
Semua orang pernah salah, tak terkecuali diri saya yang hanya manusia biasa. Khilaf dalam bertutur kata baik secara lisan maupun tulisan.
Seringkali kita bercanda, tak terasa terbawa suasana , canda pun melantur. Bahan pembicaraan yang tak jauh dari masalah kehidupan sehari-hari menjadi candaan. Bahkan peristiwa pedih pun segera menjadi bahan candaan. Menyakitkan.
Sebenarnya kesalahan-kesalahan seperti itu dapat kita kurangi bila kita membuka hati dan melihat suatu permasalahan dari banyak sisi.
Analogi saya begini :
Salahkah saya bila mengatakan gajah itu punya wajah yang lucu dengan kedua mata kecil,dua daun telinga lebar, belalai panjang yang lemas dan dua kaki besar yang saling berdekatan?
Salahkah saya bila mengatakan gajah itu punya satu mata kecil, satu telinga lebar, belalai panjang , ekor kecil dan badan tambun dengan dua kaki besar yang berjauhan?
Pertama, saya hanya melihat gajah dari depan saja. Tepat di depannya.
Kedua, saya hanya melihat gajah dari sebelah sisinya saja. Tepat di sisinya.
Sudah cukupkah melihat suatu peristiwa/ masalah hanya dari satu atau dua sisi saja? Saya rasa tidak, belum cukup. Melibatkan rasa, melibatkan hati itu penting juga, tak hanya sekedar logika untuk menjawab/menyelesaikan suatu masalah.
Dan, bukankah kita sebenarnya bisa belajar dari kesalahan orang lain?
Hingga kita tak perlu mengulangi kesalahan yang sama. Hal-hal yang bisa kita peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Yang seringkali tak kita jumpai dalam pendidikan formal.
Menyadari kesalahan, kemudian meminta maaf dan berjanji dalam hati untuk tak mengulanginya lagi. Lantas menjadikannya cerminan untuk mawas diri, dapat memahami perasaan orang lain (dengan memposisikan diri sebagai korban/keluarga korban, terlepas dari peristiwa apapun itu, yang jelas peristiwa itu menimbulkan kepedihan) . Banyak orang yang mengatakan bahwa pengalaman itu merupakan guru yang terbaik meskipun kita tak harus mengalaminya sendiri.
Lantas, kesalahan di masa lalu itu kita jadikan batu pijakan untuk melenting lebih jauh dan lebih tinggi. Insya Allah, dengan doa dan usaha, kita akan bisa. Semoga tercapai segala cita-cita.
Saya harapkan juga kritik dan saran membangun dari anda. Terima kasih.
Salam hari Kamis semoga hari anda manis.
salah itu manusiawi, tapi tidak dengan alasan manusiawi lalu tidak segan berbuat salah. Gitu ya mbak Marul:)
yang manusiawi dan bisa ditolerir kan cukup sekali saja…kalau masih diulang yaa..kebangeten lah om Kate..
^salam pagi^
salah itu manusiawi… tapi hanya salah yang pertama..
asal nggak fatal akibatnya kan?
suka artikel ini… tfs
terima kasih mas Vepe…:)
gajahnya aja 😀
Kasihan gajahnya Rul
…mmm…bisa minta tolong lihatin gajah dari sisi sebelah bawah , Bang?

tulisan bagus untuk merenung…