PAK IKHSAN, PRIBADI YANG INDAH , SEINDAH HATI DAN NAMANYA :
Pak Ikhsan seorang tuna netra berjualan kerupuk ikan di wilayah Pamulang, tepat di depan masjid Al Munawarah. Bermodal bangku kecil, kantong plastik dan kerupuk ikan yang disimpan dalam plastik besar. Pakaiannya kaos oblong sederhana, ada tas gantung tempat meletakkan uang. Ia berjualan dari pagi hingga malam, tergantung cepat lambat habisnya dagangan. Hujan dan panas bukan halangan. Wajahnya selalu tersenyum, walau pernah ditipu pembeli yang pakai uang palsu.
Jualan kerupuk ikan untungnya tak seberapa tapi bagi pak Ikhsan yang penting halal. Bukan berapa banyak uang yang didapat tapi bagaimana mendapatkannya. Ia tak ingin menafkahi anak dan istri dengan rezeki haram. Senandung doa terucap dari bibirnya setiap ia mulai menggelar dagangan. Senyum dan ucapan terima kasih ia ucapkan pada setiap pembeli. Berapapun rezeki yang ia dapat setiap hari selalu ia syukuri.
Pak Ikhsan punya harga diri, ia tak mau dikasihani dan menjadi beban bagi orang lain. Ia tak suka minta minta namun berusaha mandiri. Jika ada pembeli memberi uang lebih, ia selalu berpesan agar tidak sering2 memberi uang kembalian, karena diluar sana masih banyak fakir miskin dan yatim yang lebih berhak menerima bantuan.
KORUPTOR, HIDUPNYA SERAKAH NGGA PUNYA MALU DAN HARGA DIRI
Mereka duduk manis di kantor mewah dengan seragam mahal. Gaji, fasilitas dan tunjangan setinggi langit, tapi hidup kekurangan melulu. Tanya kenapa ? Karena mereka serakah setengah mati, tak tahu diri , tak tahu malu , apa saja dikorupsi. Dari Al Quran, raskin, daging sapi dan masih banyak lagi. Dimana saja terjadi korupsi, dari hulu hingga ke hilir.
Seperti kata Wakil Ketua KPK Bapak Bambang Widjajanto dalam acara Mata Najwa :
“Jaman dulu korupsi hanya dilakukan laki laki, tapi jaman kini dilakukan oleh wanita dan juga anak anaknya alias sekeluarga jadi koruptor, artinya korupsi di Indonesia ber reproduksi.”
Koruptor tak punya harga diri, mereka perampok berseragam yang punya jabatan. Merampok uang rakyat diam diam, jika ketahuan membela diri mati matian seolah mereka manusia paling bersih.
Mereka juga “pengemis elit “ minta jatah sana sini. jika ngga dikasih maka jabatan digunakan sebagai senjata ancaman. Koruptor tak peduli uang haram yang penting harta tak habis tujuh turunan. Nauzubillah…
Sebelum duduk dikursi empuk, mulut mereka manis sekali. Semua janji janji seolah anti korupsi dan bekerja hanya untuk rakyat. Setelah jabatan di dapat, boro boro ingat rakyat. Sudah duduk lupa berdiri dan lupa sumpah jabatan. Pikiran mereka hanya satu, bagaimana dapat uang yang tak habis tujuh turunan.
Dimataku PAK IKHSAN jauh lebih mulia dari KORUPTOR, alasannya ?
Walau mata pak Ikhsan tak dapat melihat, tapi mata hatinya mampu membedakan halal dan haram. Sedang Koruptor matanya sehat melihat tapi hatinya buta tersekat nafsu dan inilah yang paling berbahaya. Mereka tak mampu mengasah kalbu. Mereka tak mampu membedakan halal dan haram. Mereka tak punya hati seputih hati Pak Ikhsan…
Walau pak Ikhsan pedagang kerupuk, berkaos oblong tapi ia jauh lebih mulia dari koruptor yang punya jabatan dan seragam mahal. Pak Ikhsan tak ingin mengemis tapi koruptor doyan ngemis. Pak Ikhsan jauh lebih kaya dari koruptor karena koruptor hidupnya ngga pernah cukup sedang pak Ikhsan merasa kaya karena bersyukur dan hidupnya barokah. Semoga Allah selalu melindungi pak Ikhsan dan keluarga. Amin.
Wahai para koruptor…tak malukah kalian pada pak Ikhsan, penjual kerupuk yang begitu mulia dimata saya. (fey down)
menurut saya kata yang tepat adalah koruptor rela memiskinkan diri demi harta, sedangkan pak Ikhsan memperkaya diri dengan tidak memiskinkan diri dengan terus bekerja