Gaya  

Kabar – kabari lho,…

responsible
foto : longdrivejourney.com

Tahun 2012 akhir, seseorang memberikan kontrak kerja per-enam bulan kepada saya sebagai asisten riset data. Dengan surat resmi bermaterai dan perjanjian yang kesannya sangat terpercaya. Tak lupa pula ia tunjukkan sebuah link di media massa manca yang menampakkan dirinya sedang terlibat dalam proyek penting di bidang riset dan penulisan. Bagi saya ini terlihat sebagai sebuah langkah emas untuk bekerja freelance.

Kemudian saya mendapat pembayaran dimuka sebesar 20%. Lalu ia menyebutkan sebuah perusahaan menengah yang cukup bonafide sebagai sumber risetnya. Kami datang dan melakukan wawancara. Humas dari perusahaan itu terlihat masih sangat muda kinyis – kinyis seakan baru lulus kuliah. okay, itu bukan masalah! Tidak boleh menjudge orang dari segi usia tua atau muda. Tak sedikit pula orang yang usianya matang kelakukannya tetap kekanakan bukan?

Dari komunikasi yang kami lakukan. Humas ini lambat laun ‘menghilang’. Ditelpon tidak bisa, diemail beberapa kali tidak menjawab. Bahkan tidak ada penyelesaian sama sekali tentang ‘apa yang terjadi’ dengan riset kami terhadap perusahaan tersebut. Pokoknya hewes – hewes bablas angine  — hilang tak berbekas. Bahkan para pimpinan perusahaan juga tidak ada yang menjawab email, boro – boro dapat ditelpon. Saya yakin resepsionis sudah ditraining mengenai mana – mana telpon yang dapat diteruskan dan mana yang digantung, dilempar, diacuhkan atau pura – pura diskonek. Ilmu kehumasan yang sudah sangat tua, tapi ampuh!

Singkat kata, kami menemukan obyek riset kedua. Sebuah perusahaan di Yogyakarta. Luar biasa bersyukurnya saya karena perusahaan ini skala kecil dibanding yang di Jakarta, tapi tanggapannya sangat positif. Pimpinannya dua anak muda yang sangat berbakat dan menyenangkan. Menerima kami dengan tangan terbuka, sangat berminat menjadi obyek riset kami dan sama sekali tak keberatan membuka data perusahaan untuk dituliskan menjadi bahan riset. Keduanya ramah, bahkan mengadakan acara khusus jamuan bagi kami para periset. Saya berpikir bahwa ini kesempatan yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Bertemu orang – orang yang baik dan bahkan tanpa koneksi apapun dari siapapun ia langsung percaya kepada kami para periset!

Baca juga :  Bukan Dirayakan Begitu

Setelah menyelesaikan riset di akhir 2012. Saya membantu sedikit dengan pengecekan dan terus bertanya pada periset utama untuk hal yang sekiranya dapat saya bantu. Ia mengaku sibuk dan dengan terseok akhirnya ia mampu menyelesaikan sekitar 75% dari proyek riset tersebut dan dikirim ke atasannya di manca negara. Sepanjang tahun 2013, periset utama ini JARANG SEKALI MENGHUBUNGI SAYA sebagai asisten resmi yang dulu diberikannya surat perjanjian kerja bermaterai. SAYA yang mengemail, menyapa, mengucapkan selamat tahun baru dan menanyakan kabar. Ia selalu mengaku ‘masih berhutang’ kepada saya dan kepada atasannya karena proyek penulisannya belum selesai juga. Saya katakan, tidak mengapa. Hingga akhirnya 2013 tutup usia dan berganti tahun berikutnya!

Awal tahun 2014, lagi saya mengemail dan mengucapkan selamat tahun baru. Sebenarnya saya tidak menanyakan lagi soal proyeknya, saya hanya ingin melihat reaksinya. Lagi, ia mengaku bahwa masih ‘berhutang’ kepada saya karena ia juga belum dibayar oleh atasannya. Final draft yang ia kerjakan belum rampung juga, bayangkan – pekerjaan penulisan riset dimana ia menyandang gelar entah s2 atau bahkan s3 saya lupa, dikerjakan dari 2012 akhir hingga awal 2014 masih belum rampung juga. Draft yang harus ditulis juga paling sekitar 30-50 halaman tidak sampai 100 halaman. Kali ini dengan sopan ia mengatakan bahwa ternyata para periset dari negara lain juga belum semuanya rampung menyelesaikan tugas tersebut! Lho…ini proyek lucu – lucuan rupanya? Entah,…

Baca juga :  Tidak ada 'Pilot Otomatis' di Kehidupan

Yang paling menggelikan di akhir email ia mengatakan pada saya agar “Kabar – kabari lho,.. Mbak..” Saya sedikit bingung, rasanya setiap beberapa periode sayalah yang menyapa, bertanya duluan bahkan sedikit memotivasi agar periset tersebut menyelesaikan tugasnya. Ini ia memberikan ending email dengan kata – kata “Kabar – kabari lho,.. Mbak..” seolah sangat merindukan kabar dari saya?? Buat saya ini ironi! Bagaimana sisa pembayaran fee saya yang 80% dan dijanjikan dalam surat kontrak dulu?? Misteri! Bagaimana tanggung-jawab kami pada kedua anak muda pemilik perusahaan di Yogya yang sudah demikian baik memberikan peluang pada kami?? Misteri juga.. Bagaimana sebenarnya ilmu kehumasan jaman sekarang ini ?? Super misteri!!… Haha!

 

Respon (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *