
kerling mentari terpantul kemayu
berjingkat dari sisa-sisa embun di pepucuk pinus
sepagi yang biasa
hanya biasa
seperti biasanya
hujan semalam menyisakan dingin saja
tapi…
bangku di teras rumah kita tetap masih kosong
sejak engkau tinggalkan
tanpa kata-kata
di pagi yang sama
beribu hari yang lalu
tengkyuh min…jempolnya gede amir ^_^
Mana kursi kosongnya?
Sini kita duduk bersama
wkwkwkwkwk
jangan…ntar ambrol
hmm kutunggu kau kembali
walau sejuta pagi kan kulalui
menatap dan meratapi kepergianmu
hingga mentari tenggelam dipeluk malam..
hehe selamat jumpa lagi mbak Marull… Puisi yang indah…salam hangat selalu
meratapi takkan membuatnya kembali
beribu doa saja untuk menemani dia di sisi pelangi
jumpa di sini ya daddy ^_^
merindu juga nih ceritanya…?
nice poem…
merindu yang pantas dirindu, mbak Larasati
masih harus belajar lagi ,
puisi di penghujung tahun yg manis mbk…:)
diksinya masih buruk, terlalu dipaksakan…
masih ada sisa desember yang mesti dijalani,
salam , Melati Senja