Gaya  

Universitas Kehidupan

SAM_0205Pertengahan Juni ,tahun 2012 ,saya dan istri melakukan perjalanan ke Kanada dan Amerika Serikat.Kami terbang dari Sydney dengan pesawat Delta Air, salah satu maskapai penerbangan milik Maskapai International American Airlines, dengan tujuan Vancouver, ibu kota Kanada.

Setelah penerbangan yang cukup melelahkan selama lebih kurang 16 jam,kami tiba di Bandara Internasional Vancouver.Dari sini, kami naik taksi ke Pelabuhan Laut ,yang jaraknya sekitar 45 menit jarak tempuh. Dari kejauhan kami sudah melihat badan kapal pesiar, yang bernama:” VOLENDAM”Kami harus menunggu cukup lama disini, karena antrean calon penumpang lumayan panjang. Tidak ada yang saling mendahului dan tidak terdengar ada yang bertengkar,walaupun disana ada ribuan orang. Mereka agaknya sudah terbiasa dengan sistem antre dan menghargai nya.
.
Sabar menunggu
Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan didalam hidup ini ,bila kita tidak tahu bagaimana mensiasatinya. Caranya mudah. Cari kesibukan selama menunggu. Baca majalah. Berbicara dengan orang yang ada dikanan kiri atau jalan jalan melihat sekeliling.Tanpa terasa 2 jam sudah berlalu, kami baru disadarkan oleh pengumuman dari petugas,agar seluruh calon penumpang diminta untuk masuk ke ruang tunggu .Aula ini cukup besar untuk menampung 4 ribu orang. Seluruh calon penumpang diberikan penjelasan oleh petugas imigrasi U.S.A ,yang sudah berada disana.Selesai memberikan penjelasan,penumpang dipersilakan masuk satu demi satu.untuk pemeriksaan.

Pemeriksaan calon penumpang oleh security , kelihatan hanya sekedar formalitas saja. Karena tidak ada satupun koper yang disuruh buka. Hal ini beda jauh ,bila kita bersiap untuk berangkat lewat pesawat udara,dimana tidak hanya telpon genggam dan laptop yang diminta untuk dikeluarkan dari tas penyimpan, sepatu dan ikat pinggang juga harus dilepas. Hal ini berlaku sama, tidak ada yang dikecualikan..Setelah selesai.para calon penumpang diijinkan masuk dengan tertib ke kapal. dikecualikan.

Kapal Mirip Hotel Terapung
Kapal ini berkapasitas lebih dari 2000 kamar,sehingga mirip hotel terapung.
Setelah mendapat kesempatan untuk beristirahat di kamar masing masing, melalui alat pengeras suara, seluruh penumpang diminta untuk berkumpul di dek kapal,karena akan dilakukan simulasi penyelamatan diri, sekiranya terjadi musibah.

Ketika petugas berbicara, tidak seorangpun terdengar atau terlihat saling ngobrol. Mungkin mereka menyadari,bahwa apa yang dilakukan petugas,adalah untuk keselamatan mereka juga.Caranya ini kelihatan paling ampuh,yaitu menyentuh kepentingan langsung orang banyak. Jelas dan transparan. Orang diingatkan:” Ini untuk keselamatan anda ,bukan untuk saya”. Kapal ini dilengkapi dengan puluhan sekoci dan pelampung keselamatan

Untuk sarapan dan makan siang,penumpang bebas memilih waktu dan makanan mana yang disukai. Tetapi untuk makan malam, seluruh penumpang ,diminta untuk santap bersama. Tujuannya adalah agar ada waktu untuk saling komunikasi dan mengenal diantara sesama penumpang dan awal kapal yang berjumlah lebih dari 4 ribu orang .

Baca juga :  Menulis OK, Mencibir OK

SAM_0142 Awak kapal yang bertugas di restaurant, sebagian besar berasal dari Indonesia.
Berada jauh di negeri orang, apalagi di samudra lepas,maka kesempatan bertemu dengan sesama orang Indonesia, merupakan kegembiraan tersendiri.Ditambah lagi,menurut mereka, dari daftar tamu. orang Indonesia pada perjalanan kali ini cuma kami berdua.
Maka dalam waktu singkat, kami berdua jadi “orang penting ” di kapal tersebut, karena mereka silih berganti datang ke kamar kami, untuk memperkenalkan diri. Kami jadi akrab dan saling bertukar alamat email.

Ada pak Made dari Bali,yang menurut keterangannya sudah 6 tahun berkerja di kapal pesiar. Jadi sudah betah. Saya tanya apa tidak kangen keluarga?
“Ya kangen lah pak”. tapi saya berpikir,biarlah bersakit sakit dahulu, agar di masa depan bisa hidup berkecukupan dengan anak istri”
Lain lagi Ida,yang juga dari Bali. Masih muda,sekitar 25 tahun. Ida sudah 3 tahun bekerja di kapal . “Niat saya menabung agar bisa bangun rumah ditanah peninggalan kakek di Tabanan pak” Saya senang disini,makan enak dan banyak cowok ganteng lagi ,”katanya bergurau.
Tertawa dan bercanda ,mungkin adalah obat mujarab bagi teman teman kita yang jauh di samudra lepas dan berbulan bulan tidak pernah ketemu keluarga.

” Perasaan “home sick” atau kerinduan akan rumah,tidak mungkin bisa dihapuskan,tapi bisa disiasati,” Kata Sahrul asal Padang. “Makanya kalau saya dengar lirik lagu :” Takana jo kampuang” saya tidak bisa membendung air mata . Padahal saya bukan tipe laki laki cengeng” tambahnya.
Ada Yogi yang dari Yogya,yang suka melucu. “Saya dulu pendiam lho pak,tapi sejak bergaul dengan teman teman di kapal ini,ee saya bisa berubah jadi pelawak” katanya sambil ketawa.
” Di kapal ini saja ,ada 87 orang asal Indonesia,” kata Markus ,asal Ende/Flores”. Di tiap kapal pesiar pasti ada orang Indonesianya dan kalau kapalnya berada dalam satu company,kami bisa saling kenal ,karena sering ditugaskan gonta ganti kapal” . Selanjutnya facebook dan email,menjadi sarana yang menghubungkan kami ,tidak hanya dengan keluarga ,tapi juga dengan teman teman yang terpisah pisah jauh.” Jelas Markus.

Kesimpulan dari kisah kisah yang mereka ceritakan adalah : bekerja di kapal pesiar ada enak dan ada juga tidak enaknya. Yang menyenangkan adalah gaji yang lumayan besar.
Dan sebagian besar dapat di simpan,karena di kapal boleh dikatakan tidak ada pengeluaran,kecuali mau ikutan shopping ketika kapal merapat di pelabuhan yang menjadi rute perjalanan.Yang tidak enaknya,menurut mereka adalah jauh dari keluarga,jauh dari tanah air,selama berbulan bulan.

Namun tekad untuk mengubah nasib, mengalahkan segala rintangan,sehingga mereka berupaya agar betah bekerja di kapal.Mereka merantau,bukan karena tidak cinta keluarga,bukan juga karena tidak cinta Indonesia,melainkan untuk kelak membangun keluarga yang mapan dan secara tidak langsung membangun Indonesia yang sejahtera.
Memang, nasib ada ditangan kita masing masing. Tidak ada yang bisa mengubah nasib kita, bahkan Tuhan juga tidak akan mengubah nasib manusia,bila manusia sendiri tidak mau berubah.My destiny is in my hand and your destiny is in your hand.

Baca juga :  Menafikan Kebenaran

Dua hari berlalu tanpa terasa dan tiba saat kami merapat di dermaga Alaska. Bagi orang lain,mungkin hanya perjalanan biasa biasa saja.Tetapi bagi kami berdua, hal ini melahirkan rasa syukur yang luar biasa. Karena merupakan impian kami sejak sepuluh tahun yang lalu. Dan kini impian tersebut menjadi kenyataan.

Jam 9.00 pagi penumpang dengan memegang kartu pas masing masing, diijinkan turun ke dermaga untuk selanjutnya memilih rute tour yang di senangi.
Sementara itu hujan rintik rintik yang sudah turun sejak subuh,masih terus berlangsung.
Temperatur pagi itu sekitar 2 derajat Celcius. Cukup dingin untuk ukuran orang Indonesia. Tetapi karena hati kami dipenuhi dengan rasa kegembiraan,maka udara dingin tidak menjadi halangan.

