Gaya  

Memaafkan Menghadirkan Kedamaian

SAMSUNG DIGITAL CAMERA
foto:doc.pri

Memaafkan Menghadirkan Kedamaian
Setiap tahun ,saya dan istri selalu menjadwalkan untuk pulang ke tanah air .Dan tentunya tidak pernah terlupakan untuk mengunjungi Kota Padang. Begitu juga tahun lalu,ketika berada di kota Padang ,kampung halaman dimana saya dilahirkan,kami diajak makan siang oleh ponakan saya Rudy.. Selesai makan siang,kami dibawa keliling kota Padang. “Untuk bernostalgia” ,katanya sambil tersenyum.Sudah banyak yang berubah,menurut pandangan mata saya. Kali Batang Arau yang membela kota Padang dengan daerah perbukitan,yang dulu hanya bisa ditempuh dengan mengunakan perahu tradisional,sekarang telah dilengkapi dengan jembatan yang sangat indah.

Dikiri kanan jembatan,berjejeran penjual jagung bakar ,jagung rebus dan pisang panggang. Tentunya tidak ketinggalan penjual es dan berbagai minuman tradisional.Tanpa diminta,ponakan saya menghentikan kendaraan,rupanya ia arif melihat pandangan mata saya tidak berkedip memandang kearah jagung bakar. Maklum sudah bertahun tahun ,tidak pernah menikmatinya lagi.Saya turun dari kendaraan dan memesan 3 buah jagung bakar,untuk kami bertiga.
Tiba tiba pandangan mata saya tertuju pada seorang tukang beca yang sedang menurunkan kardus kardus berisi minuman air mineral. Darah saya sepertinya mengalir dengan cepat. Ya Tuhan,itu kan sahabat lama saya Nasir?! Saya melangkah mendekat dan seperti mendapatkan firasat,si tukang beca membalikkan tubuhnya. Kini kami saling berhadapan dan bertatap muka. Wajahnya tiba tiba berubah pucat . Benar dugaan saya,ternyata pengemudi beca ini adalah sahabat lama saya Nasir.

Saya mengulurkan tangan ….Nasir merangkul saya dan menangis…maafkan saya…maafkan saya …”.katanya terisak . Saya rangkul tubuhnya yang kurus dan berbisik:”Sudah sejak dulu anda saya maafkan Nasir:”
Mendengar bisikan saya,tangisnyapun pecah. Tiba tiba saya baru sadar,bahwa semua mata yang ada disana tertuju pada kami berdua. Dengan cepat saya sisipkan sesuatu ditangannya:” Ini sedikit untuk anda Nasir”. Ternyata Nasir sudah tidak peduli lagi pada orang orang sekitar kami. Ia memeluk saya erat erat,seakan akan tidak ingin saya melepaskannya.

Baca juga :  Fey Down

“Nasir,” kita ditonton banyak orang. Salam untuk keluarga ya. Lain kesempatan kita jumpa lagi”.Maka kamipun berpisah,karena ponakan saya sudah diklakson berulang kali oleh kendaraan yang berada dibelakangnya,karena menghalangi lalu lintas
Kami bertemu tidak lebih dari 7 menit,tapi pertemuan itu melegakan saya.karena setidaknya Nasir sudah tahu,bahwa saya sudah lama memaafkannya.

23 Tahun Tidak Ketemu
Sewaktu saya masih seorang pengusaha di kota Padang,Nasir setiap hari nongkrong didepan gudang kopi dan kulit manis saya. Tugasnya adalah mengantarkan langganan saya keperhentian bus ,setelah jual beli selesai. Kalau lagi senggang,ia rajin bertanya tentang seluk beluk kopi dan kulit manis.Saya memperhatikan orangnya sopan santun dan jujur. Saya sangat ingin membantunya untuk bisa mengubah nasibnya.
Maka pada suatu hari Nasir saya panggil.” Nasir,anda sudah 2 tahun bersama saya dan sudah mengetahui seluk beluk tentang kopi dan kulit manis. Saya mau meminjamkan anda modal,agar anda bisa merubah nasib ” .Ia memandangi saya seolah olah tidak percaya akan apa yang didengarnya. Maka kembali saya pertegas bahwa saya ingin membantunya untuk mulai berusaha. Karena saya teringat,sewaktu hidup kami morat marit ,saya juga dibantu oleh Samsuar teman saya,sehingga hidup kami kelak berubah total.

Nasir sangat gembira. Apalagi ketika saya katakan kepadanya,bahwa ia tidak usah membagi keuntungan pada saya. Kewajibannya adalah mencicil pinjaman tiap bulannya ,dari hasil dagangannya.Pada bulan bulan pertama,semua berjalan lancar. Tiap awal bulan ,Nasir membayar ansuran utangnya pada saya ,tanpa perlu diminta. Saya merasa sangat senang,karena telah mampu berbuat sesuatu,sehingga seorang tukang beca,bisa menjadi pedagang.

Baca juga :  Kisah Maryati Nan Pilu

Uang Bisa Mengubah Kesetiaan
Namun pada suatu waktu,kami sekeluarga berlibur keluar negeri, Kendali perusahaan saya percayakan pada ponakan dan sekretaris saya. Ketika kami kembali,Nasir tidak muncul. Saya mencoba menelpon kerumahnya,tapi tidak ada jawaban Karena penasaran,saya ajak istri saya kerumah kontrakannya. Ternyata menurut pemilik rumah,sudah sebulan Nasir tidak lagi tinggal disana. Katanya pulang kampung.

Saya amat kecewa. Sejak saat itu kami tidak pernah ketemu lagi. Seiring dengan perjalanan waktu,rasa kemarahan dan kecewa saya sirna dan didalam hati saya sudah mengihklaskan dan memaafkan Nasir. Saya berpikir:” Ya biarlah,mudah mudahan dengan uang yang saya pinjamkan Nasir,bisa mengubah nasibnya”

Memaafkan Menghadirkan Kedamaian di Hati
Semenjak saya bisa memaaafkan orang orang yang pernah menyakiti saya lahir dan batin,ternyata menghadirkan kedamaian dan ketenangan batin yang luar biasa. Saya bisa makan dan tidur nyenyak. Saya tidak kuatir ketemu siapapun dan saya merasa aman dimanapun saya berada. Karena saya tidak merasa mempunyai musuh. Karena hidup dengan menyimpan kemarahan,apalagi kalau ada dendam dan kebencian,sudah pasti kita kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam hidup kita,yaitu kedamaian dan ketenangan batin.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menempatkan diri sebagai “orang baik hati”,tetapi semata mata ingin berbagi sedikit pengalaman hidup. Yang mungkin ada gunanya untuk disimak dan dipetik pelajarannya.
Hidup tanpa dendam dan kebencian,akan menghadirkan kedamaian dan berkah. Hal inilah yang saya rasakan di sepanjang perjalanan hidup saya.

Wollongong, 07 Desember,2013
Tjiptadinata Effendi

winner3

Respon (8)

  1. Saat saat yang indah dalam hidup adalah ketika kita bisa memberi, dan bukan pada saat menerima.

    Ketenteraman hidup kita dapatkan bila kita bisa menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang menyakitkan hati dan yang membuat kita kecewa.

    Kesempurnaaan hidup terjadi saat kita sanggup melewati masa masa sulit dengan sabar, sambil terus berusaha dan berdoa.

    Pengalaman hidup pak Tjipta dengan jelas memberi kita pencerahan tentang bagaimana menjalani hidup dan kehidupan ini.

    Terima kasih Pak Tjipta.. http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Terima kasih Mas Admin,
      Suatu apresiasi yang tak ternilai bagi saya.
      Akan saya jadikan motivasi diri ,untuk selalu menuliskan,cuplikan perjalanan hidup .
      Benar mas,pada waktu mengalami hal yang menyakitkan,terkadang kita bertanya,kenapa hal ini harus terjadi pada diri kita? Tetapi belakangan baru memahami,bahwa hal tersebut adalah jalan yang harus ditempuh untuk mendewasakan jiwa kita. Menerima dengan ikhlas ,ternyata menghadirkan kedamaian di hati..
      Terima kasih Mas Admin.
      salam hangat dari jauh

  2. saya kira ada di antara kita yang hidup dalam beban karena sulit memaafkan bila tidak memiliki yang namanya air suci kasih sayang yang berada di dasar samudra hati kita. Selalu penuh dengan pembelajaran, pak Tjipta . Salaman http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Pak Kate,selamat malam. terima kasih sudah berkenan singgah . Benar Pak Kate, kita tidak mungkin bisa memaafkan orang lain,bila kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri,Terima kasih dan salam sukses selalu

  3. Dan merugilah orang-orang yang tak bisa memberi maaf
    Itu kesimpulanku Bang.
    Saat apa saja
    Amunisi memaafkan selalu mendongkrak kebahagiaan

    1. Terima kasih saudaraku Pak Dosen,benar kita tidak mungkin bisa berbahagia dengan menyimpan dendam di dalam hati…Salam hangat untuk keluarga saya di Makasar

    1. ya benar Mbak Ayu. pada awalnya memang tidak mudah,tapi semakin banyak kita belajar dari hidup,semakin kita sadari bahwa satu satunya jalan untuk hidup damai adalah memaafkan mereka yang pernah melukai hati kita..salam hangat dan terima ksih sudah berkunjung ya Mbak Ayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *