Gaya  

Bagaimaan Ini? Kenapa Belum Bisa Berubah?

brubahaJelas setiap manusia tidak terlepas dari yang namanya salah atau memiliki kebiasaan yang tidak baik. Ini memang merupakan masalah kita sebagai manusia. Dimana memang sudah menjadi masalah sejak manusia ada. Apa masalahnya?

TIDAK PEDULI dan NYAMAN DALAM KESALAHAN

Yang jadi masalah sikap kita terhadap kesalahan dan kebiasaan buruk yang kita miliki. Semakin menjadi masalah ketika sikap kita adalah tidak mempermasalahkan kesalahan atau sifat buruk itu sebagai hal yang harus diubah. Gawatnya malah merasa nyaman hidup dalam kesalahan dan seabrek sifat buruk.

Berkilah,”Masalah buat kamu? Aku ini masih manusia ya wajar kalau masih banyak salah dan berkelakuan buruk. Suka-suka saya dong. Nanti kalau sudah tua baru bertobat.”

Ini jadi masalah apabila kita memiliki persepsi ini. Masalahnya peti mati atau kuburan itu bukan tempat hanya untuk orang tua. Tapi untuk orang mati.

Baca juga :  Tahun Baru, Berkaca Pada Tahun Lalu

Apakah kita memiliki waktu hidup sampai tua, sehingga masih ada kesempatan bertobat? Ini yang jadi masalah.

MAU BERUBAH TAK BELUM BISA

Yang jadi masalah selanjutnya adalah menyadari kesalahan atau memiliki sifat buruk. Ada keinginan untuk berubah. Tapi tidak bisa-bisa.

Hari ini bertekad tidak akan mengulangi kesalahan yang telah terjadi, selang beberapa hari melakukan kesalahan yang sama.

Sifat buruk yang ada ingin dibuang jauh-jauh dengan janji yang menggebu. Bertahan semingu-dua minggu. Seterusnya kambuh lagi kebiasaan buruknya ini.

Begitu berulang kali terjadi. Kesal sendiri. terbersit pikiran negatif,”Memang sudah harus begini kali ya? Saya memang tidak bisa berubah lagi!”

Tunggu dulu! Untuk bisa hidup lepas dari kesalahan dan sifat buruk memang tidak semudah menengguk minuman energi. Diperlukan keinginan dan energi yang luar biasa tanpa henti. Semangat yang terpelihara dan kesadaran yang terjaga untuk berubah.

Baca juga :  Mengelola Emosi, Sulitkah?

Kata putus asa tidak boleh ada. Karena bila itu terjadi, maka habislah kita terjatuh dalam kubangan sebagai makhluk tak berguna. Kalah sama dengan seekor kerbau yang dagingnya masih laku dijual setelah dipotong.

Ingin mengubah diri menjadi lebih baik dan membuang kebiasaan buruk adalah perjuangan dan proses seumur hidup. Tidak ada kata berhenti.

Selalu menggantungkan harapan bahwa esok akan berubah menjadi lebih baik lagi merupakan pilihan yang menarik. Esok pasti akan lebih baik.

Sebagai afirmasi bolehlah diresapi kalimat ini: “Kalian boleh menyalahkan dan menertawakan kesalahanku hari ini sepuasnya. Silakan. Sebab esok tak ada kesempatan lagi.” 

 

[Katedrarajawen]

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *