
Lama nian, amatan akan seloroh-seloroh penyabar, penabah dan panabuh harapan; kepada orang yang sedang digasak masalah, duka, kepergian kekasih, ketidaklulusan, kegagalan kenaikan pangkat, dipecat dari perusahaan, ditolak kantor, dan dicampakkan keluarga atau apalah namanya. Job tergampang di daratan, lautan maupun di langit adalah menasehati orang lain. Ini urusan paling ringan, sebaliknya urusan paling berat adalah marah, cemburu, iri dan sepupu-sepupuannya.
Tuh orang yang marah, gak ada daya tariknya, jueeeelek buanget, lha empat puluh empat urat saraf bekerja keras saat seorang manusia marah kok.
—————
Kamu kenapa?
Aku ditinggal suami, anakku meninggal, aku ditipu dan seterusnya.
Respon paling sering terungkap dari seorang: Sabarlah, tabahlah, ambil hikmahnya…!
Ini ungkapan massal, begitu enteng diujarkan, lalu adakah perubahan signifikansi kepada sang penerima nasehat? Hemmm, sulit ditemukan itu. Sisi psikologiknyalah yang mesti dilandas, ditandas dan dimandat. Kerusuhan batinnya takkan stabil, sebab gak ada masalah batin secepat kilat, dan selesai, Dia harus ditebus.
Lalu, kultur itu masihlah terawat, sepertinya butuh pelatihan untuk perkara ini, tak cukup hanya membaca buku-buku motivasi. Lagian juga, pembaca buku motivasi, konon kabar ringannya adalah orang-orang yang sedang dibabat masalah hidup, problema keuangan, kecurian perhatian, dan luput spirit.
Selanjutnya, ini terapi one for all, 1001 problem, solusinya hanyalah: “Ambil Hikmahnya”. Ada yang alfa sekali, bahwa yang harus ambil hikmahnya itu adalah penasehat itu sendiri, sebab yang mengalami derita itu tak dibertahu ‘ambil hikmahnya’, lha ia sedang pikirkan plus-minusnya adata peristiwa yang sedang melandanya kok.
Jauh lebih berempati jika penasehat itu berkata: :”Saya prihatin, dan kalau bisa diceritakan bagaimana kejadiannya hingga itu terjadi karena saya akan ambil hikmahnya dari persitiwa itu”
Persis pepatah Rusia-nya begini: : “Aku turut berduka atas meninggalnya putrimu akibat tabrakan motor”. Lalu, ia lebih mudah merogoh sapu tangannya ketimbang dompetnya untuk sekedar ringankan biaya pemakaman.
Yah……….ambil hikmahnya, dan masukkan kembali sapu tanganmu…!
aku akan ambil hikmah dr tulisan ini…
wkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkw
Jangan lupa kembalikan hikmahnya yah