Tiba tiba kami mendengar sayup sayup suara orang lagi bernyanyi.
Ketika kami mendekat, ternyata seorang pengamen ,sedang bernyanyi dengan suara keras,diiringi petikan gitar.
” Hi …good morning everybody
Welcome to Alaska
Who ever you are..celebrate your life
Enjoy your life.
Look at me..I have nothing
But ,if I die to day
Praise The Lord
Because I have got a cup of capuccino….”
.
Saya terpana…….
Kata demi kata yang keluar dari mulut pengamen tersebut.
menembus masuk ke relung hati Orang ini telah mengingatkan saya,bahwa hidup adalah karunia yang patut selalu disyukuri. Jujur,saya malu pada diri saya Saya malu pada Tuhan Karena rasa syukur pengamen ini jauh melebih saya Padahal saya sudah diberikan hidup yang berkecukupan.

Sejak itu,setiap kali saya mau mengeluh kalau ada masalah, saya teringat kata kata pengamen tersebut dan saya tidak jadi mengeluh.Tidak salah orang mengatakan :” Bila anda mau belajar, jangan melihat siapa yang berbicara, tapi dengarlah apa yang dikatakannya”
Ternyata dengan meningkatkan rasa syukur kita,maka hidup terasa jauh lebih indah . Rasa syukur merupakan obat mujarab, agar kita terhindar dari stress.Belajar di bangku sekolah akan . menghadirkan ilmu pengetahuan, Belajar dari setiap kejadian hidup ,akan melahirkan kearifan .

Universitas Kehidupan adalah universitas yang tiada duanya didunia ini, dimana kita bisa belajar setiap
Kita bisa membiarkan setiap kejadian berlalu begitu saja, atau belajar memetik hikmahnya. Pilihan ada ditangan kita.

Wollongong.25 Desember,2013
Tjiptadinata Effendi

Respon (6)

  1. Setelah berselang waktu, akhirnya artikel Pak Tjipta yang saya tunggu tunggu hadir juga. Rasanya senang sekali bisa membaca pengalaman hidupnya yang sarat dengan hikmah dalam kehidupan ini.http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    Terima kasih untuk artikelnya Pak Tjipta, dan kami mengucapkan Selamat Natal, semoga damai dihati, damai dibumi..

    Salam http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif

  2. perjalanan luar biasa dengan mata kuliah yang berkualitas, bukan hanya menyenangkan tapi juga memberikan penghidupan. Di universitas kehidupan memang terhampar begitu luas kitab suci yang dapat memperkaya batin.

    Salaman

  3. Terima kasih Mas Admin,untuk supportnya.Sebenarnya sudah beberapa kali saya coba posting,tapi ada masalah dengan Laptop,sehingga tertunda ,Terima kasih juga untuk ucapan Selamat Natal. Semoga Danai Sejahtera selalu menyertai kita disepanjang jalan kehidupan kita.Salam hangat dari jauh

  4. Pak Kate,terima kasih sudah berkenan memberikan supportnya,Saya setuju pak,di dalam perjalanan hidup,teramat banyak yang dapat kita pelajari dan kita terapkan dalam hidup. Malah menurut saya jauh lebih baik ,daripada hanya sekedar menghafal ayat ayat kitab suci,tapi tidak pernah mempraktekkannya.Saya dan istri ,baru saja sampai di Perth,setelah terbang 5 jam dari Sydney.

  5. Ternyata Pak Tjipta punya magnet kuat..
    saya sampai ikut terseret ke sini juga..
    Banyak sekali pengalamannya pak.. akan saya kliping semua catatan perjalanan dan pengalaman Pak tjip
    ini seperti bukuku di bumi dan guruku dari langit

  6. Wah, pak Sutrisno..terima kasih…kalau begitu saya punya daya hipnotis yaaa heheh..maaf bercanda… ya pak. saya berpikir,kalau hanya tersimpan di buku catatan harian saya,tidak ada yang baca selain saya. Jadi seluruh pengalaman hidup saya akan berlalu begitu saja. Walaupun tidak ada hal hal yang spektakuler,tapi setidaknya kalau ada manfaatnya bagi yang baca,tentu bagi saya sudah merupakan berkah dan kegemiraan tersendiri.
    Apalagi kalau berkenan di kliping..lagi lagi suatu apresiasi bagi saya,sungguh pak,akan saya jadikan motivasi untuk terus menulis…Terima kasih sekali lagi dan salam hangat dari benua Kanguru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *