Gaya  

Apakah Hidup hanya untuk Bekerja?

“Mana ada waktu untuk membaca lagi? Bekerja seharian saja sudah capek!”

Bekerja memang bisa melelahkan badan dan pikiran. Apakah dengan demikian tidak bisa lagi melakukan hal lain yang bermanfaat?

Jawaban di atas itu dikemukakan seorang teman ketika saya tawari buku untuk dibaca mengisi waktu luangnya.

Prinsipnya saya suka dengan orang yang mempunyai minat baca, makanya kalau ada teman yang hobi membaca saya suka meminjami buku untuknya. Dengan harapan siapa tahu dapat pinjaman balik he he he…

Tapi jawaban teman ini memang membuat saya kehilangan gairah. Kalau dia bilang tidak suka membaca, pasti saya maklumi. Lah ini katanya tidak sempat gara-gara kerja sampai membuatnya kelelahan, sehingga malas melakukan hal lainnya.

Alasannya kalau ada waktu luang selepas kerja selalu dimanfaatkan untuk istirahat atau tidur. Rupanya kerja memang membuatnya kelelahan. Heran juga padahal umurnya masih mudah. Belum ada tiga puluhan.

Baca juga :  Loe Mau Lahir Tanpa Kuping?

Memang fokus seseorang berbeda dalam hidup ini. Namun bila setiap hari memikirkan kerja sampai lelah. Ya heran juga.

Ada lagi seorang teman yang dulunya rajin menulis _di Kompasiana_ tapi sekarang sudah berhenti total sampai mau buka blog keroyokan ini sekadar baca-baca pun katanya tak sempat. Alasannya sama alias sebelas dua belas dengan teman yang diceritakan di atas. Kecapaian kerja. Dari pagi sampai malam.

Herannya walau sudah fokus kerja siang- malam dan masih jomblo. Tidak kaya-kaya juga tuh. Malah masih kekurangan. Tolong jangan bilang-bilang ya ke teman saya itu.

Saya pernah bilang,”Kenapa sih mikirnya kerja aja? Menulis kan masih bisa walau seminggu sekali. Membaca juga bisa sesekali. Khususnya tulisan saya tuh!”

Baca juga :  Ciri Orang Kreatif [2] Berpikiran Mandiri

Gak sempat. Capek. Kerja juga kan buat bayar utang!” kilahnya.

“Kalau soal utang, tuh utang saya lebih banyak lagi. Habis gajian langsung ludes. Tapi tetap bisa nikmati hidup. Menulis dan membaca tak ketinggalan. Kalau capek ya capek jugalah!

Kalau dipikir-pikir, apa nikmatnya hidup hanya memikirkan kerja sampai kelelahan? Padahal hidup ini tidak hanya untuk kerja dalam lelah.

Banyak hal yang masih bisa kita lakukan untuk menjadikan hidup ini bernilai daripada sekadar bekerja. Bukan begitu, kawan?

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *