setiap hari ,minimal saya menerima sekitar 100 sms setiap harinya dan semuanya pasti saya jawab. Salah satu yang menarik adalah dari bu Yanti,isinya:
“Alhamdulilah Pak Effendi,sudah seminggu saya tidak pingsan lagi. Luar biasa ,saya bisa memaafkan sahabat yang menghianati saya! Sungguh,saya sudah menemukan titik balik dari kehidupan saya yang selama ini merana karena dendam kesumat”
Hari ini untuk pertama kalinya saya bisa bersyukur,memandangi matahari terbit. Bahkan melihat pepohonan bergoyang dan burung burung berkicau,sudah mampu melahirkan rasa syukur saya kehadirat Tuhan. Yang selama belasan tahun,tidak pernah lagi saya rasakan. Karena hati dan jiwa saya terbelenggu oleh dendam dan kebencian..”
Bapak benar. Kita diciptakan bukan untuk membenci,tapi untuk mencintai sesama. Terima kasih tak terhingga.semoga Tuhan membalas semua kebaikan bapak dengan berlipat ganda…”
Renungan:
Saya tidak tahu,rasa syukur siapa yang lebih besar,diantara kami berdua. Bu Yanti bersyukur,karena ia sudah menemukan kembali titik balik dari kehidupannya. Ia berbahagia,karena sudah mampu mengalahkan diri sendiri,setelah belasan tahun selalu terbelenggu oleh dendam.
Sisi lain,saya juga bersyukur,karena usaha saya untuk membangunkan orang dari mimpi mimpi buruknya,ternyata ada hasilnya.. Salah satu adalah bu Yanti.
Saya memahami,bahwa karena berbagai keterbatasan,saya tidak mungkin melakukan hal hal besar setiap hari dalam hidup saya. Tetapi saya yakin ,bisa melakukan hal hal kecil ,yang mungkin bisa membawa perubahan besar dalam hidup orang lain.
Sungguh ,kita diciptakan bukan untuk saling membenci,tapi untuk saling mengasihi.Hatred cannot be end by hatred,by love.
Wollongong,musim panas,04 Desember,2013
Tjiptadinata Effendi
Membaca tulisan pak Tjipta seakan terbayang pula kisah saya dimasa lalu berkali-kali tertipu, terakhir oleh sahabat baik, rumah sampai saya jual dan saya ngontrak berharap usahanya berhasil dan bisa mengembalikan uang saya tapi dia menghilang, inspiring article Pak, salam hangat untuk keluarga.
Terima kasih Pak Rudy. ya pak,kita belajar dari pengalaman hidup,termasuk yang pahit getir..Saya dulu hampir gila,karena uang hasil jerih payah bertahun tahun dilarikan sahabat baik saya di singapore.Saya bersyukur kepada Tuhan,ternyata rejeki kita tidak bisa ditutupi orang lain.Terima kasih sduah berkenan mampir…salam sukses selalu pak Rudi
Pak Tjipta, apa yang dialami Bapak menjadi pengalaman sangat berharga, kesabaran yang berbuah kejayaan. Terima kasih atas pengalaman berharganya
salaman